Prolog

7 1 0
                                    

Allow gaes , gimana kabarnya nih?

Cerita ini murni hasil pemikiran sendiri , kalau ada kesamaan tokoh , alur dan lainnya itu hanya kebetulan.

Cerita ini akan mengandung banyak hal yang tidak terduga. menangis, tertawa, emosi, penasaran, akan kalian rasakan saat membacanya (tertawa jahat)

Janlup vote dan komen biar aku semangat buat up nya ......



"Apa gue bundir aja ya?."

Mikha Andara , gadis itu sadar akan perkataan buruk yang baru saja ia ucapkan dan langsung menggelengkan kepalanya menepis fikiran negatif tersebut.

Gadis itu mengambil sebotol minuman yang ia beli sebelumnya , menenggaknya sampai habis tanpa sisa.

Mikha mengusap bibir nya dengan ujung jaket di tangannya lalu membuang asal botol tersebut. masa bodo jika ada petugas kebersihan atau apapun itu melihat aksi nya , paling paling dia akan di usir dari tempat tersebut.

Gadis dengan jaket cream serta rok abu-abu sepanjang lutut itu mulai beranjak akan meninggalkan tempat . sambil menggendong tas berwarna coklat miliknya Mikha berjalan sangat pelan berharap malam ini ia terbebas dari kutukan ibu tiri nya.

Mikha berjalan sangat lambat sesekali memandang batu kerikil bak bola di depannya beberapa kali .

Srek srek srek

Suara tersebut tentu membuat Mikha terkejut dan reflek menoleh ke belakang. namun sepi , tidak ada seseorang dan tidak ada apapun hal yang aneh. Mikha mulai berfikir mungkinkah hanya perasaan dia saja.

Dia pun melanjutkan aktifitasnya lagi seperti anak kecil yang gabut , gadis berambut sedikit panjang itu masih menendang batu kerikil yang tadi. baru beberapa kali melangkah Mikha kemudian mendengar suara lagi dan kali ini lebih kencang dari sebelumnya....

Srek srek srek

Mikha mulai yakin kalau itu bukan perasaan nya , sangat jelas bahkan Mikha melihat dedaunan di sana bergerak-gerak.

Penasaran tapi takut, Mikha nekat untuk memeriksa sekeliling atau lebih tepatnya mengecek darimana suara itu berasal.

"A-ada orang ya? please dong jangan bikin takut , saya lagi ada masalah loh." teriak nya kala mulai merasakan ada yang tidak beres malam ini.

Srek srek srek "sshhhhh."

Jantung Mikha mulai berdetak cepat saat mendengar sesuatu di balik semak-semak yang ada di depan nya persis. entah apa yang Mikha fikirkan hingga tangan nya mulai menyentuh dedaunan itu dan ingin membukanya bahkan sangat ingin membukanya untuk melihat, penasaran nya mulai akut untuk melihat siapa atau apa di balik sana.

"Ssshhhh , sialan."

Mikha pun memberanikan diri untuk melihatnya dan.....

Seorang laki-laki tengah mengerang kesakitan memegangi lengannya sambil terduduk di tanah , laki-laki itu berpakaian seragam sama seperti Mikha , hanya saja logo di lengannya tidak sama alias mereka berdua beda sekolah.

"Lo-lo kenapa?." tanya Mikha dengan bibir sedikit bergetar kala melihat seorang seperti sedang sekarat ah tidak itu sedang kesakitan.

Laki-laki itu seolah tidak mendengar Mikha bertanya padanya, dia masih setia memegangi lengannya , keringat nya mengalir secara bersamaan dengan darah yang keluar dari lengan laki-laki tersebut.

Mikha yang melihat hal tersebut langsung tanpa berfikir panjang mulai mendekati laki-laki  itu dan berjongkok di depannya.

"Tangan lo kenapa? berdarah."

Laki-laki itu masih terdiam . matanya terpejam serta meringis kesakitan.

"Tolongin gue." hanya dua kata yang terucap dari mulut laki-laki tampan itu. setelah itu tampak pasrah akan apa yang Mikha lakukan padanya.

Mikha melihat sekeliling , dia mencari sesuatu apapun itu untuk menghentikan perdarahannya.

"Lo cari apa kek , kalau perlu seragam gue sobek buat hentiin darahnya." ujar laki-laki itu pasrah.

Beberapa menit berfikir, Mikha kemudian ingat kalau ia punya dasi sekolah nya di dalam tas. Mikha langsung mencarinya dan akan ia gunakan untuk menutupi luka di lengan laki-laki itu.

Laki-laki yang sudah berpenampilan awut-awutan itu membenarkan posisi duduknya agar Mikha tidak kesulitan saat membantunya. beruntung , di saat-saat begini dia bertemu dengan seorang perempuan yang mau mengobatinya. dia merasa seperti di tolong oleh yang di atas.

"Siapa nama lo?." tanya laki-laki itu saat Mikha selesai menyeka beberapa darah di tangannya.

"Nama lo siapa?." Mikha bukannya menjawab malah tanya balik padanya.

Laki-laki itu sempat terdiam sejenak. " Makasih bantuannya."

Mikha kemudian mengangguk pelan ." sama-sama , oh ya kayaknya luka nya harus di obati bener-bener ,takutnya infeksi." tuturnya

"Harus banget?."

"Ha?." Mikha sedikit beol saat mendengar jawaban dari laki-laki itu.

"Iya soalnya , lumayan parah."

Laki-laki itu kini mulai beranjak berdiri , mengambil jaket warna hitam dan memakainya untuk menutupi tubuh nya yang mulai merasakan dingin. laki-laki itu tampak akan pergi setelahnya , meninggalkan Mikha yang dari tadi hanya diam memandanginya.

"Gue nggak tau nama lo siapa , gua harap kita bisa ketemu lagi agar gue bisa bales kebaikan lo." ujarnya lalu laki-laki itu benar-benar pergi sambil memegangi lengannya yang terasa perih.

"Gua nggak berharap kita bisa ketemu lagi."




Yuhuuuu gimana nih , masih awal-awal jadi mungkin kalian masih agak sungkan bacanya. ikutin aja kelanjutan ceritanya bakal lebih ada hal-hal yang tidak terduga


See u next part semua.....

FELIX MY BOY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang