Club Perpustakaan

6 3 0
                                    

   SMA Mandala

  Raut wajah Mivara kini sedih karena kejadian tadi di rumahnya. Tepat saat ia menuruni anak tangga kucing kesayangannya menumpahkan air susu di seragam putih yang sekarang kenakan. Bundanya yang panik langsung mengelap susu itu, namun karena Mivara cukup sedih ia meninggalkan rumah tanpa sarapan. Di tengah kepanikan itu ayahnya membelah ketegangan yang ada. Ayah hanya menggeleng tidak tahu harus berbuat apa pada anaknya yang satu ini. Mivara menaiki angkot dengan uang secukupnya. Lebih tepatnya uang receh yang ia bawa itu berjumlah dikit. Sambil menyeka air matanya, Mivara melihat dirinya di dalam pantulan kaca apakah masih cantik atau tidak. Sebab hari ini kebagian menjadi pembina apel.

  Pembawaan yang iya sajikan begitu menarik sehingga pendengar tidak merasa bosan. Ya gimana engga menarik Mivara sempat mewakili sekolahnya tahun lalu dalam perlombaan pidato Internasional di Amerika. Jadi tak heran lagi kalau Mivara menjadi pembicara yang handal dan lihai.

  Tubuhnya yang cukup sedang ini berdiri di depan kelas karena ada persentasi dadakan hingga ia mewakilkan satu kalas.  Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang sering melakukan persentasi dadakan. Dengan dalih melatih persiapan public speaking siswa. Bukannya melatih siswa pada takut karena tidak ada persiapan sama sekali. Dengan seragam yang terkena noda susu persentasi itu terganggu sama sekali. Bahkan Mivara di banjiri tepuk tangan dari satu kelas itu. Dengan senyumannya yang manis ia menutup persentasi itu. Duduknya paling depan berdekatan dengan remaja lelaki bernama Adiansa. Remaja pintar, tampan juga mapan ini menjadi incaran kaum hawa di SMA Mandala. Mivara mencoba menyapa remaja itu. "Pagi Adian." Remaja itu hanya tersenyum lalu sibuk dengan buku yang ia pegang. Walaupun di balas dengan senyum saja, hati Mivara sudah kelepek-kelepek sebab anak ini kelahiran Desember yang dikatakan senyumannya semanis senyuman gula 100 ton.

Treng!!

 Bel istirahat pertama telah berbunyi. Bertandakan semua siswa dapat bebas beristirahat. Ada yang ke kantin, ke perpus juga tidur di dalam kelas. Namun karena ada perkumpulan singkat di perpusataan, Mivara bersama Adiansa berjalan bersama. Mereka isi dengan canda-tawa. Walaupun yang membuka topik selalu Mivara. Perkumpulan ini berisi siswa-siswi yang ingin menjadi ambisi dalam Public Speaking dengan baik serta kutu buku abadi. Berisi 15 remaja perempuan dan satu remaja lelaki yaitu Adiansa seorang. Tak sangka ada remaja lelaki yang mau mengikuti club-perpustaakan ini. Awalnya Mivara, yang mencetuskan club ini tak terkira kalau cruchnya ini masuk ke dalam club buatannya karena setau dia Adiansa lebih suka berbaur dengan anak basket. Setahun lebih ia memegang club ini dengan motivasi dapat berdekatan bersama Adiansa. Mungkin perasaanya ini biasa saja di pandangan orang lain. Namun menurut dirinya sendiri sebuah perasaan yang tidak dapat di tuangkan dalam sebuah goresan tinta.


        -Bersambung-

          15 Mei 2023

SESEORANG (Season 2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang