PART 2

28.2K 2.3K 19
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------
PAPI BARU?

Fany kira pagi harinya akan berjalan dengan indah. Nyatanya, apa yang dia harapkan tidak berjalan dengan semestinya.

Pagi harinya di isi dengan penuh kepanikan karena kelakuan El.

Bagaimana tidak, El hampir saja membuat seisi rumah mereka ini menjadi terbakar. Bahkan, setiap sudut rumah apalagi di dapur sudah di penuhi dengan gumpalan asap.

Untungnya, otak Fany yang kepalang cerdas itu langsung bertindak cepat. Perempuan itu dengan cepat mengambil fire extinguisher atau APAR untuk memadamkan api yang berada di dapur mereka.

Untungnya setelah api di padamkan, baik Fany ataupun El langsung bernafas dengan lega.

"Kamu ngapain sih, El? Kok bisa sampai mau kebakaran gini rumah kita?" tanya Fany kesal sekaligus penasaran.

El yang mendengar pertanyaan dari Maminya itu seketika mengeluarkan cengirannya. "Sebenarnya aku tadi bikinin Mami telur ceplok. Tapi, karena kebelet, jadinya aku ngibrit ke kamar mandi dan jadi lupa deh. Akhirnya jeng jeng jeng jadilah api dan asap-asap tadi."

Fany yang mendengar itu langsung mengelus dadanya. "Sabarkanlah hati hamba-Mu ini Tuhan. Punya anak satu tapi kaya punya anak sepuluh. Tobat Mami El sama kelakuan kamu."

"Karena kamu masih di skors, jadi kamu harus beresin semua kekacauan kamu ini. Pokoknya kalau Mami turun ke bawah dan ini semua belum bersih dan rapi, Mami bakal sita si Meong kamu itu selama sebulan" ancam Fany.

Meong yang di maksud Fany itu bukanlah kucing, melainkan julukan untuk motor gede milik El yang biasa dia gunakan untuk pergi ke sekolah dan juga balapan.

"Astaga! Meong ku! Baiklah Ibu ratu, hamba akan membersihkan semua kekacauan ini. Hamba bersalah. Hamba minta maaf" ucap El lemas.

"Awas kalau gak bersih" ancam Fany dan kemudian melangkahkan kakinya menuju kamarnya.

"Sungguh tega engkau wahai ibuku. Demi meong, apapun akan aku lakukan" ucap El seraya menatap kepergiaan Maminya.

*****

Fany yang baru saja menuruni tangga secara tak sengaja berpapasan dengan anaknya.

"Halo Mamiku. Duh, cantik banget sih. Mau kemana nih? Nyari papi baru ya?"

Mendengar pujian dan godaan dari sang anak, membuat Fany langsung mendelik. "Gak usah kamu puji juga, Mami tau kalau Mami ini cantik. Gimana? Udah bersih belum?"

"Udah dong, Mamiku sayang" jawab El tersenyum.

Fany yang tidak percaya akan ucapan itu pun langsung melangkahkan kakinya guna memeriksa pekerjaan anaknya tadi.

Melihat dapurnya sudah kembali seperti semula, membuat Fany tersenyum.

"Gak percayaan banget kalau di bilangin anaknya" cibir El dari belakang.

"Bukan gak percaya. Tapi kalau percaya sama kamu itu ibaratnya Mami percaya kalau kucing itu emang bener bisa bertelur" sahut Fany kalem.

"Kalau kata cita-citata, sakitnya tuh di sini di dalam hatiku, sakitnya tuh di sini pas kena hatiku" ucap El yang di selingi dengan nyanyian dan gerakan tangannya.

Fany yang mendengar itu pun hanya menatap jengah kelakuan anaknya tersebut. "Dari pada Mami stress ngelihat kelakuan kamu, lebih baik Mami pergi aja."

"Eits, Mami mau pergi kemana?" cegah El sambil menahan tangan Maminya.

"Nyari papi baru mungkin."

Setelah mengatakan itu, Fany langsung berjalan meninggalkan El yang terdiam di tempatnya.

"Ini gak bisa di biarin. Masa, gue yang belum ketemu sama Papi kandung gue harus di hadapan sama Papi tiri sih? Gak-gak, ini gak boleh terjadi" panik El.

"Papi lo di mana sih ah! Muncul kek! Gue lagi panik ini jagain posisi lo biar gak di ambil sama orang lain. Ah elah! PAPI! WOY! MUNCUL ELAH!"

-bersambung-

MEMILIKI ANAK DARI CEO DINGIN (END) || Pindah Ke INNOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang