Threatened

16 1 0
                                    

Lino yang panik segera mematikan ponselnya dan berbisik ke teman temannya dibelakang.

"Balik!"

Mendengar perintah Lino yang terdengar panik, mereka segera bergegas pergi dari tempat itu. Tentu dengan tidak melupakan mereka harus tidak terlihat dari sisi manapun.

Mereka kembali ke apartemen Bangchan, mengatur nafas karena mereka kembali dengan berlari. Awalnya hanya Lino yang berlari karena ia sedikit tertinggal dari kawanan tapi entah kenapa mereka semua malah ikut berlari.

Mereka mengikuti setiap pergerakan Lino ditambah mereka tadi memang panik melihat raut wajah Lino yang seolah mengatakan ada hal buruk.

"Kenapa tadi Hyung?" Ayen bertanya sambil masih terengah.

"Kalian yang kenapa malah ikut berlari" bukan Lino yang menjawab tetapi Felix yang sekarang sudah terlentang di karpet.

"Maksudku saat di gedung tadi" Ayen mencibir.

"Iya. Nada suaramu terdengar panik, jujur tadi aku hampir ingin langsung berlari" Bangchan ikut menimpali.

"Kurasa aku ketahuan oleh pengintai mereka"

Jawaban Lino yang membuat mereka semua menegang, Lino memang bilang akan bertanggung jawab bukan berarti ia menyerahkan hidupnya kan? Apa yang Lino pikirkan?



|| SKZ ||



Lino sedari tadi hanya melamun memandang keluar jendela kelas, mengabaikan guru yang sedang menjelaskan.

Sayangnya sang guru memperhatikan pemuda Lee ini.

"Lee Minho, kau memperhatikan tidak?"

Lino menoleh kearah sang guru kemudian menundukkan kepalanya sebentar sebelum kembali duduk tegak, "Maaf Bu".

Mau tak mau fokus Lino kembali ke arah papan tulis, walaupun isi kepalanya mengarah kemana mana.

Hyunjin dan Bangchan yang memperhatikannya tingkah Lino hanya bisa menatap khawatir, tentu saja Lino mungkin takut karena dirinya sudah tertanda oleh si pengintai pembunuh itu.

Jika itu Hyunjin atau Bangchan sendiri, mereka memilih untuk segera berlindung di kantor polisi.

Pelajaran saat ini berakhir, saatnya menunggu pelajaran berikutnya. Hyunjin dan Bangchan menghampiri Lino yang sedang menguap nguap.

"Kau tidak apa?" Bangchan bertanya duluan dengan wajah khawatirnya.

"Memang aku kenapa?" Diluar dugaan, Lino menjawab dengan wajah santai.

"Kau daritadi melamun, ku kira kau ketakutan" Hyunjin dibelakang ikut menimpali dengan nada khawatir.

Benar jika ia sedikit ketakutan, tetapi kata takut itu tidak ada lagi didalam kamus seorang Lee Minho.

"Haha takut? Untuk apa? Harusnya mereka yang takut padaku lalu bersujud seperti apa yang kalian lakukan padaku kemarin" Lino tertawa sarkas diakhiri senyum yang agak.. menyeramkan.

Hyunjin dan Bangchan meneguk ludahnya kasar, jika disandingkan dengan orang gila mungkin Lino yang paling gila. Anak itu memang tidak takut dengan senjata ataupun ancaman apapun setelah ia menceritakan dirinya yang kebegal. Bisa dikatakan Lino ini tidak takut mati.

Ia malah menggebu untuk membuat yang mengancamnya 'mati'. Jika Lino berada di pihak penjahat, maka akan sangat sangat berbahaya.

Assassin >> SKZTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang