"Bagaimana bisa semua ini terjadi? Bagaimana bisa?! Anakku! Anakku!'Jungkook menyaksikan sendiri bagaimana eomma dari Jimin menangis dengan begitu pilu. Menyesakkan.
Setelah pencarian yang dilakukan selama satu minggu, pihak kepolisan beserta TIM SAR memberikan pernyataan jika seluruh korban dinyatakan meninggal meskipun beberapa jasad tidak dapat ditemukan.
Hanya beberapa pakaian dan barang yang ditemukan oleh petugas. Dan diantara semuanya itu, hanya ada satu barang milik Jimin yang ditemukan. Sandal yang Jungkook ingat sekali adalah sandal yang digunakan oleh hyung nya ketika malam terakhir mereka masih bersama.
Mereka saat ini tengah berada di rumah duka tempat Jimin, meskipun jasad dari orang yang sudah dia anggap sebagai saudaranya sendiri itu tidak dapat ditemukan. Seluruh keluarga menangis dengan begitu pilu, begitu menyayat hati. Begitu juga dengan saudara nya yang lain.
Namjoon, Jin, Hoseok, dan Yoongi. Mereka menangis dalam pelukan orang tua mereka. Menangis dengan begitu keras hingga membuat hatinya terluka. Hingga tatapan Jungkook tertuju pada Taehyung, yang selama seminggu setelah kejadian hari itu berubah sekali.
Taehyung sama sekali tidak mau berbicara. Hanya menangis tanpa suara. Dia bahkan menolak untuk bergabung bersama member yang lain. Hanya sendirian, ditemani oleh kedua orang tuanya. Seolah menjauhi mereka.
Jungkook terdiam. Memikirkan apa yang sedang Tuhan rencanakan sebenarnya hingga kejadian mengerikan itu harus menimpa mereka dan merenggut saudara yang amat sangat dia sayangi.
Bagaimana bisa? Dan kenapa?
Padahal mereka selama ini sudah bekerja keras. Sudah merencanakan banyak hal untuk dilakukan bersama. Mereka sudah berjanji jika sudah tua nanti mereka akan tetap bersama.
Tapi mengapa semua hal mengerikan itu harus mereka alami?
"Aku tidak rela suamiku! Jimin anakku! Anakku sayang! Kasihan anakku. Disana pasti sangat dingin dan gelap. Anakku!"
Tangisan seorang ibu itu terdengar sampai luar ruang duka. Membuat pelayat diluar sana juga turut merasakan kesedihan dan luka yang luar biasa.
Laki-laki manis dengan senyuman cantik itu harus pergi dengan cara yang tidak pernah mereka duga sama sekali.
"Hei." Suara lembut itu membuat Jungkook menoleh. Hoseok ternyata yang menghampiri dirinya dengan mata yang begitu sembab.
"Kuatlah," ucap Hoseok meskipun suaranya terdengar bergetar dan kedua mata indah itu berkaca-kaca.
Jungkook mengulas senyum. Dia meraih tangan Hoseok kemudian dia elus dengan lembut. Memberikan ketenangan dan kehangatan kepada laki-laki itu. Laki-laki yang selalu membuat dirinya tertawa tanpa beban.
"Bahkan setelah satu minggu, aku masih belum merelakannya. Aku masih bisa melihat wajah senyum Jimin hyung dan mendengar suaranya. Aku rindu. Tapi harus kemana aku pergi untuk kembali bertemu dengannya, hyung?"
Hoseok menganggukkan kepalanya pelan. Laki-laki itu membawa adik kecilnya ke dalam pelukannya dengan air mata yang kembali mengalir. Menangis tanpa suara namun Jungkook tahu jika laki-laki itu kembali menangis dari badan nya yang bergetar dengan hebat.
"Aku juga merindukannya. Kita mungkin tidak bisa melihatnya secara nyata lagi, tapi bagaimana pun, Jiminie selalu berada di hati kita semua. Selalu."
Jungkook menyamankan dirinya dalam pelukan Hoseok. Mengingat kembali malam terakhir ketika mereka masih bersama. Andai saja malam itu dia setuju untuk melihat laut malam dan bintang bersama dengan Jimin, mungkin laki-laki itu tidak akan pergi bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Meet The Ground (BERLANJUT)
FanficBTS mengalami tragedi seminggu setelah mereka merayakan hari jadi mereka. Tragedi yang mengharuskan mereka kehilangan satu member kesayangan mereka untuk selamanya. Membuat segalanya berubah. Tawa menjadi tangis, dan cinta berubah menjadi kebencian...