5

231 33 2
                                    

Happy reading
🤗🖤
.
.
.
.
.

"Gimana kalo bibir lu aja yang buat gantiin rokok gue?"

Mata win melebar seketika, win terus memberontak agar terlepas dari cengkraman Bian.

Bian tidak melepaskan tangannya dari wajah gembul win, matanya terus tertuju pada sebuah bibir yang terlihat manis dan menggoda.

"L-lwas!! Kwak bbian!" Tangan win refleks mencubit pinggang Bian, membuat sang empu meringis saat merasakan nyeri di pinggangnya.

"Ssshh! Sakit bet cubitan lu!"

Win mengelap wajahnya berkali-kali dengan kasar, tangannya dilipat di dada sambil manyun nunjukin wajah kesalnya kepada Bian.

"Shit! Lancang banget jadi orang." Ucap Bian dengan kekehan nya.

Win ngangkat sebelah alisnya "oh? Masih bisa senyum ka bian?" Kesal Win.

"Ampun! jangan marah-marah dong manis." Bian maju lagi tangannya berbetuk wai dengan komuk yang ber pura pura sedih. Setelah itu Bian megang tangan Win lagi.

"Ka lepasinnn..." Win berusaha melepaskan tangan kekar Bian dari lengannya.

Tapi Bian malah meluk pinggang ramping Win dan memeluk bocah manis itu, membenamkan wajahnya di ceruk wajah Win.

Win melebarkan matanya, "ih ka biann ko malah meluk si!" Win tetap berusaha melepaskan diri dari dekapan Bian, tapi tangan Bian terus menghimpit pinggangnya dan mempererat pelukannya.

"Lu gemesin banget si, jadi pen gue bawa pulang tau ga." Bian memutar mutarkan badannya dengan tubuh win yang masih di dekapannya.

"Pusing kaaa..!!"

Bian cuma terkekeh kecil, lalu melepaskan pelukannya menatap wajah manis nan imut Win dari jarak yang dekat.

Cup

Satu kecupan mendarat di hidung mancung Win membuat sang empu hanya mengerjap-ngerjapkan matanya.

Lalu Bian melepas kaca mata Win dan kembali menghujami kecupan di wajah win mulai dari kening, kedua pipi gembul win, hidung, dan kedua mata Win membuat sang empu otomatis memejamkan matanya dan yang terakhir bibir Win, tapi tak semudah itu verguso si iwin nutup mulut Bian pake telapak tangannya.

"Ka bian mau ngapainnn?" Ucap Win yang masih sedikit terkejut dengan tindakan kakel nya itu.

"Ya mau cium lu lah! Kenapa? Emang ga boleh?" Bian natep Win dengan wajah yang di buat seperti merajuk.

"B-bukan gitu maksudnya! I-itu kan sama aja dengan ka bian yang lancang udah cium tanpa ijin lagian Win buka siap-"

Bian terkekeh kecil lalu tangannya menarik kepala Win dan di ampit di ketiaknya membuat ucapan Win terpotong dengan aksi si Bian.

"Ih ka! Bau tau!" Gimana win ga ke bauan coba orang ini aja udah siang jam istirahat otomatis keringetan dong.

Bian ga ngehirauin dia jalan dengan kepala Win tetep di ketiaknya buat keluar dari roftof.

Win terus berusaha melepaskan diri, tapi ga bisa! Kekuatan bian lebih gede jadi di tahan sama Bian!

"Cepet ganti hape gue ato lo gue keluarin di tambah lu anak beasiswa jadi lebih gampang buat ngedepak lu dari sekolah."

Jangan lupakan bahwa bokap Bian yang punya yayasan di sekolah tersebut itu sebabnya kalo Bian ngelakuin sesuatu dia ga di keluarin. Bokap Bian ga peduli yang dia tau anak nya pinter dan rajin di sekolah karna apa? Yap bener karna bian di sekolah setiap ada ujian atau ulangan mendadak dia ga panik karna dia selalu minta salinan jawaban dari kantor. (Curang emang)

Win ga bisa jawab emang benar dia anak beasiswa bukan hanya karna win pintar tapi ia juga mendapatkan beasiswa itu dengan susah payah.

Karena win ga mungkin bisa bayar uang bulanan sekolah. Bocah laki-laki bernama Win ini hanya tinggal sendirian setelah kedua orangtuanya meninggal. Dan win bukan dari keluarga yang berada, dia hanya dari keluarga yang sederhana dan orang tuanya juga dulu hanya bekerja sebagai karyawan biasa di suatu perusahaan.

Dan Win sekarang mencukupi kebutuhannya sendiri, ia bekerja paruh waktu di salah satu cafe sweet bunny, ia bekerja semenjak kelulusan SMP hingga sekarang.

"Kenapa lu diem aja! Atau lu emang mau guee..."

Win ngedongak natap Bian dengan gelengan cepat, jangan lupa bahwa win mesih diketek Bian. Siapa coba yang mau di keluarin dari sekolah padahal baru masuk?

"Jangan dong ka! Iya nanti bakalan win ganti." Ucap win menggigit bibir bawahnya karna takut.

Bian terkekeh dia ngelepasin win, lalu mengabil hape disakunya di tarok di kantung celana win dan kembali menatap bocah manis di hadapannya ini "bagus."

"Tapi win gak bisa ganti sekarang sama kaya yang win bilang waktu di roftof tadi ka! Besok ya nunggu satu bulan baru bisa win ganti."

"Seriously? Lama banget anjirr, ga ada. Seminggu lu harus udah beliin gue hape baru."

"Tapi-"

"Ga ada tapi tapian kalo gak seminggu lu ganti, lu bakal rasain akibatnya." Bian memundurkan langkahnya, menaruh kedua tangannya di saku celana, dan menatap Win yang juga sedang menatapnya dengan wajah manyun khas nya itu.

Win menghela nafasnya pasrah "okey."

Bian menampilkan smrik nya, lalu dia melanjutkan jalannya turun dari tangga menuju kelas. Tapi sebelum itu dia menepuk pucuk kepala Win dan membisikkan sesuatu.

"Good baby boy"

Win cuma meratiin dalam diam, dia menjatuhkan bahu nya dan mendudukkan dirinya di tangga itu. Mood nya sudah tidak ingin kembali ke kantin menemui kedua sahabatnya itu.

"Mimpi apa win semalem, baru masuk aja udah kena masalah bangun kesiangan, masuk kelas telat, sekarang nambah lagi masalah kek gini! Hiks...mama!" Win menangis dalam diam dan mengacak rambutnya frustasi.
.
.
.
.
.
To be continued.....

To be continued

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


See you again....
Jangan lupa tinggalin jejak vote thank you

ka bian✓|boys love|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang