Hari yang Berat

192 27 0
                                    

Sampailah mereka pada dojo Nevin, Samsul bergegas masuk untuk menyapa Alvin tapi Alvin tidak ada di sana. "Sepertinya dia sedang berbicara dengan Laut, Samsul" Kata Nevin mengikis keheranan dari wajah Samsul "Loh? Dia belum datang Master? Ini sudah larut sekali, apa yang di bicarakan Laut bersama Angin timur itu. Jangan-jangan mereka sedang membicarakan master?" Nevin terdiam, dan sedikit terkejut ternyata Samsul tau apa yang mungkin mereka bicarakan tapi sepertinya Nevin mengelak hal tersebut "Jangan terlalu berprasangka seperti itu Samsul"

"Tapi master, bisa jadi bukan?.. master gak akan kan?" Samsul mulai menunjukkan ekspresi Ingin menangis "tidak mungkin.. Tenang lah, aku berjanji tidak akan terjadi seperti itu, jikalau waktunya datang seperti nya kau harus siap Samsul... Aku benci untuk mengatakan ini tapi semua manusia akan mati pada akhirnya" Samsul diam menatap lantai lalu lanjut menatap Nevin dengan tatapan tidak percaya "master....master... kau..aku tidak percaya kau mengatakan itu...langsung.. langsung dari mulutmu" katanya "aku tau ini terdengar menyakitkan Samsul, tapi percayalah setiap apapun itu yang menyempitkan jalanmu harus kau singkirkan,jikalau aku pun mati Samsul kau harus bergerak lebih maju dari pada sekarang" ujar Nevin mengelus kepala Samsul dengan pelan.

Setelah beberapa waktu berlalu Nevin mau melepas tangannya dari kepala Samsul, Samsul menarik kembali tangan itu ke kepalanya dan berkata "bisa tahan sejenak master? aku mau lebih lama lagi master mengelus kepalaku dengan lembut, serasa seperti rumah" Samsul menutup matanya yang membuat Nevin tersenyum lebar dengan intonasi nada bicara yang lembut "baiklah, jika kau mau dan membuat mu tenang untuk sementara" Samsul mengangguk pelan 

"Kau benar-benar anak kecil. Anak yang harus dewasa di genggaman kondisi sekarang...lagi pula kau anak yang kuat, tetap bisa berdiri dan mempunyai tekad untuk merebut kembali saudaramu yang sedang tersesat di jalur yang salah sepertinya saudara mu itu masih mempertanyakan dirinya" Ucap Nevin dalam hati "jika sudah selesai kau menutup matamu dan membayangkan saudaramu, kau perlu tidur sekarang nanti latihannya besok saja. Kau tidur duluan aku akan menunggu Alvin" Kata Nevin saat sudah selesai bicara dengan dirinya sendiri.

"Baik master! janji kan besok?" Ujar Samsul mulai bersemangat "tentu saja!" Jawab Nevin dengan antusias "baiklah master aku tidur yah.. Selamat malam" Kata samsul sambil menguap "Yah selamat malam" Sambung Nevin lagi dengan melambaikan tangan ke samsul.

Nevin duduk di sebelah tempat tidur samsul sambil membaca buku, tiba-tiba ada suara langkah kaki terdengar yang membuat Nevin langsung keluar. Dia melihat Alvin yang raut wajahnya penuh dengan kelelahan dan kekecewaan. "Alvin? Kau kenapa?" Kata Nevin melepaskan keheningan antara mereka berdua, Alvin terkejut dengan perkataan Nevin dia mengira bahwa Nevin sudah tidur.

"Kau belum tidur?" Ujar Alvin "yah, tentu saja aku menunggu mu pulang" Jawab Nevin datar "kau kenapa?" Sambung Nevin lagi "aku berbicara dengan Laut terlalu lama sampai-sampai kelelahan seperti ini" Kata Alvin yang sepertinya berpura-pura mengantuk "Kau berbohong" Kata Nevin tegas namun, datar.

"Aku tidak tau harus mulai darimana Nevin, pembicaraan ku bersama Laut sedikit diluar kendali ekspektasi ku" Kata Alvin yang mulai menunjukkan ekpresi sedihnya "jadi begitu, sepertinya kalian sedang membicarakan ku yah?" Jawab Nevin yang mulai mendekati Alvin "tidak apa kawanku, kemari lah. Menangis lah dalam pelukan ku" Nevin berkata seperti itu sambil membuka tangannya lebar tidak sabar menunggu Alvin datang mendekat dan memeluk dirinya.

"Bisakah?" Tanya Alvin kurang yakin "tentu saja, kau temanku. Menangis tidak ada salahnya" Jawab Nevin meyakinkan "hari ini begitu berat bagimu, jadi kau berhak mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari pada suatu kekecewaan" Sambung Nevin yang mulai menunjukkan senyum hangatnya kepada Alvin. Alvin pun mulai mendekati Nevin dia memeluk Nevin erat sambil menangis pelan tidak tau harus berkata apa kepada kawannya itu "kau tidak wajib bercerita Alvin, dari raut wajah mu saja sudah membuat ku tau ada apa yang salah di hari ini juga. Semuanya berat bagimu untuk kau tanggung sendiri pelukan ku hanya akan menutup beberapa rasa sakit semoga kau menikmati caraku memperbaiki" Kata Nevin sambil mengeluskan sehelai rambut Alvin yang lembut sekali bagaikan angin yang lalu lalang di taman waktu itu "Rambut mu tidak ada perubahan yah, sama seperti caramu membuat angin-angin mengikuti dirimu, mereka juga menyukai rambutmu ini yah" Lanjut Nevin yang ingin membuat situasi tidak terlalu hening.

Setelah beberapa waktu Alvin seperti nya sudah mulai tenang, Nevin hanya ingin melihat keadaan Alvin tapi tidak dia sangkah Alvin setelah hari yang begitu berat dia alami, dia tidur dalam pelukan Nevin yang hangat. "Kawanku ini.. Sungguh merepotkan saja, tapi tidak apa aku tidak keberatan" Nevin meletakkan Alvin dengan lembut di salah satu matras yang di pakai Nevin saat membaca buku, bersampingan dengan Samsul. Nevin pun duduk di antara mereka mencoba untuk tidur karena matras yang mereka punya hanya dua Nevin selalu mengalah dan memberikan matras miliknya ke Samsul ataupun Alvin jika mereka membutuhkannya.

Mentari mulai menyinari dojo Nevin, langit biru dengan hangatnya embun pagi hari masuk ke selah-selah jendela dan menyilaukan wajah. Alvin bangun melihat sekitarannya dengan penuh raut wajah mempertanyakan "dimana Samsul dan Nevin?" Ujarnya pelan sambil mulai berdiri dari matras yang telah dia pakai untuk tidur tadi malam. Suara petir bergemuru dari luar mulai terdengar, Alvin pun sontak pergi untuk melihat ke arah suara. 

"Ayoh Samsul! kau harus bisa!" teriak samsul yang sedikit kelelahan "ingat, emosi bukanlah hal yang bagus untuk diutarakan saat berlatih Samsul!" sambung Nevin berteriak "yah! aku tau itu master!" jawab samsul yang mulai lanjut untuk berkonsentrasi "aku tau kau bisa lebih dari itu!" kata Nevin yang jahil dan mulai memanas-manaskan situasi, Nevin pun melihat kembali ke arah Samsul yang sangat berkonsentrasi untuk memukul salah satu dari boneka jerami yang dibuat Nevin, "ingat, satu saja tidak apa Samsul suatu perkembangan perlu prosesnya jangan terlalu terburu-buru" sambung Nevin serius dengan apa yang dia katakan. Tiba-tiba tanpa aba-aba yang diberikan Samsul langsung memukul ketiga boneka jerami di hadapannya dengan sekali hentakan pukulan yang dia ciptakan, Samsul pun lanjut menatap Nevin dengan penuh kebahagiaan di matanya "Master! apakah kau melihat itu? aku berhasil master! aku bisa memperpanjang jangkauan pukulanku!" Nevin terkejut dengan perkembangan Samsul yang begitu cepat dan maksimal menciptakan pukulan yang sempurna kepada tiga boneka jerami "akhirnya kau bisa! selamat atas perkembanganmu Samsul, masih mau dilanjutkan kah?" tanya Nevin disusul dengan anggukan pelan Samsul yang antusias.

Alvin berjalan mendekati Nevin, Nevin sontak fokusnya langsung kepada Alvin dia pun bertanya "bagaimana tidurmu? nyenyak? apakah kau sudah mulai bersemangat untuk menggantikanku melatih Samsul?" Alvin hening sebentar dan langsung menjawab "yah" dengan datar "ada apa? ada sesuatu lagi yang mengganggumu?" tanya Nevin "kau akan kemana?" Sambung Alvin dengan pertanyaannya "menemui yang mulia, kenapa? kau ingin menitipkan salammu kepadanya? sungguh baik sekali dirimu" kata Nevin yang sedikit bergurau kepada Alvin "tidak, aku hanya ingin bertanya aku sudah pergi menghadap dirinya kemarin jadi titipan salamku tidak akan berguna" jawab Alvin datar yang membuat Nevin menghela nafas "baiklah, sepertinya kau dalam kondisi yang tidak lagi ingin bercanda gurau, tapi tidak apa aku akan tetap mengatakan salammu padanya walau kata mu tidak perlu" jawab Nevin percaya diri yang membuat Alvin semakin terdiam saja menatap dirinya sambil berkata "terserah dirimu Nevin, semoga berhasil sampai ke hadapan yang mulia" jawab Alvin yang mulai tersenyum "nah, itukan lebih baik sesekali tersenyum kepadaku dan yah terima kasih. kau juga semoga semakin bersemangat untuk melatih Samsul, semuanya ku titipkan padamu kawanku!" jawab Nevin kembali dengan energi dan stamina yang mulai meningkat "terima kasih, Nevin" sambung Alvin. Nevin mulai beranjak pergi dari tempat biasa dirinya dan samsul berlatih sembari melambaikan tangannya kepada Samsul dan juga Alvin.

"Hey, master Alvin. apakah kau baik-baik saja?" tanya Samsul yang ingin meyakinkan dirinya untuk kedua kalinya setelah mendengar jawaban Alvin sebelumnya "yah aku baik saja..aku hanya sedikit lelah" jawab Alvin datar "baiklah, dari mana harus kita mulai master?" tanya Samsul "apakah kau bisa lebih cepat memukul boneka jerami yang lain dengan jangka waktu 10 detik serta jangkauan pukulanmu bisa memukul delapan boneka jerami dalam sekali hentakan pada detik itu?" tantang Alvin "aduh, master.. bisa pelan-pelan sedikit tidak? aku baru bisa memukul 3 boneka jerami tadi" kata Samsul kurang yakin "berarti kau tidak bisa menerima tantanganku? kau lemah yah?" kata Alvin yang ikut menggunakan taktik memanas-manaskan situasi "hah?!?! aku?? lemah? mustahil! baiklah aku akan mencobanya sampai bisa sesuai dengan apa yang kau mau master Alvin!" jawab samsul bersemangat "baiklah, mari kita lihat" jawab Alvin menunggu kepastian yang akan datang pada latihan kali ini.

[ Bersambung ]

Pelukan Hangat Mu - Clocean Viva Fantasy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang