Waduch, awas ketauan banh

124 14 4
                                    

Hai bunda bunda!!

•••

Hari ini, tepatnya pada siang menuju petang. Disebuah rumah sedang tak terlalu besar dan megah. Dapat kita lihat, bahwa penghuninya kini tengah sibuk bertelepon ria dan sang peliharaan kini tengah sibuk mondar mandir didalam rumah, entah mencari apa.

"Iya ma, Jerome ngerti kok gimana sibuk nya mama. Tapi apa nggak bisa sempetin sehari aja buat nemenin Jerome wisuda?"

"Kalo bukan mama, siapa lagi coba?"

"Papa udah nggak ada, jerome cuman punya mama. Mama satu-satunya keluarga Jerome, mama masa ya nggak bisa ngertiin gimana perasaan anak mama sendiri sih?"

Sembari terduduk disofa Jerome sibuk berbincang. Suaranya yang lantang bahkan membuat Helion yang tengah sibuk bermain dilantai kedua itu jadi merasa penasaran akan apa yang tengah sang babu bicarakan.

"Buset, budak gue lagi ada masalah tuh. Nguping ah, kali aja tau apa masalahnya." Helion membatin dalam hati, ia dengan segera berlari bahkan kini meloncat keatas pangkuan hangat Jerome.

Jerome yang merasakan bagaimana hentakan tubuh akibat Helion meloncat itu langsung saja melirik kebawah, ia mengelus pelan kepala mpusnya sembari berbincang dengan seseorang yang disebut "Mama" didalam teleponnya.

"Ma, jerome selalu setuju sama setiap keputusan mama tentang Jerome. Bahkan minat mama yang pengen Jerome pergi ke kota ini buat sekolah juga Jerome ikutin kan?"

"Tapi kenapa giliran Jerome sendiri yang mau minta sesuatu mama nggak bisa?"

"Cuman satu hari loh ma, sepenting itu ya pekerjaan mama dibandingkan Jerome?"

"Mama lebih sayang pekerjaan mama dibandingkan Jerome?"

Helion yang awalnya hendak menjahili Jerome itu terdiam, ia fokus mendengarkan bagaimana sang babu kini tengah berdebat mengenai hal yang penting dengan ibu kandungnya.

Suara Jerome bahkan sampai jauh lebih lantang dan keras ketika ia bicara. Sepertinya anak laki-laki itu sudah mulai terpancing emosi karena seluruh kata kata yang mungkin tengah dilontarkan oleh sang ibu.

Decakan kesal kini menjadi hal yang mungkin ingin tak ingin Helion dengarkan. Semakin kesal wajah Jerome terlihat, maka semakin besar juga masalahnya.

"Ma, Jerome nggak bisa pergi sendiri ma. Harus ada tanda tangan langsung orang tua sebelum Jerome berhak ambil ijazah Jerome!"

"Jerome selalu kena marah sama guru disana, karena mama selalu telat ngasih tanda tangan!"

"Mama nggak pernah ada disaat Jerome buat suatu kemenangan, dari kelas satu sampai tiga ini, mama nggak pernah datang buat ambil rapot Jerome!"

"Jerome malu ma, orang-orang selalu anggap Jerome yatim piatu karena setiap ada acara nggak pernah ada satupun orang yang bisa jadi wali buat Jerome!"

"Jerome selama ini dibully ma, Jerome selalu diejek dan dicaci maki sama yang lain!"

Sembari menghela nafasnya gusar Jerome mulai menyandarkan punggungnya pada sofa dengan cepat. Ia mengacak-acak rambut hitamnya itu dengan cepat.

Bahkan kini dengan kesal menjambak rambutnya sendiri akibat kesal karena seluruh ucapan yang terus menerus dilontarkan ibunya.

"Mereka bisa bawa ayah bahkan ibu mereka ke acara acara penting disekolah, sedangkan Jerome?"

"Acara sepenting apapun, bahkan udah dapat ancaman guru juga. Jerome nggak pernah ditemenin wali Jerome sendiri!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Cat Is My Friends Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang