Begin

37 3 0
                                    

"Lee Minho! Sudah berapa kali diperingati agar jangan tidur dikelas?!"

Yang diteriaki mengerjapkan matanya, memandang suasana kelas yang semua mata tertuju padanya, memandang dirinya jengah kecuali 2 orang temannya.

"Maaf Bu" jawabnya ogah ogahan, semalam ia begadang untuk menyelesaikan misi video gamenya sampai lupa waktu.

Sang guru kembali menjelaskan materi, tanpa sengaja maniknya bertemu tatap dengan teman perempuan dikelasnya yang masih memperhatikannya sejak ia bangun tadi.

Ia mendongakkan kepalanya isyarat mengatakan "Apa?"  Tapi si gadis reflek membuang muka kembali menghadap depan dengan panik. Mengernyitkan alis kemudian menggeleng geleng, ia tidak akan memakan orang yang menatapnya kenapa panik?

"Wajah mu terlalu seram bagi para gadis kau tahu" ujar Hyunjin dibangku belakangnya.

Minho melirik ke belakang, dengan cepat Hyunjin membentuk gesture peace sambil menyengir lucu. Fun fact ia takut dengan pemuda satu ini, karena candaan mereka sedikit mainstream.

"Kau begadang menyelesaikan misi lagi?" Lanjut Hyunjin, Minho mengangguk tanpa menoleh ke arah Hyunjin.. ia masih sangat mengantuk.

Lee Minho atau sering dipanggil Lino, siswa kelas 11 SMA yang memiliki sorot serta alis yang tajam ditambah ia adalah penyuka genre thriller yang membuat perawakannya seperti preman. Tapi ia tidak seperti itu kok, ia terobsesi dengan semua hal yang berbau thriller ini, bahkan ia juga melatih tubuhnya untuk memanah, menembak ataupun mengikuti taekwondo.

Lino menggebu untuk menjadi kuat, karena.. dulu ketika masih SMP dirinya pernah dibegal ketika pulang nongkrong dari rumah Bangchan terlalu larut malam, ia yang lemah tidak bisa melawan lalu berakhirlah handphone, uang serta motor miliknya digondol sang begal.

Ia diomeli habis habisan oleh kedua orang tuanya, bahkan tidak diberi uang jajan kala itu. Lino marah, marah dengan dirinya. Jika saja ia tidak lemah, harta bendanya masih ada hingga kini. Ia juga jadi membenci semua hal yang bernama kejahatan.

Pelajaran telah usai para siswa berhambur meninggalkan kelas, begitu juga dengan pemuda pemuda ini. Mereka kembali memasuki ruang kelas di lorong lain dengan bertuliskan 'seni' didepan pintunya.

"AYEEENNNNN"

Pria yang bernama Yang Jeongin atau Ayen itu terlonjak dari duduknya saat sebuah suara melengking memanggil namanya, siapa lagi kalau bukan Hwang Hyunjin.

"Aku disini, tidak usah teriak" gerutu Ayen, Hyunjin hanya cengar cengir sambil mengambil tempat disebelahnya memberi sebuah ice cream yang ia beli dikantin tadi.

Hyunjin yang terlahir sebagai anak tunggal seperti menemukan adik ketika ia bertemu si pemuda bermata rubah ini. Ayen juga tidak keberatan, malah dompetnya aman karena semua jajanan selalu ada di mejanya atas nama Hwang Hyunjin.

"Untukku mana?" Protes Seungmin yang berada didepan Ayen karena Hyunjin hanya mengeluarkan 2 ice cream.

"Beli sendiri" Hyunjin dengan wajah meledek, membuat Seungmin menggembungkan pipinya kesal.

"Berapa misi yang kau selesaikan semalam sampai sampai tidurmu seperti orang mati?" Bangchan- sang ketua grup seni, memandang Lino tak heran tapi heran.

"Entah, aku tak menghitungnya" Lino kembali merebahkan kepalanya pada meja disana.

Ruangan ekstrakurikuler seni ini lebih mirip dengan basecamp mereka, karena hampir tiap hari ruangan ini hanya berisi mereka berdelapan.

"Hyung tidak mengajakku main?" Susul Ayen yang masih mengganyem ice cream.

"Ini misi yang sulit untuk seukuran anak kecil" Lino memasang wajah serius, membuat Ayen menggumam sebal, mentang mentang ia kelas 10 selalu dikata begitu sedangkan Seungmin tidak, mereka kan sekelas.

Mereka semua terkekeh melihat reaksi yang lebih muda. Keadaan hanya ramai dengan suara alat musik dan nyanyian beberapa saat, sampai Changbin meloloskan satu pernyataan yang menurut Lino menarik.

"Bagaimana jika misalnya game yang dimainkan Lino ada di dunia nyata?"

"Maksudmu?" Felix yang sedari tadi sedang merangkai nada juga mulai tertarik dengan topik.

"Kasus misi yang ada di game Lino, bagaimana jika terjadi sungguhan? Bukan kah seru?" Seru Changbin menggebu, mereka semua mengangguk angguk berfikir.

Seungmin mengelak dengan tegas, "Seru darimana? Nyawa kita juga bisa terancam"

"Ditambah aku dan Seungmin tidak terlalu pandai bela diri atau menggunakan senjata" imbuh Ayen menyetujui.

"Pemikiran mu terlalu aneh Hyung, jika terjadi beneran aku tidak mau ikutan" Seungmin melanjutkan bermain gitarnya yang terjeda.

"Tapi aku menyetujui Changbin, kita tidak tahu apa yang terjadi kedepannya. Bukankah lebih baik kalian berdua belajar beladiri juga?" Usul Bangchan, pasalnya mereka semua belajar beladiri yang berbeda tetapi kedua bocah kelas 10 itu enggan untuk mengikuti jejak mereka.

Changbin mengangguk bangga, tidak disangka pemikiran absurdnya disetujui teman temannya.

"Tidak belajar beladiri juga tidak apa, aku juga hanya bisa memukul asal" Jisung memprovokasi, setelah selesai dari acara menghafal lirik rapp yang ia buat.

"Jangan dengarkan dia, ujung ujungnya ntar jadi beban" Hyunjin mengusul seolah menggosip pada Ayen dan Seungmin.

"Lagian memang semua ini bakal terjadi sungguhan?" Lino akhirnya angkat bicara.

"Kan untuk jaga jaga"

"Tapi Lino Hyung benar, kenapa kita stuck dengan pemikiran aneh Changbin Hyung?" Komplen Seungmin yang merasa tidak nyaman dengan pembahasan ini.

Mereka kembali ribut dengan argumen masing masing, Lino? Lebih baik ia melanjutkan tidurnya yang tertunda tadi, masa bodo dengan pemikiran Changbin. Teman temannya kan memang selalu berisik dan berdebat walau hanya masalah sepele.

|| SKZ ||

Bidikan satu persatu jatuh oleh peluru jelly yang ditembakkan Lino, pulang sekolah adalah jadwalnya untuk berlatih. Memanfaatkan keadaan rumah yang kosong karena orang tuanya sibuk bekerja, ia sudah terbiasa bermain sendiri karena derita anak tunggal ya begitu.

Ia lanjut dengan latihan memanah di garasi, anak panah yang dilepas selalu menyerobot ke tengah papan bidikan. Lino tersenyum puas, hasil latihan semenjak ia kebegal sangat memuaskan.

Menuju dapur untuk mengambil segelas air dingin dari lemari es, remaja bermata tajam ini kembali memasuki ruang tamu lalu bersantai pada sofa disana sembari menyalakan televisi.

Tapi tiba tiba raut wajahnya begitu terkejut kala mendengar berita yang disiarkan oleh televisi tersebut... Kasus pembunuhan berantai yang terjadi di kota Seoul.









Heyy this is my first thriller story tanpa cinta cintaan dan isinya tebak tebakan hehe...

Maap klo misalnya masih banyak kurangnya ya😅

Enjoy~

- Continued -

Assassin >> SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang