Ability

10 2 0
                                    

Bisa dilihat ada tujuh pemuda di ruang seni, lima diantaranya mondar mandir khawatir karena mengkhawatirkan seseorang.

Brakk...

Pintu ruangan terbuka menunjukkan seseorang yang dikhawatirkan datang dengan wajah lempengnya.

"Hyung darimana sih" Ayen menghampiri kemudian langsung memeluk lengan Lino.

Jisung yang tidak mau kalah juga memeluk lengan satunya, jadilah Lino seperti ditempeli anak koala.

"Aku mencari earphone ku di kelas, kenapa tidak ada ya?" Lino masih celingukan mengecek saku dan tasnya.

"Ini, aku pinjam hehe" Hyunjin menyengir sambil menunjukkan sebuah earphone yang menempel di telinganya.

Lino memasang ancang ancang untuk menendang pemuda Hwang itu sebelum pemuda itu bersujud seperti ketika dirumah Bangchan.

"Aku pinjammmm Baginda Lino"

Membuang nafas kasar kemudian duduk disalah satu bangku setelah Jisung dan Ayen melepaskan pelukan pada lengannya.

"Bangunlah rakyatku"

Hyunjin kembali duduk di kursinya, tersenyum berterima kasih pada Lino karena kali ini ia tidak dijejali tisu, "Hehe besok aku akan bilang jika pinjam".

"Kami disini mengkhawatirkan mu tau" gerutu Changbin setelah ribut ribut dengan Hyunjin selesai.

"Khawatir? Untuk apa?" Yang ditanya enaikan satu alisnya bingung.

"Kau kan sudah ditandai" Jisung kembali menempel pada Lino dan jangan lupakan wajah memelas pemuda mirip tupai ini.

"Kurasa kalian tidak perlu mengkhawatirkannya" Bangchan mengusulkan. Mereka baru akan melayangkan protes sebelum melihat Lino yang tersenyum miring memainkan pisau lipatnya.

Entah sejak kapan ia membawa benda itu disakunya, untung tidak ada pemeriksaan dan ruangan seni tidak memiliki cctv.

"Aku malah mengkhawatirkan kalian, ayo kerumah ku kita berlatih" memasukkan kembali pisau lipatnya dan bergegas keluar ruangan.

Diikuti mereka bertujuh, "AYOOO!!!"

|| SKZ ||

Mereka sudah memegang pistol dan senapan masing masing, menunggu aba-aba dari Lino untuk menembak kaleng kaleng yang sudah disusun.

Untung hari ini cuacanya cerah, jadi mereka bisa berlatih dihalaman rumah Lino.

"Tembak!"

Mereka serentak menembakkan peluru pada kaleng, kaleng milik Bangchan Hyunjin, Changbin dan Felix terjatuh dalam sekali tembakan.

Lino tersenyum bangga pada mereka berempat, "Yang belum bisa, tepatkan lagi bidikan kalian, atur nafas jangan sampai tangan kalian bergerak seinchi pun".

Bagaikan coach handal, Lino memberi arahan serta contoh yang benar pada teman temannya. Seungmin sempat berfikir dibalik kejadian mengerikan ini ada manfaat yang bisa diambil, ini contohnya.. ikut les menembak itu mahal dan disini ia belajar gratis dari Lino.

"Tembak"

Lagi lagi hanya kaleng milik Bangchan, Hyunjin, Felix, Changbin yang terjatuh. Ia menyisihkan Jisung, Seungmin dan Ayen untuk menembak lebih dulu.

Kali ini kaleng milik Seungmin terjatuh, membuat pemuda puppy itu reflek loncat kegirangan. Dihadiahi tepukan bangga pada bahunya dari Lino.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Assassin >> SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang