Bab 6. Seorang kenalan

5 2 0
                                    

“Ketahuan oleh siapa?”

“Mereka adalah mafia, entah kenapa mereka mengejarku.” jawab Kuro sembari berlari menarik tangan Shiro.

“M–mafia? Bukankah hanya kepolisian yang menincar kriminal sepertimu? Kenapa ada mafia juga yang ikut campur?”

“Sudah kubilang aku tidak tau kenapa mereka mengejarku, mungkin saja aku membunuh salah satu anggota mereka,”

“Jadi, kita akan pergi ke mana?”

“Aku tau tempat yang aman untuk saat ini,”

Para mafia masih mengejar mereka, mereka berbaur dengan sekitar agar tidak ketahuan. Pengejaran itu masih terus berlanjut hingga malam hari, mereka menjaga tiap jalur keluar dan masuk kota dengan ketat.

“B–bagaimana ini?” tanya Shiro.

“Kau tau kenapa kota ini disebut Kota Kabut?”

“Karena berkabut?”

“Ya, malam harinya kota ini dipenuhi kabut. Kita tunggu hingga kabutnya semakin tebal, mereka tidak akan bisa melihat kita kabur,”

Waktu pun terus berlalu, tak lama kabut semakin tebal hingga membatasi pandangan sejauh 1 meter. Kuro dan Shiro pun kabur dengan mudah tanpa ketahuan oleh para mafia.

“Hahaha … untung saja kita menginap di Kota Kabut itu.” Shiro mengacakan dua tangannya di pinggang berlagak songong.

“Apa-apaan sikap sombongmu itu? Padahal kau ketakutan setengah mati saat di kota,”

“Tapi kita benar-benar beruntung ya tinggal sementara di kota itu, kita jadi mudah kabur,”

“Tidak juga, itu semua sesuai rencanaku. Bukan tanpa alasan aku ingin menginap di Kota Kabut,”

“Woah menyeramkan, jadi kau sudah tau kita akan diburu dan membawa mereka ke sana?”

“Ya,”

“Apa saat pria besar itu menodongkan senapannya ingin menembak wajahku juga termasuk rencanamu?”

“Ya, harus ada yang mengalihkan perhatiannya agar aku bisa membunuhnya dengan cepat,”

“Jahat, kau jahaattt … kau menjadikan istrimu sebagai umpan. Kuro jahaattt!” Shiro kesal dan memukul-mukuli punggung Kuro.

“Tapi kita lolos, kan?”

“Iya sih, tapi ga gitu juga caranya!” seru Shiro.

“Sebentar lagi kita sampai,”

Rumah tua terlihat di tengah-tengah hutan, rumah itu terlihat seperti rumah yang ditinggalkan puluhan tahun. Tanaman merambat di mana-mana, debu sudah seperti bagian dari rumah tua tersebut.

“K–kuro … apa yang kita lakukan di sini?” Shiro berembunyi di belakang Kuro, ketakutan.

“Ini tempat yang aman,”

“Bagiku tidak terlihat seperti itu, b–bagaimana kalau ada hantunya?”

Kuro menghela nafas dan mengatakan. “Hey Natan, keluarlah!”

“Jadi, siapa gadis cantik ini?” Natan tiba-tiba keluar dari sudut ruangan.

Natan adalah kenalan Kuro semenjak Kuro menjadi pembunuh bayaran, dia seorang pria yang berumur 22 tahun, memiliki tubuh yang tinggi dan kurus.

“Tunggu! Dari mana kau keluar? Kenapa tiba-tiba ada di sudut ruangan?” tanya Shiro.

“Hm? … Hahahaha.” Natan tertawa keras.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOVE?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang