31. Olaf Berulah

962 139 10
                                    

Halo, siapa yang nungguin cung🙌🏻

Maaf baru sempet next huhu

Eh komennya makin dikit nih 😭

Hayu bantu 200+ votes 500+ komen makasi

HAPPY READING

31. OLAF BERULAH

"Hah?" Kinaya menutup mulutnya sendiri. Kemudian mengibaskan tangan dengan cepat. Jantung Kinaya kini berdetak cepat sekali. Ia sendiri tidak mengerti perasaan seperti apa yang hadir dalam hatinya saat ini.

"Aku nggak ngomong apa-apa, kok, Kak Rangga."

Rangga mendekatkan wajahnya pada Kinaya yang berjengit mundur selangkah. Tampak jelas wajah Kinaya mengeskpresikan kegugupan yang luar biasa.

Rangga menarik kedua sudut bibirnya disertai mata yang menyipit. Ia tersenyum jahil pada Kinaya.

"Tapi tadi saya dengar loh, Kinaya."

"Dengar apa?" Suara Kinaya mengecil.

"Kamu suka sama saya?"

Mata Kinaya membulat seketika. Ia mengaduh dalam hati sambil merutuki diri sendiri.

"Kak Rangga salah dengar!" sela Kinaya.

"Nggak mungkin, Kinaya. Tadi saya jelas banget dengar kamu ngomong gitu." Rangga tersenyum tipis.

Kinaya tergagap berusaha mencari jawaban lain. Matanya melirik tak tentu arah.

"Kamu nggak bisa bohong sama saya, Kinaya. Saya tau gerak-gerik kamu."

Kinaya rasa ingin menghilang saja dari bumi. Namun, nyatanya tidak berhasil, ia masih berdiri di depan Rangga dengan tangan yang mencengkram ujung rok seragam. Ia merasa panas di bagian pipi. Semburat rona menghiasi pipi Kinaya. Rangga lantas semakin terkekeh.

Jemari Rangga mengelus pipi Kinaya membuat gadis itu tersentak.

"Saya pikir kamu pakai blush on." Rangga menatap jemarinya sendiri, memastikan tidak ada bekas make up. Ia pun semakin gencar menggoda Kinaya.

Kinaya menangkup pipinya sendiri. Ia malu bukan main. "Kak Rangga apaan sih?"

Kinaya berjalan mendahului Rangga ke luar rumah sambil berseru, "Kak Rangga, ayo, nanti aku terlambat sekolah!"

Rangga menggelengkan kepala menatap Kinaya yang sedang salah tingkah.

"Apa saya udah berhasil, Kinaya?"

***

Pulang sekolah, Kinaya sempat mampir ke toko buga Kang Usman untuk membeli tulip hitam yang berarti bagi Kinaya bahwa ia butuh kekuatan. Setelah itu ia langsung ke klinik karena kebetulan hari ini jadwal kontrol dengan Dokter Gavin. Sekaligus untuk menghindari suara berisik yang ditimbulkan renovasi rumah di sebelah.

Setelah selesai jadwal kontrol, Kinaya menunggu Rangga di kursi tunggu. Mungkin ia akan ke rumah Rangga dulu sambil menunggu jam kerja tukang selesai baru ia kembali ke rumah.

Tidak lama kemudian, jam praktek Rangga sudah selesai. Ia keluar dari ruang praktek dengan kemeja biru dan jas kebanggaan yang ia sampirkan di sebelah lengan.

Kinaya masih gugup tentang kejadian tadi pagi. Kini, Rangga sudah mengetahui perasaan Kinaya yang walau sebenarnya Kinaya sendiri tidak mengerti perasaan apa yang ia rasakan pada Rangga, Apa ia sudah jatuh hati pada Rangga?

Tarangga Untuk Kikanaya (republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang