00.03

6 0 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

      pagi ini Melin disibukkan dengan packing barang. Besok adalah hari dimana dia akan pergi merantau ke Jakarta. Setelah sebulan, masalah datang silih berganti. Melin akhir nya memantapkan diri untuk jauh dari orang tuanya. Tentang ayahnya, sampai sekarang Melin masih belum bisa memaafkan dan menerima kenyataan. Kepergian nya dari rumah sebenarnya salah satu upaya untuk menghindar dari ayah nya.

       Bukan karna Melin terlalu menyalahkan ayah nya, dia hanya belum siap menerima semuanya. Bagaimanapun, ayahnya adalah sosok lelaki yang menjadi cinta pertama nya, jadi tidak mungkin Melin tidak bisa memaafkan ayah nya. Melin hanya butuh waktu, dan pergi dari rumah salah satu cara nya untuk menenangkan diri.

      "Nanti disana, jaga diri ya nak..!" Rena berujar sambil membantu Melin merapikan barang bawaannya.

     "Iya ma! Melin janji bakal baik-baik saja. Toh Melin hanya perlu kuliah terus kerja!" Kata Melin meyakinkan ibunya.

      Rena menghela nafas berat. Sebenarnya, dia tidak percaya putri nya bisa hidup mandiri di kota yang jauh dari keluarga. Selama ini Melin terbiasa dia manjakan, bagaimana nanti disana saat Melin sendirian? Bisakah dia memasak makanan nya? "Nanti kalau emang ga sanggup, kamu ga usah kerja. Fokus sama kuliah aja ya..., Masalah kebutuhan kamu biar mama sama ayah yang urus"

     "Ma, Melin mau merantau bukan semata-mata hanya untuk kuliah. Melin juga mau mandiri ma. Melin mau kayak kak Sena. Meski jauh dari mama sama ayah, dia bisa mendapatkan uang sendiri!"

     "Iya tapi..."

     "Ma.., please!!" Melin memandang ibunya memohon. Rena yang melihatnya hanya bisa menghela nafas berat. Sulit sekali melepaskan putri nya ini.

    "Janji sama mama kalau kamu akan baik-baik saja! Makan teratur! Dan sehat terus!"

    "Melin janji ma..! Melin janji!" Melin berujar yakin.

    "Mama pegang janji kamu!" Akhir nya Rena hanya bisa pasrah dengan keputusan anak nya. Dia tidak mungkin menahan Melin untuk melakukan keinginan nya. Rena hanya bisa berdoa, semoga anaknya bisa baik-baik saja setelah merantau di tanah orang.

***


      Hari ini hari dimana Melin akhirnya berangkat ke Jakarta. Kota yang selama ini ingin sekali Melin kunjungi. Dengan bekal nasehat dan sejumlah uang, keluarganya melepas Melin dengan berat.

      Disana nanti Melin akan dijemput oleh salah satu kerabat dekat mereka. Untuk sementara, Melin akan tinggal dengan mereka.

     Berselang sekitar 2 jam-an, akhirnya pesawat mendarat di bandara Soekarno Hatta dengan selamat. Penerbangan pertama yang dirasakan Melin cukup membuat dia pusing dan mual. Segera saja Melin mencari orang yang akan menjemputnya supaya bisa langsung cepat sampai dirumah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MELINDA STORY'STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang