Waktunya akan tiba

574 43 3
                                    

Angin bertiup dengan sejuk serta lalu lalang di sekitar lapangan hijau penuh dengan ragamnya bunga-bunga di sana, indahnya pemandangan di pagi hari penuh udara segar menerpa muka polos, disambut terangnya mentari yang menyinari sosok rambut coklat yang menggunakan topeng rubah dan kimono biru bermotif awan bagaikan langit pada waktu itu dengan sinaran hangat embun oranye mudah.

Dia menghirup angin lalu menghembuskannya dengan penuh ketenangan sambil menyentuh bunga yang ada di taman itu dan mulai menunjukkan raut muka senang yang dilanjutkan dengan senyum ramah. Dia mulai berkata

"Semuanya nampak sempurna yah, alam semesta sepertinya dalam keadaan yang baik. Sungguh senang diriku saat ini. Sebentar lagi angin akan datang" Katanya saat memetik bunga yang dia sentuh tadi.

Lalu beberapa detik kemudian benar saja sosok angin yang dimaksud orang tersebut datang dan berkata dengan nada lembut

"Nevin, aku telah sampai. Ada apa kau memanggilku ditempat nyaman seperti ini? Apakah kita akan latihan?" Kata angin yang tidak lain dan tidak bukan ialah Alvin sendiri

"Alvin, atau bisa ku bilang dengan sebutan angin sejuk di arah timur. Kau akhirnya datang juga wahai kawanku" Kata sosok kimono biru bermotif awan tersebut, dia pun santai melirik Alvin dengan senyuman hangatnya. Dia adalah Nevin.

"Maaf mengganggu. Namun, bisa kah kau tidak memanggilku dengan sebutan itu? Hal itu terdengar aneh jika kau yang mengatakannya sebagai nama panggilan ku" Katanya dengan nada tidak nyaman akan julukan yang disampaikan Nevin, Nevin hanya bisa tertawa lepas karena ketidaknyamanannya Alvin dengan nama yang dia berikan.

"Nevin, kau belum menjawab pertanyaan ku" Sambung Alvin saat tawa Nevin mulai perlahan berhenti. "Maaf, aku terlalu terbawa suasana. Bisakah kau mengulangi pertanyaan mu itu?" jawab Nevin "Baiklah, kenapa kau memanggilku kemari?" Nevin terdiam dengan pertanyaan itu, dia menghela nafas lalu tersenyum dan berkata "Tidak salah kan aku memanggilmu ke tempat indah seperti ini? Sekali seumur hidup kau tau Alvin. Aku hanya ingin memperlihatkan mu tempat paling istimewa bagiku karena kau bisa melihat jelmaan ku di atas sana, tempat ini hebat dan luar biasa" Ujar Nevin dengan penuh percaya diri.

Alvin terdiam dan lanjut berkata "Bukan kah tempat ini kau lukis sendiri dengan bantuan sang Laut pencipta ombak perusak segalanya yang luar biasa dari Elheims itu?" Nevin tertawa "kau mulai terbiasa dengan sebutan itu yah? Haha! Bagus lah seperti nya kau nyaman menggunakan nama itu untuk Ayon" Alvin pun seketika panik mendengar jawaban Nevin lalu dia mulai kembali serius "Tentu, aku mengakuinya Nevin. Nama itu cocok untuknya" Kata Alvin membuat Nevin seketika berhenti tertawa dengan cepat, lalu melihat Alvin dengan tatapan tertegun kaget akan pengakuan Alvin.

"Ternyata ada yang sependapat yah. Ayon begitu luar biasa, lebih dari sekedar kata untuk menjelaskan dirinya. Perlakuan saja tidaklah cukup, dia benar sedalam lautan dan semegah lautan. Menyimpan apa yang bisa dia simpan dipikirannya bagaikan air yang diam-diam menyimpan ingatan. Begitu pintar, pandai akan menyusun strategi. Orang yang penting bagiku selama bertahun-tahun, dia tidak hanya membantu diriku untuk melukis tempat seindah ini namun dialah yang memohon kepada diriku untuk menciptakan tempat ini sebagai karya seniku yang ku lukis sederhana tapi berarti. Dia yang memberikan ku masukan untuk ini, jika bencana datang dan aku tidak ada dia bisa saja datang ke tempat ini" Kata Nevin penuh antusias akan pendapat Ayon pada waktu dia membuat tempat ini sebagai tempat istimewa bagi dirinya dan yang lain.

"Tidak ada hari tanpa membanggakan sosok Ayon yah, Nevin. Tidak ku sangka dia bisa sepenting itu dalam hidupmu, jika kau adalah mentari di langit biru sang pembawa pengharapan pada pagi hari. Maka dia adalah Cahaya rembulan pembawa arah dan sekaligus pencipta ombak yang luar biasa dahsyat" Kata Alvin melanjutkan, Nevin Terkejut lagi. Alvin hanya bisa tertawa kecil melihat temannya itu melotot tak percaya akan apa yang telah dia katakan kepadanya.

Nevin kembali ke ekspresi semula, setelah kaget tak karuan "Ternyata kau juga pandai berkata-kata, tidak ku sangka orang galak seperti mu bisa lembut dengan kalimat seperti itu" Ujar Nevin masih tidak percaya, di lanjutkan dengan tawa lepas Alvin yang tidak bisa dia tahan saat mendengar apa yang disampaikan Nevin temannya itu.

"Maaf telah tertawa, tidak bisa ku tahan karena reaksimu lucu sekali Nevin. Aduh permisi perutku sakit sekali" Ujarnya sambil melihat Nevin temannya itu "Kau diam-diam menyusun kata-kata saat aku mempunyai momen ku yah?" lanjut Nevin dengan sedikit sindiran, Alvin yang sudah tau dia telah tertangkap basah karena tatapan yang diberikan tidak seperti biasanya pun berkata "aduh tertangkap basah sudah aku"

Nevin pun kembali dengan raut muka biasanya dengan senyum ramah dan menjawab "pergerakan mu mudah dibaca" Katanya sombong "Iya, aku sengaja" Jawab Alvin "Apa maksudnya sengaja?!?" Teriak Nevin, dia tidak sengaja berteriak yang membuat Alvin terkejut "Tidak usah berteriak, aku sengaja karena kau terlalu serius Membangga-banggakan Ayon" Kata Alvin menghela nafas

"Salahkah aku mengatakan itu?" Kata Nevin sambil memperbaiki topeng rubahnya yang miring karena lompat kecil saat berteriak tadi. "Tidak sih, tapi tatapan serius dirimu ke atas langit membuat ku sedikit khawatir, bukan karena kau membahas Ayon tapi dengan kata-katamu yang lain tadi" Nevin sontak melihat ke arah Alvin dan mengerti bagian mana yang dia maksud pada perkataan yang dia sampaikan sebelumnya.

"Bencana yang akan datang, Alvin. Apakah kau siap?" Ujarnya dengan nada serius, Alvin yang mendengar nya hanya bisa terdiam. Tak ada sepatah kata yang keluar dari mulut nya hanya hening yang menguasai pembicaraan sekarang. Nevin pun melihat temannya itu tidak bisa melontarkan kata-kata yang ingin dia sampaikan pada dirinya, dia pun mulai berbicara dengan nada yang lembut sembari meletakan bunga tadi yang dia petik ke telinganya.

"Kau harus bersiap, dan kau wajib siap. Alvin, jika aku pergi maka tugasmu hanya satu saja karena kau adalah sosok angin arah timur kau harus memandu ombak dahsyat untuk melanjutkan petualangannya yang baru. Tenang saja dia akan mengingatku. Tidak mungkin setelah bertahun-tahun aku menemaninya dan dia akan melupakan ku seperti hal yang tidak penting, lagi pula kita manusia, aku dan kau. Hanyalah manusia, jika dia memang akan melupakan diriku maka itulah yang sepatutnya di kehendaki pencipta kepadaku" Ujarnya kepada Alvin yang masih tersentak diam dan disusul kembali dengan terkejutnya dirinya akan apa yang dikatakan Nevin.

"Jadi, kau akan kembali ke sang Pencipta alam semesta? Kau menitipkan karya seni taman ini untukku dan Ayon jika waktunya telah tiba?" Jawab Alvin menahan tangisannya "Ya, akhirnya kau paham. Tempat ini ku ciptakan untuk kau melepaskan rindu jikalau waktu itu telah tiba" Katanya dengan Nada lembut namun, serius "Kita hidup tak akan lama Alvin, itu sudah kehendak kita, sudah 30 tahun lamanya aku bersama dengan Ayon. Memulai banyak petualangan yang baru, aku bersyukur sekali bisa sampai disini tidak kurang suatu apapun hanya saja membantai kaumku sendiri terasa susah untuk dimengerti" Lanjutnya datar

"Ya, aku tau rasanya Nevin. Sulit untuk memahami sesama manusia di zaman ini, waktu tidak menentu begitu juga takdir. Aku tidak sudi melihat mu, menjadi paparan runtuhnya langit. Ku tak sudi sungguh, walau waktunya suatu hari akan tiba" Kata Alvin Mulai menangis "Hey.. Kau berjanji tidak akan menangis saat aku memanggilmu kesini bukan?" Ucap Nevin tersenyum menagih janji kepada Alvin. Alvin pun sontak menghapus air matanya dan menatap Nevin kembali "maaf" Katanya singkat "Waktunya akan tiba Alvin. Aku tau kau dan Ayon akan kuat jika aku sudah tidak ada nantinya" Kata Nevin "ya.. Akan ku pastikan semuanya siap untuk waktu itu tiba" Ucap Alvin.

Alvin pun pergi menjadi embun hangat. Dia kembali menjadi angin seperti dirinya saat sampai disini dan mulai pergi dari taman itu, angin lain mulai mengikuti nya hal itu membuat sehelai rambut Nevin bergerak di terpa angin yang mengikuti Alvin. Setelah Alvin pergi Nevin pun berkata dalam hati "Aku tau langit akan runtuh, namun, yang ini tidak" Ucapnya meninggalkan taman itu dengan berubah wujud menjadi Rubah Coklat, dia berlari lincah ke suatu tempat.

[ Bersambung ]

Pelukan Hangat Mu - Clocean Viva Fantasy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang