b

187 37 7
                                    

di tempat duduknya Keita memikirkan hal apa yang nantinya akan Kamden lakukan kepadanya. biasanya disaat Keita membuat pemuda itu kesal, minimal Keita akan mendapatkan jitakan di kepalanya.

"Min, kalau gue pingsan nanti panggilin petugas UKS"

"kenapa emangnya???"

"nan―"

"Terazono Keita!!"

"mampus!"

Oh Sungmin selaku orang yang diminta tolongin Keita langsung paham dengan kondisi Keita, bahkan sekarang ditangannya sudah ada ponsel yang menampakkan nomor Seowon, salah satu petugas UKS.

kelas pun diisi dengan keributan Kamden yang mengejar Keita, Keita juga tak mau mengalah, dia mencoba menyelamatkan anggota tubuhnya dari percobaan kekerasan teman sebangkunya itu.

"awas lo kalo kena"

"damai dong broo"

di kelas yang berbeda, ada siswa yang menatap jengkel teman sebangkunya, prihal hal yang dia lakukan pagi ini.

"gue tau lo suka Kamden, tapi gak gini juga."

Jay yang kembali memasang dasinya pun hanya mengangguk angguk mendengar ucapan Hanbin, "gue seneng kok, jangan khawatir"

"dih, pede banget lo ngarep gue khawatirin lo, jangan harap"

setelah itu Hanbin pergi untuk memanggil guru. Jay awalnya tidak melakukan pelanggaran apapun, tapi Jay memohon kepada Hanbin agar menghukumnya ke barisan, jelas karena itu salah satu kesempatan untuk dekat dengan Kamden.

Hanbin awalnya menolak, karena dari jauh Hanbin sempat melihat Jay berlari, tebakan ketua OSIS tersebut adalah karena teman sebangkunya itu telat dan tebakan selanjutnya adalah Jay yang melewatkan sarapannya. tapi karena Jay yang meminta kekeuh, bahkan sampai menarik tangannya memohon, akhirnya Hanbin mengambilnya dasi milik Jay dan menyembunyikannya di balik buku catatan pelanggan yang selalu ia bawa.

disaat jam upacara berlangsung, Hanbin mewanti wanti Jay agar tidak pingsan, tapi syukurnya Jay tidak pingsan sampai upacara selesai, karena itu sebelum seluruh murid memasuki kelas, Hanbin berlari ke kantin untuk membeli 2 bungkus roti melon dengan sekotak susu dan menaruhnya di kolong meja Jay, setelah itu Hanbin kembali lagi ke lapangan untuk memastikan seluruh murid memasuki kelasnya masing masing.

dari kejauhan pun Hanbin masih bisa melihat usaha Jay untuk mendekati Kamden, tapi hanya penolakan yang Jay dapatkan. Hanbin sendiri yang pegal melihat Jay ditolak puluhan kali, adakalanya Hanbin menasehati Jay agar mencari yang lain, tapi Jay menolak.

ya mau gimana lagi, Jay itu sedikit keras kepala.

"ciee, khawatir gue pingsan ya??" ucap Jay saat Hanbin kembali duduk di sampingnya.

"dih? geer banget nih bule"

Jay tak menghiraukan, tapi Jay yakin yang menaruh 2 bungkus roti dan sekotak susu di kolong mejanya adalah Hanbin, tapi Jay juga tau kalau Hanbin gengsi bila harus mengakui dia khawatir ke Jay.

"lo makan aja, gue yang jaga"

"aduh aduh, pacarnya Zhang Hao pengertian banget, mau pacaran bertiga gak??"

"gue tonjok lo!"

――

b. kamjayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang