Nevin pergi menghentakkan kaki mungil wujud rubahnya, berlari riang dari taman tadi ke suatu tempat. Meloncat cepat dari bebatuan pegunungan yang tinggi dengan pemandangan sungai yang sejuk pada waktu itu angin masih sontak berhembus kesana kemari membuat bulu rubah Nevin bergerak-gerak. Nevin sepertinya menikmati angin sebentar lalu melanjutkan perjalanan Kecil-kecilan nya.
Saat telah sampai dilahan yang tidak basa terkena air sungai, Nevin di ganggu dengan sekumpulan kupu-kupu biru yang berterbangan dia menggerak-gerakkan kepalanya untuk membuat kupu-kupu itu pergi, tapi semakin di gerakan semakin banyak kupu-kupu itu datang. Nevin merasa risih dan dia mundur beberapa langkah untuk menghindar dari kupu-kupu supaya badan wujud rubahnya tidak di tempati kupu-kupu tadi.
Beberapa langkah pun dia ambil, tanpa Nevin sadari dia terjatuh ke sungai karena banyaknya langkah yang dia ambil untuk menghindari kupu-kupu yang mengganggunya. Kupu-kupu itu pun terbang menjauh setelah Nevin jatuh ke sungai. Dia pun berkata dengan nada kesal "aku ingin menemui orang penting kenapa harus jatuh ke sungai kali ini! Agh.. Kupu-kupu.. Aku tidak mungkin akan marah kepada kupu-kupu, mungkin mereka hanya ingin bermain baiklah, bisa diterima" Walaupun dirinya dalam wujud rubah Nevin masih bisa berbicara layaknya manusia.
Nevin pun mengibaskan badannya yang basah untuk mengeringkan dirinya sambil lanjut berkata "Ternyata lebih simpel jika wujud ini terkena air yah, tinggal gresek-gresek kering deh" Katanya percaya diri dia pun kembali santai berlari dengan cepat, lincah melewati rerumputan juga hutan yang lebat.
"Sebentar lagi harusnya sudah sampai" Ujar Nevin tergesa-gesa karena sepertinya dia terlambat untuk menemui orang penting yang dimaksud. Nevin sampai di tempat yang sudah dijanjikan bersama dengan orang penting yang ingin dia temui, Nevin pun mulai berubah wujud ke bentuk manusia semula, dia berjalan beberapa langkah dan terdengar teriakan seorang anak "Master!!" Teriaknya khawatir dan mulai memeluk Nevin dengan erat,sambil berkata "Master Kau 10 menit terlambat, tidak sesuai janjimu. Eh master kenapa pakaianmu seperti basah master? Tanyanya sambil melepas pelukannya dari Nevin
"Maaf sudah 10 menit terlambat, tapi kenapa kau datang-datang langsung memelukku apakah aku terlalu lama berbincang dengan sang angin timur itu?" Jawab Nevin kepada orang berambut coklat dengan mata biru mudah, sama seperti dirinya "Iya master.. seperti nya begitu, lagi pula master berbincang apa dengan angin timur itu? Oh yah, master kenapa pakaian master basah?" Tanya sosok itu lagi dengan rasa ingin tahu, dia adalah Samsul.
"Jika kau berkesimpulan seperti itu yah, aku berbicara dengan Alvin tentang hal serius, tenang saja aku tidak membicarakan mu dari belakang. Aku tidak akan pernah melakukan itu" Dia perlahan menghela nafas dan sambil memperbaiki rambutnya, Nevin pun lanjut berkata "Aku tadi di ganggu sekumpulan kupu-kupu dan aku terjatuh ke sungai sekitar sini, sungguh aku malu tapi tidak mungkin bukan aku akan memarahi kupu-kupu?"
Samsul tertawa pelan tidak menyangka gurunya bisa terjatuh ke sungai hanya karena sekumpulan kupu-kupu. "Baiklah jika begitu lagi pula master tidak akan membunuh kupu-kupu itu" Ujarnya sambil menatap Nevin dengan pandangan serius seperti dia sedang ingin membaca isi hati Nevin saat itu beranggapan bahwa Nevin akan mengatakan "Tentu saja tidak akan aku bunuh"
Nevin melihat Samsul dan tersenyum pelan sembari berkata "Samsul. Aku tidak akan mungkin menghabiskan tenagaku hanya untuk sekumpulan kupu-kupu" Ujarnya, samsul pun merasa legah akan jawaban itu masih sedikit menyimpan kepercayaan bahwa gurunya bisa saja dalam mode membunuh ataupun dalam mode normalnya. "Apakah master mempunyai sesuatu yang ingin di bicarakan di atas gunung ini?" Ucap Samsul "yah sama seperti Alvin, tapi aku sedikit kurang yakin jika kau akan mengerti. Lagi pula kau hanyalah seorang anak, aku tidak ingin membuat sesuatu didalammu hancur hanya karena ini. Baiklah kita berpindah aku tidak mau membahas topik serius lagi, mari kita mulai dengan sesuatu yang lebih sederhana dan mudah dipahami" Katanya dengan nada kurang yakinnya namun, dia juga mempunyai firasat bahwa Samsul tau maksud nya apa.
"Maksud master. Taman itu yah?.." Ucapnya "sudahlah lupakan saja tempat itu. Ayon akan menjelaskan hal itu padamu suatu hari nanti" Kata Nevin tergesa-gesa menghentikan kalimat yang disampaikan Samsul "tapi master-" Belum selesai Samsul berbicara Nevin langsung menutup mulutnya dan berbisik "Tidak apa.. Lagi pula kau ingat bukan kalo taman itu ku buat sendiri untuk kalian? Kalian bertiga pantas mendapatkan bayaran seimbang" Kata Nevin dia berjalan ke arah belakang Samsul dan memandangi langit yang perlahan-lahan mulai menunjukkan warna campuran oranye, pink, dan merah pertanda sore hari.
Samsul pun mengikuti Nevin, melihat langit sore hari yang begitu indah. warna yang bercampuran itu mulai menguasai semua langit biru saat itulah Samsul mulai berbicara ditengah-tengah keheningan "Master?.. apakah kita akan melanjutkan pembicaraan yang lain dan hanya diam saja menatap langit? atau kita akan berlatih disini dengan gaya yang baru master?" Nevin hanya tersenyum saat melihat samsul yang penuh dengan raut muka mempertanyakan. "kau sungguh penuh pertanyaan yah. baiklah, aku akan menjawabnya satu-satu. kita akan membahas tentang pertumbuhanmu Samsul seberapa kuat kau menumbuhkan tekad untuk menggapai sesuatu yang kau harapkan sekarang tanpa kata menyerah, putus asa, ataupun masa lalu yang kerap kali mengganggu sekarang ini sampai mungkin bisa menyempitkan jalan untukmu berjalan menempu tahap selanjutnya" Samsul hanya terdiam melamun melihat Nevin dengan kacamata hitamnya yang sedikit miring itu, dia pun sadar dan kembali ke topik yang di mulai Nevin "kerap kali pertengkaran antara aku dan saudaraku itu menggangguku master.. aku mau sekali meminta maaf.. namun, sepertinya dia telah menempu perjalanannya sendiri jauh dari kontak mataku.. aku sangat sedih master.. rasa sakit, kesedihan,marah,kecewa bercampur aduk dan membuatku terkadang termakan emosi dengan masa lalu" Kata samsul yang air matanya mulai keluar dan lanjut berkata "maaf master, air mata ini sudah ku tahan saat bertemu dengan master saat itu.. aku tidak bisa menahannya, maafkan aku jika aku berperilaku seperti anak kecil sekarang"
Nevin hanya bisa melihat samsul dengan penuh rasa sayang, seperti seorang ayah tunggal yang ditinggal istrinya untuk merawat anak satu-satunya. Nevin mulai mendekat, membalikan badan Samsul ke arahnya dan mulai berkata "Tidak apa, keluarkan segalanya yang kau pendam begitu lamanya kepada ku, tidak apa Samsul lagi pula tidak salah untuk anak-anak sepertimu menangis masih wajar untukmu menangis, lagi pula kau hanya terpaksa dewasa disituasi ini jadi aku tidak akan memarahimu, aura kemarahan tidak baik untukku juga" Nevin diam sejenak melihat raut wajah Samsul yang selalu melihat kebawah malu untuk melihat sosok dirinya disituasi menangis.
"Kenapa kau tidak mau melihatku Samsul? apakah kau pikir aku akan marah? atau kau menyesal menangis di depanku karena kau tidak terlihat seperti lelaki sejati?" kata Nevin meyakinkan samsul untuk mulai berkata dan menghapus air matanya "Iya master.. aku tidak pantas menangis" ujarnya dengan nada yang serak setelah menangis "Hey, kau pantas menangis. Semua orang pantas untuk menangis, kenapa kau malu? apakah pandangan dunia membuatmu hancur seperti kaca? dan tenggelam dalam lautan penyesalan?" Nevin pun menyentuh pundak Samsul serta lanjut berkata "Jika kau ingin memeluk diriku silahkan, kau berhak mendapatkan kenyamanan di pelukan seseorang setelah apa yang telah kau alami untuk sampai dihadapan ku ini" Tanpa berpikir dua kali benar saja Samsul langsung memeluk Nevin dengan erat sambil menutup mata mengimajinasikan bahwa yang dia peluk itu adalah saudara tertuanya dia mulai berkata "maafkan aku, maafkan aku. Aku tidak tau aku begitu bodoh. maafkan aku kakak.. tolong jangan pergi dari tatapan ku, aku tidak bisa menjangkaumu" Nevin sangat terkejut akan apa yang dia dengar namun, kembali tersenyum.
"Kau sungguh merindukan dirinya yah? berarti dia begitu penting bagimu.."Ujar Nevin dalam hati, dalam keheningan pelukan itu Samsul mulai berkata "Master.. apakah aku bisa berlatih lagi di dojomu bersama Alvin?" membuat Nevin tertawa pelan "Kau dapat banyak energi setelah menangis dan memelukku, baiklah aku senang melihat dirimu pulih. Ayo kembali" Samsul mengangguk pelan dan mulai berjalan didepan meninggalkan Nevin di belakang untuk sementara "pertumbuhan memerlukan waktu, aku tau suatu hari nanti dirinya akan kembali ke sisimu. Samsul, aku doakan yang terbaik semoga kau siap untuk waktunya tiba" Nevin berkata dalam hati. "Master! kenapa melamun saja! ayo aku sudah tidak sabar master!" ujarnya antusias "iya, iya aku datang tolong jangan terlalu cepat-cepat kau bisa terpeleset disekitaran batu-batu" ujar Nevin khawatir "Baik, Master!" Balas Samsul, Nevin pun membalas Samsul dengan senyum hangatnya.
[ Bersambung ]
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelukan Hangat Mu - Clocean Viva Fantasy Fanfiction
ФэнтезиPelukannya rasanya begitu hangat, bagaikan cahaya mentari yang menyinari bumi waktu itu, begitu lembut mengelus sehelai rambutku. Rasanya ini nyata namun, bisa saja hanya ilusi semata. Cover by: @Clemtyzou on ig (gw sendiri)