Bab 03.Menitip Benih di rahim pembantuku

2K 3 0
                                    

🌹Happy Reading 🌹

Niar mengucapkan salam sebelum masuk kedalam kamar Arvitha, kemudian ia pun menyuruh Arvitha untuk bersiap siap.

" Ar, kita kerumah sakit ya, kamu udah siap kan untuk tanam benih?," tanya Niar tersenyum menggemgam tangan Arvitha.

" Hem, maap nyonya apa hal itu sakit?," balik Arvitha bertanya.

" Enggak kok, kamu tenang aja ya, oh ya mulai sekarang jangan panggil nyonya lagi ya, biar gimana pun kini kamu sudah menjadi istrinya Mas Arham tentunya aku jadi kakak kamu iyakan? panggil mbak aja ya, Mas Arham juga panggil mas aja." ucap Niar yang kemudian diangguki oleh Arvitha.

***

"Suntik??," ucap Arvitha seraya membelalak ketakutan melihat jarum suntik di tangan dokter yang akan merawatnya.

" Sebentar ya mbak, cuma sebentar kok tahan sakitnya ya," ucap dokter itu seraya menyuntik lengan Arvitha yang otomatis membuat Arvitha memejamkan matanya.

Selanjutnya, dokter itu menyuruh Arvitha membuka kedua kakinya, Arvitha pun menuruti ucapan dokter tersebut namun matanya berkeliaran sedang mencari cari dokter yang akan melakukan tanam benih tersebut.

" Nanti akan sakit sedikit ya, tapi cuman sebentar kok," ucap dokter tersebut, barulah Arvitha sadar jika dokter lelaki yang sedari tadi merawatnya adalah dokter yang akan melakukan tanam benih tersebut padanya.

" Anda dokternya? dokternya laki laki?," ucap Arvitha bertanya menatap dokter itu, dokter itu pun mengangguk dan tersenyum.

" TIDAK!!!, gak mau saya" ucap Arvitha seraya berdiri dan melepaskan selang infus ditangannya setelahnya ia pun pergi berlari keluar dari ruangan rawat tersebut. Sementara dokter itu kini hanya bisa menggeleng tak percaya.

Niar heran melihat Arvitha berlari keluar ruangan,akhirnya ia pun berlari mengejar Arvitha.

" Arvitha, Ar..." ucap Niar namun tak didengar oleh Arvitha.

Arvitha mengatur napasnya yang sudah ngos ngosan karena berlari sedari tadi.Kemudian ia memilih untuk duduk sebentar di tepi jalan sembari mengistirahatkan dirinya.

" Arvitha?," ucap Rakha lirih, antara percaya dan tidak percaya jika Arvitha lah yang ia lihat dipinggiran jalan sana, akhirnya tanpa berlama lama lagi ia pun berlari menyebrang dan segera menghampiri gadis yang bernama Arvitha tersebut.

" Arvitha!!," ucap Rakha yang malah membuat Arvitha terkejut.Ia memengangi dadanya karena shok.

" Ih lu ngapain disini? mau ngamen?," tanya Rakha sembari tertawa kecil.

" Is apaan sih?, datang datang bikin orang jantungan,gak lucu tahu" jawab Arvitha mengerucutkan bibirnya.

Melihat itu, Rakha pun duduk disamping Arvitha sembari mendekapnya.

" Gua bercanda tahu, gitu aja langsung manyun tuh bibir," ucap Rakha kemudian merapihkan anak rambut Arvitha yang terhembus angin.

" Lagian lu ngapain disini sih?," lanjutnya bertanya.

" Aku habis lari tadi, jadi capek makanya istirahat dulu," jawab Arvitha seadanya, seraya menopangkan dagunya ditangannya hal itu justru mengalihkan atensi Rakha pada sebuah cincin kawin yang terpasang di jari manis Arvitha.

" Cincin siapa lu pakek?," tanya Rakha seraya memegang dan memperhatikan tangan Arvitha.

" Oh, ini cincin majikan Ar, gak sengaja kepakek tadi," bohong Arvitha seraya menarik tangannya paksa kemudian ia pun berdiri.

"Ya sudah, Ar pulang yah,"

" Aku antar," ucap Rakha seraya berdiri dan merangkul lengan Arvitha.

" Gak usah, dekat kok.Mas Rakha pulang aja, Ar dekat kok disitu," tunjuk Arvitha kearah depan.

" Dekatkan? ayok aku antar...," ucap Rakha lagi seraya berjalan kearah yang ditunjukkan Arvitha.

" Gak, gak, gak usah Ar bisa sendiri kok.Dadah Mas Rakha, mas pulang ya." pinta Arvitha kemudian ia pun pergi melangkah.

" Arvitha!!," teriak Rakha setelah melihat Arvitha cukup jauh darinya.

" Dadah...," jawab Arvitha melambaikan tangannya tinggi tinggi tanpa membalikkan badannya dan ia pun terus berjalan.

" Ck tuh anak gak sopan bangat ninggalin gua," kesal Rakha memanyunkan bibirnya, namun akhirnya ia pun kembali ke mobil nya dan melenggang dari sana.

***

" Arvitha, kamu dari mana keringatan gitu?," tanya Arham setelah Arvitha membuka pintu rumah.Arvitha tak langsung menjawab, ia duduk dulu di sofa tepatnya di samping Arham.

" Habis lari tuan, hah capek, haus, mau minum," ucap Arvitha pelan pelan.

Arvitha akhirnya meminum jus Arham tanpa persetujuan dari Arham.Arham pun hanya bisa menggeleng tak percaya.

" Abisnya kamu lari dari mana sih? marathon?," tanya Arham kemudian.

" Yang benar aja marathon ,Arvitha habis kabur dari rumah sakit tahu tuan, abisnya...masa Nyonya nyuruh dokternya laki laki sih, ya gak maulah Arvitha. ya udah, lari deh," jelasnya menceritakan semua kejadian sebenarnya, Arham justru merasa lucu dengan cerita Arvitha namun jika ia tertawa Arvitha bisa salah mengartikan nya.

Arham menahan tawa nya sampai sampai membuatnya gemas melihat tingkah gadis satu ini.Arham sudah mencoba menahan diri tapi tetap saja Arvitha semakin membuat nya gemas, akhirnya ia mencubit pipi Arvitha.

" Sakittt," ringis Arvitha mengelus pipinya.

" Eh sory sory," ucap Arham segera menghembus pipi Arvitha kemudian tertawa kecil.Di detik berikutnya mereka malah saling memandang.

Pada saat yang sama Niar membuka pintu dan melihat adegan itu.

Bersambung

Jangan lupa like, komen dan vote ya masukan juga ke faforit biar gak ketinggalan cerita makasih.

Menitip Benih di Rahim PembantukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang