Saat mereka sampai di luar ruangan yang mereka tempati tadi, tiba-tiba terdengar suara rintik-rintik hujan dan sekitar wilayah Elheims di kuasai oleh genangan air, Nevin terlihat gembira melihat genangan air yang menguasai sekitaran Elheims itu dia tidak hanya gembira namun, dia juga legah melihat wilayah Elheims sudah semakin melebar dan sudah banyak tiang-tiang besar yang membentuk sebuah benteng kecil dengan warna marmer.
"apakah kau senang melihat ada perubahan disini Nevin?" tanya Ayon menunggu jawaban Nevin "yah tentu saja aku senang karena kau sudah menepati janjimu kepadaku bahwa kau akan menjaga Elheims dengan baik" jawab Nevin dengan senyum lebarnya yang membuat Ayon terkejut, lalu membalas Nevin dengan senyuman juga
"aku tau kau perlu banyak waktu untuk terbiasa dengan gelar sebagai raja namun, usahamu tidak sia-sia untuk hal ini...aku bangga kepadamu yang mulia, ombak dahsyat yang terus-terusan bergerak siap menerobos masuk dengan gagah tanpa rasa khawatir yang ada hanyalah prinsip untuk terus maju, itu kau Ayon..kau tetap bijaksana seperti dulu yah haha..aku senang bisa bertemu denganmu di saat ini di sambut dengan dinginnya angin hujan yang lalu lalang"
Jawab Nevin dengan hembusan nafas legah sembari menatap Ayon dengan penuh antusias, seperti mata Nevin sedang ingin meyakinkan bahwa semuanya akan baik-baik saja, jika ada gelap maka suatu saat akan menimbulkan benih cahaya harapan secara perlahan.
"Kau masih saja seperti dulu yah, kau masih sangat-sangat membanggakan diriku... Tapi Nevin.. Sejujurnya aku tidak sehebat itu, seperti yang kau bilang di awal tadi bahwa aku masih belum terbiasa dengan gelar ku sebagai Raja begitu banyak permasalahan yang harus ku lewati hanya untuk mempertahankan gelar ini, Nevin... Aku lelah... Kau tau bukan?"
Jawab Ayon dengan mata yang menahan rasa sakit dari gelarnya yang sekarang membuat Nevin menghembuskan nafas, dengan rasa khawatir nya dia mendekati Ayon dengan perlahan dan memegang kedua pipinya sambil berusaha menenangkan Ayon
"Ayon, jika kau mau menangis karena kau sangat lelah dengan cobaan duniawi yang di takdirkan padamu lewat perantara ayahmu yang hebat itu, aku tau persamaan dirimu dengan ayahmu jauh berbeda namun, dia memilih dirimu sebagai pengganti dirinya.. Dia mau.. Dia mau kau hebat dengan caramu sendiri setelah kau di dobatkan menjadi Raja, Ayon aku tau hal ini terlalu banyak bagimu tapi jika kau benar-benar merindukan ku silahkan tutup mata dan menangislah.. Rasakanlah hangatnya tanganku yang menyapu lembut pipimu, aku berjanji aku tidak akan pergi kali ini"
Ayon seketika terkejut dengan apa yang di sampaikan oleh surai coklat berpakaian kimono biru yang bermotif awan itu, dia mencengkram tangan Nevin dengan erat dan mulai menangis sambil menutup matanya, mengeluarkan segala tenaga yang dia bisa untuk membuat Nevin merasakan apa yang dia rasakan bertahun-tahun lamanya yang telah dia pendam, posisi dan kondisinya serasa berat sekali untuk di tanggung sendiri, seorang saja di waktu dini namun, rengang sejenak di sapu oleh ketenangan rintik hujan yang mengikuti tangisan Raja Elheims itu
Seorang Raja yang kuat, agung, bijaksana, dan dermawan kini meleleh di sentuhan hangat Nevin dan membuat seutas kehampaan yang terukir di lubuk hatinya terdalam pergi untuk beberapa saat, berubah karena hampa itu hilang serta mulai diisi oleh kepemimpinan arah angin yang lembut bersorak memanggil dirinya seolah-olah angin itu tidak mengganggu situasi dinginnya kehadiran hujan seperti semuanya akan baik-baik saja, kehadiran hangatnya sentuhan tangan Nevin di wajahnya mendatangkan perasaan bahwa ini benar-benar rumah yang dia nantikan di akhir hayatnya.
Rumah yang tidak akan pergi untuk selama-lamanya, rumah yang selalu menunggunya di pintu gerbang masuk ke akhirat, dirinya dan pencipta bisa saja menunggu dirinya di sana suatu hari nanti dengan sapaan dan tawa belaka yang masih menyimpan sehelai kenangan duniawi yang menjiwai dirinya, kali ini karena kesedihan yang mulai menguasai diri dia lupa bahwa emosi ada batasannya.
Dia dengan cepat membuka mata, melepas cengkraman eratnya dari Nevin dengan perlahan dan melihat tepat di arah bola mata biru Nevin yang seperti mengambil pesona megah dan indahnya langit sembari berkata
"Terimakasih Nevin kehadiran mu sungguh ku hargai.. Sekali lagi terimakasih"
Nevin melihat Ayon dengan tatapan penuh semangat serta tersenyum lebar dan menjawab
"Sama-sama aku senang membantu dirimu, Ayon tapi bisakah aku bertanya sebentar?"
Ayon yang mendengar kalimat "pertanyaan" disini sedikit membuat raut wajah sedih dan menjawab dengan intonasi nada yang khawatir
"pertanyaan apa?" Seperti dirinya takut di tanya dengan pertanyaan yang sama yang pernah Nevin ucapkan padanya
"apakah kau siap jika suatu hari nanti malapetaka datang dan mengusulkan untuk mengambil dirimu dari genggaman mu apakah kau akan membiarkan ku pergi atau kau masih mau menyalahkan dirimu seperti dirimu yang lama itu? yang tidak bisa memaafkan dirimu pada saat kau membunuh begitu banyak kaum ku di masa lalu?"
itu pertanyaan yang sungguh dia takuti dan tidak mau dia jawab sekarang karena menurut Ayon sendiri pertanyaan itu bisa saja membuat dirinya semakin khawatir akan apa yang terjadi jika itu benar-benar terpampang jelas di matanya suatu hari nanti
"apakah aku akan siap?" Ayon selalu mengulang kalimat ini di benak pikirannya yang membuat dirinya waktu itu terhasut kedalam begitu banyak perbincangan kalimat lainnya di dalam pikirannya juga.
Nevin melihat raut wajah Ayon yang sangat khawatir akan apa yang nanti dirinya sampaikan
"ayolah Ayon jangan menunjukkan raut wajah seperti itu, ini hanya pertanyaan yang simpel kau tau?" Balas Nevin dengan senyuman menunggu jawaban Ayon dengan antusias
"baiklah silahkan" Jawab Ayon dengan menghala nafas legah menunggu apa pertanyaan yang akan di tanyakan oleh sosok orang di hadapannya ini
"maukah kau berdansa dengan ku di saat hujan ini, Ayon?" mendengar pertanyaan itu Ayon sempat terdiam sejenak, lalu berkata
"apa maksud mu?" Dengan cepat Nevin menjawab
"berdansa dengan ku dan akan disaksikan oleh banyaknya genangan air dan rintik hujan.. Apakah kau mau?"
Nevin juga mengulurkan tangannya kepada Ayon dengan tatapan lembut menunggu dirinya
"tapi kau tau, aku tidak bisa berdansa.. Aku sangat payah dalam hal seperti itu" perkataan Ayon membuat Nevin tertawa pelan sambil menjawab
"tidak apa aku akan mengajarimu" Ayon terkejut dengan apa yang Nevin katakan
"kau yakin dengan pilihanmu untuk mengajariku berdansa?" Tanya Ayon yang membuat Nevin tertawa lagi
"Tentu saja! Aku sungguh yakin kau bisa berdansa lebih baik dari diriku bahkan!" Jawab Nevin dengan senang hati untuk menyemangati Ayon agar mau berdansa dengannya
"kau terlalu berekspektasi tinggi akan diriku" Jawab Ayon yang kembali tidak berminat akan keputusan Nevin
"Hey! Berekspektasi tinggi tidak apa kau tau setidaknya aku tidak memaksa namun, aku mau saja mengajarimu!" Mendengar apa yang di sampaikan Nevin membuat Ayon memutarkan bola mata sambil menjawab
"sesuatu yang selalu di katakan oleh sosok Nevin.. Baiklah aku mau.." Nevin yang mendengar jawaban Ayon langsung menarik Ayon berlari di lorong ruangan untuk pergi ke lapangan luas penuh rumput dan genangan air
"heyy! Pelan-pelan Nevin kita bisa saja terjatuh atau bahkan terpeleset disini.." Ayon menjawab dengan tergesa-gesa melihat Nevin yang begitu bersemangat ingin sekali berdansa dengan dirinya
"Maaf!" Teriak Nevin.
Sampailah mereka di lapangan itu membuat Nevin semakin bersemangat, dia mulai berlari ke genangan air lalu menginjak sembari melompat tepat di genangan air yang membuat kimono Nevin basah
"Ayo Ayon! Jangan malu-malu! Cepat kesini tidak akan ada hal yang menyeramkan kok!" Kata Nevin yang sudah basah kuyup namun, tidak mempermasalahkan apa yang terjadi dengan pakaiannya yang basah ataupun kotor
"baiklah aku kesana" jawab Ayon dengan mulai melepas jubah biru panjangnya dan mulai mendekati Nevin dengan senyuman
"ini tidak seburuk dengan apa yang aku pikirkan" Jawab Ayon tertawa pelan yang mulai menyukai ide Nevin tentang dirinya menari dengannya di saksikan rintik hujan.
[ Bersambung ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Hangat Mu - Clocean Viva Fantasy Fanfiction
FantasyPelukannya rasanya begitu hangat, bagaikan cahaya mentari yang menyinari bumi waktu itu, begitu lembut mengelus sehelai rambutku. Rasanya ini nyata namun, bisa saja hanya ilusi semata. Cover by: @Clemtyzou on ig (gw sendiri)