Si Mata Coklat dan Anime

12.4K 147 10
                                    

Chika baru saja selesai mengurus kucing kucing milik Zee. Ini merupakan salah satu dari empat tugasnya, Chika disini hanya mengurus kucing, mengurus slave, mengurus red room milik Zee dan tentunya mengurus Zee. Bisa dibilang tugasnya lebih enak dibandingkan Shani dan Gracia yang masih harus membersihkan ruangan lainnya.

Chika memilih menuju dapur untuk mengambil minum, dari jauh ia bertemu Gracia dan Shani tengah makan siang berdua.

"Hi Chik,"

"Hi Ci," sapa Chika balik.

Chika duduk di depan keduanya. Ia meletakkan kepalanya ke atas meja. Helaan napas kasar terdengar dari mulutnya. Gracia dan Shani dapat mendengar itu dengan jelas.

"Kenapa Chik?"

"Gapapa Ci Gre..." Chika mengangkat kepalanya, "Hari ini kalian pulang ya?"

"Gracia doang kok,"

"Eh Ci Gre doang?"

"Iya,"

"Kenapa? Biasanya berdua?"

"Kata Azizi kamu kesepian banget kalo disini sendirian? Jadi kita putusin buat pulang satu satu aja minggu ini,"

"Eh aku gapapa kok. Ini kan buat kalian berduaan juga,"

"Tenang Chik, minggu depan kita tetep pulangnya berdua kok,"

"Makasih ya Ci," Chika tersenyum, ia kemudian bangkit dan mengambil mie yang sudah disediakan. Masih cukup hangat, untungnya.

Chika kemudian makan ditemani oleh Gracia dan Shani. Tak lama karena keduanya harus segera ke ruangan para slave mengurus mereka semua.

Ada 7 slave di ruangan itu.

Chika tak bisa menjelaskannya karena akan lebih enak bila Zee yang mengambil peran itu semua.

Chika menyelesaikan makannya beberapa menit kemudian, ia memcuci piring itu kemudian rebahan di sofa dekat dapur. Matanya terpejam, tubuhnya cukup penat akibat mengurus slave tadi pagi sendirian. Apalagi Flora mengamuk seperti biasanya.

"Hahhhh..."

"Chikkaaaaaa..."

"Iya Zee?"

"Udah makan?"

"Udah,"

"Sini ke ruangan,"

"Oke..." Chika yang niat bersantai pun bangkit. Tadi adalah sebuah panggilan dari alat yang seperti walkie talkie namun lebih efisien? Chika sendiri tak mengerti darimana Zee bisa mendapatkan barang barang seperti ini. Tapi jika melihat kekayaan Zee harusnya ia bisa mewajarkan hal itu.

Chika mengetuk pintu kamar Zee. Sebuah suara dari dalam pun menjawab Chika. Chika segera membuka pintu dan sesuatu yang ia liat pertama adalah Azizi dengan tangan terikat ke atas dengan Marsha yang duduk di pangkuan Zee.

"Hi Chika,"

Marsha sendiri adalah kekasih Zee dan juga asisten nomer satunya. Marsha yang membantu pekerjaan kantoran Zee dan juga mengurus Zee.

Marsha menciumi bibir Zee. Tangan kanannya tak membiarkan kedua tangan Zee turun dari atas kepala sedangkan tangan kirinya mencekik leher Zee.

"Mmphhhh shhhh aku tuh sange bangetttt... sshhhh Ka Ziii aku mau mainin Ka Ziiiii..."

"Ssshhh sshhhaaaaaa..." Zee mencoba menyingkir, "Hari ini uugghhhh bagian Chika. Kalo mau shshhh mainin Chika aku ayyoo... Marssshaaaaa benttar aahhhhhh..."

"Mending hari ini kamu aku mainin sama ka Chika?"

"Ka Chika sini bantuin aku minta ka Zii ke red room...."

"Chikkk!!!" Zee seakan meminta tolong. Tapi kekuasaan Marsha disini lebih tinggi karena Zee sedang terikat tak berdaya seperti apa yang sudah tertulis di peraturan.

"Maaf Zee. Ini sesuai peraturan yang kalian tulis," Chika membungkuk.

Chika membawakan borgol yang ada di ruangan itu lalu memasangkannya di tangan Zee. Zee sudah pasrah ia akan jadi bulan bulanan Marsha.

*****

Yuk bisa dicek lanjutannya ada di karyakarsa.com/Gq5555 ya. Ada foto maid juga👉👈

Z's Red Room 🔞Where stories live. Discover now