a

232 41 5
                                    

"woi! lu ngapa mindak mindik dah??"

"anjing lu, kaget gue"

Keita sang pelaku hanya menunjukkan senyum tak bersalahnya. lagipula siapapun yang jadi Keita akan terheran heran saat melihat Kamden memasuki area sekolah dengan gelagat seperti seorang maling.

"kaga lihat nih sepatu gua??"

"lah si bego. kan sekarang hari senin bloon"

"makannya itu dongo gue mindak mindik"

pagi pagi ngobrol dengan Keita salah satu hal yang membuat Kamden dongkol detik itu juga, dikarenakan obrolan mereka, Sung Hanbin yang menjabat sebagai ketua OSIS menyadari pelanggaran yang Kamden buat.

"oke Na Kamden"

Terazono Keita pelaku penghadang Kamden pagi ini meninggalkan Kamden begitu saja saat mendengar suara Hanbin, sebelum pergi ia sempat sempatnya menyemangati Kamden.

dengan kepalan tangan di udara, Keita berucap, "semangat Na Kamden", membuat Kamden jengkel setengah mati. ingatkan Kamden untuk memukul teman sebangkunya itu.

"tau kan harus ngapain??" suara Hanbin yang kembali menginterupsi.

Kamden langsung membuka ke dua sepatunya, memberikannya ke Hanbin dengan wajah melas, "bin, kita kan temen nih, biarin gue lolos dong kali ini", mohon Kamden dengan label teman.

"sorry ya, salah tetep aja salah, lagian siapa suruh hari senin malah make sepatu putih"

sebenarnya sesuai dugaan Kamden, memohon untuk diloloskan dari hukuman bukannya hal yang mudah bila memintanya langsung ke Sung Hanbin, lain cerita kalau mintanya ke Kim Taerae, yang menjabat sebagai waketos.

"ck, iya iya dah"

akhirnya Kamden mengalah, berakhir Kamden yang berada di barisan yang dikhususkan untuk orang orang yang telat atau melanggar aturan.

"lah? lu dihukum juga bang?"

"iya, gara gara si Keita tuh," lalu Kamden balik melihat adik kelasnya tersebut, "lu ngapa dihukum juga??" tanya Kamden.

Park Hanbin selaku adik kelas Kamden, menunjukan rambutnya yang sedikit di highlight biru, "ininih, baru kemaren sore gue warnain, gue lupa sekarang jadwal ketua OSIS, gue kira yang jaga Kak Taerae"

"elu lebih bloon sih dari pada gua"

"jangan gitu elah bang"

semakin siang, semakin banyak pula siswa yang menempati barisan bersama Kamden tentu dengan pelanggan yang berbeda beda, dan salah satunya...

"kak jayy!"

Kamden mengikut arah pandang Phanbin, dan benar saja, Jay Chang siswa yang terkenal selalu taat peraturan tiba tiba saja berada di barisan kutukan pagi ini.

"tumben banget kak Jay? gara gara apa??" tanya Phanbin.

"gak make dasi, buru buru tadi"

"ohh"

Jay mengalihkan pandangannya ke Kamden, mencari letak kesalahan yang pemuda itu buat, "make sepatu putih Kamden??"

pertanyaan Jay hanya Kamden balas dengan anggukan tanpa melihat Jay. bukan rahasia lagi kalau Jay menyukai Kamden, bahkan Kamden pun tau.

"mau make sepatu gue aja gak??"

pertanyaan konyol menurut Kamden. karena itu bisa saja pelanggaran yang Jay buat akan semakin banyak, jelas Kamden menolak.

"lo mau catetan lo makin banyak di buku??"

Jay menggeleng, "kasihan kaki lo kepanasan"

"ck, udahlah, jangan ajak gue ngobrol lagi"

walaupun seluruh siswa tau Jay menyukai Kamden, seluruh siswa pun tau Kamden akan menolak mentah mentah Jay. bukan di momen ini saja sebenarnya, banyak hal yang Jay lakukan untuk menaklukkan Kamden, tapi semua itu belum berhasil.

Phanbin yang menjadi saksi kesekian kalinya Jay ditolak, hanya memberi semangat ke Jay, "jangan nyerah kak"

Jay mengangguk. karena Jay juga tidak berkeinginan untuk menyerah, walaupun ratusan kali Jay ditolak, itu tak akan membuatnya mundur.

――

b. kamjayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang