Pertemuan

272 27 2
                                    

Lambaian yang diberikan Nevin kepada Alvin dan Samsul bisa saja menjadi lambaian selamat tinggal yang terakhir kalinya, Nevin dari lama sudah tau kapan dia akan mati namun, letak tempat dan siapa yang membunuh dirinya samar-samar jikalau dia mati pun dia tidak ingin semua orang menyalahkan diri mereka dan membuat situasi semakin genting di antara mereka hanya karena kematian dirinya suatu hari nanti akan terjadi. Apakah langit keabu-abuan dan rintik-rintik hujan akan terus terjadi jika dia sudah tidak ada? Siapa yang tau lagipula manusia hanya bisa hidup sekali, jika dia bisa hidup kembali maka itu keberuntungan sekali seumur hidup. Nevin tidak mengharapkan hal yang seperti itu, jika sudah di akhirat maka menetap lah disitu menurut dirinya kebangkitan orang yang sudah mati adalah tipu belaka dan juga sesuatu yang ilegal untuk jadi nyata seperti yang pernah dia katakan kepada Alvin waktu itu, kita hanyalah manusia jangka waktu hidup kita singkat dan tidak dapat di perkirakan hanya pencipta yang tau kapan kita akan bertemu dengannya dan di sambut pelukan hangatnya. Benak Nevin sedang dalam suatu pertikaian, dia sedang bingung tentang situasi yang akan datang nantinya jika dia benar saja mati. Dia berpikir sembari berjalan menuju kerajaan Elheims dengan kondisi Kepala yang sedang beradu pendapat.

Nevin sampai ke kerajaan Elheims dia pun membuang pendapat dan segala pertikaian yang berada dalam benak kepalanya, Nevin di sambut hangat oleh beberapa penjaga di sana. Nevin sempat menanyakan dimana Raja Elheims yang tidak lain dan tidak bukan adalah raja Ayon, orang yang penting dan memegang gagasan hatinya dari lama. Melindungi dirinya dengan segala apapun mala petaka, Nevin benar-benar berutang nyawa pada waktu dia di selamatkan berkali-kali oleh Ayon. Penjaga menunjukkan dimana kira-kira Ayon berada, mereka menjelaskan rute ke perpustakaan kerajaan sembari berkata dengan intonasi nada berbicara yang ramah kepada Nevin "jika master tidak bisa menemukan yang mulia di singgasana miliknya kemungkinan besar dia berada di perpustakaan yang tidak jauh dari ruangan itu, kau bisa melihat dirinya di sana jika yang mulia masih tidak dapat ditemukan, master bisa tanya langsung ke Kaguma" mereka mengatakan semenjak pertemuan dengan Alvin kemarin Ayon sepertinya sedang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja, karena setiap hari dirinya tidak bisa berlama-lama di singgasana miliknya seperti dirinya memiliki benak kepala yang terisi dengan jutaan pendapat yang bercampur aduk menjadi satu sebelum ataupun sesudah dia menemui Alvin.

Ternyata sudah lama sekali isi kepala Ayon di ganggu dengan hal-hal yang tidak penting tapi entah dari mana dan bagaimana hal tidak penting bisa terisi kedalam benak kepalanya. Nevin pun masuk berjalan-jalan mencari ruangan perpustakaan yang di maksud penjaga tadi, tapi sebelum dia menemukan Ayon, sepertinya dia di temukan duluan oleh Ayon sendiri. "Aku tidak tau jika teman ku yang menghabiskan separuh hidupnya di dojo akan menemui diriku" Senyum Ayon melihat wajah Nevin, Nevin yang terkejut menatap kesal Ayon dan berkata "apa-apaan kau ini! Mengagetkan diriku saja" Ayon yang melihat reaksi Nevin hanya bisa tertawa pelan "sekali-kali, aku yang mengagetkan dirimu. Kau sudah terlalu sering melakukan hal ini padaku" Kata Ayon "aku tidak tau kapan terakhir aku menghitung dirimu mengagetkan diriku di waktu yang tidak tepat berulang kali" Sambung Ayon kembali.

"Masih ingin kau hitung?" Tanya Nevin "tidak lah sudah ku lupakan hitungan itu semenjak kau pindah dari kerajaan ku dan memutuskan untuk membangun dojo tidak jauh dari sini bertepatan di arah barat Elheims bukan begitu?" Tanya Ayon balik "baiklah aku sungguh bersyukur kau sudah lupa hitungan itu" Sebelum Nevin melanjutkan kata-katanya Ayon langsung menepis perkataan Nevin "jika masih ku ingat sudah ku kaget kan dirimu lebih dari hitungan kau yang mengagetkan diriku" Nevin hanya bisa tertawa pelan mendengar jawaban Ayon "yakinkah kau bisa?" Tanya Nevin sombong "Jika kau bisa maka aku bisa, kau mengalahkan diriku dalam banyak hal setidaknya ini wajib ku coba juga" Jawab Ayon percaya diri "baiklah jika kau berkata begitu, hai Ayon... Sudah lama tidak bertemu, pujaan hatiku" Kata Nevin memberikan salam kepada Ayon dengan nada yang sedikit menggoda "kau sangat buruk dalam hal menyapa dengan nada seperti itu" Kata Ayon kecewa namun, raut wajahnya sedikit memerah "aku hanya ingin mencoba sesuatu yang baru, kau tahu.. Sedikit menyapa kan tidak apa bukan? Yah, bagaimana kabarmu Ayon? Kata Alvin kemarin semuanya tidak berjalan sesuai rencana apa yang terjadi kemarin?" Tanya Kevin menunggu jawaban pasti dari Ayon "kenapa wajahmu memerah Ayon? Apakah sapaan ku terlalu menusuk hatimu, Sampai naik ke pipimu begitu?" Sambung Nevin lagi dengan senyuman.

"Kau- kau membuat nya semakin lebih buruk! Diam Lah sejenak" Kata Ayon yang mulai menutup wajahnya berpaling dari wajah Nevin. Nevin yang melihat itu hanya tertawa pelan "bagaimana kabarmu?" Tanya Nevin sekali lagi "kurang baik" Jawab Ayon datar setelah menghilangkan pipinya yang merah "kenapa kira-kira? Mau berbagi cerita denganku? Siapa tau bisa membuat mu lebih baik" Kata Nevin meyakinkan Ayon dengan pertanyaannya "baiklah, kau tau.. Nanti akan ada pertanda perang besar.. Aku tidak siap untuk menghadapi hal itu sendirian" Jawab Ayon dengan nada sedih "hey.. Kan ada diriku bersama yang lain, kita akan menghadapinya bersama-sama seperti kala itu.. Aku ingat bukan?" Tanya Nevin setelah menghibur Ayon "yah, tentu aku ingat... Tidak mungkin akan aku lupakan saat-saat itu.. Aku ingat sekali kau masih berutang nyawa padaku "Kata Ayon yang mulai jahil setelah di hibur Nevin "kau masih mengingat hal itu yah.. Senang kau masih ingat, aku tidak bisa membalas dirimu lebih untuk hal itu" Kata Nevin sambil tersenyum "apa yang kau siapkan untuk perang yang akan datang nantinya?" Sambung Nevin dengan pertanyaan kepada Ayon "kau tau tentang senjata yang ku buat bersama 3 raja lainnya? yang aku siapkan hanya itu sisanya tinggal tunggu waktu apakah benar aku harus mengeluarkan senjata itu, atau hanya menyusun strategi saja serta mempersiapkan segala sesuatu yang masuk akal untuk masa yang akan datang seperti teori-teori atau pendapat tentang kondisi peperangan, untuk saat ini masih samar-samar Nevin jadi belum menentu" Kata Ayon panjang lebar "sepertinya kau sudah siap yah melawan marah bahaya nantinya" Jawab Nevin "seorang raja harus siap seperti katamu, walaupun diriku sebenarnya masih takut untuk menghadapi nya. Aku takut sungguh, tapi tidak mungkin rakyatku melihat diriku takut akan hal seperti itu" Kata Ayon tegas dengan gagasannya sendiri "aku tidak kecewa bertemu dengan dirimu dan bertarung di sisimu disetiap saat, tidak salah aku memilih dirimu, begitu juga menemuimu.." Jawab Nevin dengan senyuman hangat dan ramahnya "kau tidak ada perubahan yah, bagaimana? Kau merindukan ku?" Sambung Ayon 

"aku datang ingin menanyaimu duluan dengan pertanyaan itu, tapi ternyata kau sudah duluan yang menanyaiku terlebih dahulu.." jawab Nevin mengangkat bahu percaya diri dengan apa yang disampaikan Ayon "jawab pertanyaanku.." sambung Ayon serius "iya, iya kau tidak perlu terlalu serius kau tau?... baiklah, harus aku mulai dari mana yah. hmm.." Nevin berpikir sejenak untuk menyusun kosa kata apa yang akan dia pakai saat menjawab pertanyaan yang ditanya oleh Ayon.

"Yah, aku merindukanmu tentu saja kenapa kau mengira aku tidak akan merindukan orang seperti mu.. Aku datang untuk berkunjung haha.. Sungguh aku merindukanmu" Jawab Nevin tersenyum pelan "senang sekali mendengar hal itu... Aku juga merasakan hal yang sama.. Rasa rindu" Kata Ayon singkat "jadi? Kau mau berjalan-jalan sejenak? Apakah kau mau melihat sekitaran Elheims yang sudah ada sedikit perubahan?" Tanya Ayon sambil memberikan kode untuk segera mengikuti dirinya "Baiklah jika kau bersikeras, lagi pula aku tertarik" Jawab Nevin mengangkat pundak setuju.

[ Bersambung ]

Pelukan Hangat Mu - Clocean Viva Fantasy FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang