PART 4

26.8K 2K 28
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

--------------------------------
ARVIN PRAKASH

Di meja kebesarannya seorang lelaki nampak memperhatikan sebuah foto seorang gadis yang dia ambil secara diam-diam belasan tahun lalu.

Foto yang dia ambil dari jauh itu nyatanya masih tersimpan begitu rapi di meja kerjanya.

Senyuman gadis di dalam foto itu membuat laki-laki tersebut menerbitkan senyumannya.

"Akhirnya, setelah belasan tahun saya menemukan keberadaan kamu."

Laki-laki itu tak lain adalah Arvin Prakash.

Siapa yang tidak mengenal seorang Arvin Prakash. Arvin Prakash merupakan CEO salah satu perusahaan terkenal yaitu Blue Star.

Kesuksesan dan kejayaan dari Blue Star membuat Arvin begitu di kenal oleh banyak orang. Bahkan, banyak orang-orang yang berlomba untuk masuk ke perusahaan tersebut.

Berbeda dengan kesuksesannya di bidang pekerjaan, dalam hal percintaan Arvin begitu payah.

Bagaimana tidak, di umurnya yang sudah memasuki usia empat puluh sembilan tahun itu dia masih mempertahankan status lajangnya. Usia yang sebenarnya sudah sangat cocok untuk membangun rumah tangga tetapi lelaki itu masih sangat betah dengan statusnya yang sekarang.

Sukses dengan pekerjaan dan mempunyai segalanya tidak membuat Arvin merasa bahagia. Kebahagiaan yang dia cari nyatanya belum dapat dia miliki, meski sekarang sudah berada tepat di depan matanya.

Dulu, kata cinta adalah hal tabu di dalam pikiran Arvin. Baginya, tanpa cinta pun seseorang akan bisa hidup. Tapi, setelah bertemu dengan seorang gadis berpakaian putih abu-abu yang menolong dirinya dari kejaran rival ayahnya dulu, membuat Arvin mengerti dan mempercayai apa itu kata cinta.

Jika dulu dia tidak di pertemukan dengan gadis berseragam itu, mungkin saja sampai saat ini dia masih tabu akan perihal cinta.

*****

"Arvin, mau sampai kapan kamu terus pulang hingga larut malam seperti ini? Cobalah untuk mencari pendamping hidup. Umur mama dan papa sudah sangat tua. Kami ingin melihat bagaimana rupa cucu kami nanti."

Arvin yang baru saja masuk ke dalam rumahnya langsung di suguhkan pemandangan kedua orang tuanya yang berdiri tepat di depan pintu masuk seperti memang sengaja menunggu kedatangannya. Apalagi setelah mendengar ucapan sang mama tadi, Arvin mengerti jika mereka memang sengaja menunggu dirinya.

"Arvin, apa kamu gak punya keinginan untuk memiliki sebuah keluarga sendiri?" tanya Rima, mama Arvin.

"Ma, aku sudah sering mengatakan ini kepada mama. Jika sudah waktunya, maka tanpa mama dan papa suruh pun aku akan membangun keluarga ku sendiri" jawab Arvin jengah.

"Sampai kapan? Sampai kapan mama dan papa harus menunggu? Kami berdua sudah sangat tua, Arvin. Kami ingin melihat bagaimana penerus keluarga kita" ucap mama Rima sedih.

"Ma, jangan seperti ini. Aku juga sedang berusaha. Apa mama pikir aku tidak ingin mempunyai anak? Aku ingin, Ma. Di umur ku yang sekarang, aku juga ingin memiliki sebuah keluarga. Tapi, memiliki sebuah keluarga tidak segampang itu. Aku tidak bisa memilih sembarangan perempuan untuk menjadi istri dan juga ibu dari anak-anak ku. Lagi pula, saat ini aku sedang berusaha untuk mendapatkan seseorang. Jadi, aku harap mama dan papa bersabar sedikit lagi" ungkap Arvin.

"Sudah, ma. Biarkan Arvin menentukan pilihannya. Kita dukung dia" ucap Rino, papa Arvin.

Mama Rima pun menghela nafasnya kasar. "Baiklah. Mama hanya bisa berdoa semoga kamu berhasil mendapatkan orang itu."

Setelah mengatakan hal tersebut, Mama Rima langsung melangkahkan kakinya meninggalkan Arvin di susul oleh Papa Rino di belakangnya.

Arvin yang melihat kepergian orang tuanya hanya bisa menarik nafasnya kasar. Sudah sering dia melihat wajah lelah kedua orang tuanya yang menyuruhnya untuk cepat-cepat berumah tangga seperti tadi. Dan lagi-lagi kedua orang tuanya harus mendapatkan jawaban yang sama dari dirinya. Dia memang ingin menikah, tapi hanya dengan perempuan berseragam yang ada di fotonya tadi.

-bersambung-


MEMILIKI ANAK DARI CEO DINGIN (END) || Pindah Ke INNOVELTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang