Chapter 3

1.5K 218 18
                                    

Sasuke, Naruto, dan Karin duduk bersebelahan. Ketiganya tampak serius dalam percakapan mengenai Sakura. Karin menghubungi Naruto untuk membantu dirinya menjelaskan pada pemuda Uchiha itu.

Tangan Sasuke mengepal erat, oniksnya menatap Naruto dengan kemarahan. "Kenapa kau tidak memberitahuku sejak awal?!" emosi Sasuke sedikit tak terkendali setelah mendengar sebagaian cerita yang diucapkan sahabatnya.

"Aku tidak bermaksud buruk, Teme. Kau ingat perbincangan kita sebelumnya? Aku bicara seperti itu karena aku tahu apa yang Sakura alami selama ini. Aku kesal karena kau selalu acuh padanya, akhirnya aku hanya meminta Karin untuk menjaganya dari Tayuya," ujar Naruto. Tatapannya tak kalah lekat.

"Aku tahu aku salah karena tidak memberitahumu sejak awal. Namun mau sampai kapan? Aku ingin kau lebih mengerti Sakura."

Sasuke bungkam. Ucapan-ucapan itu terdengar konyol, namun tak ada yang salah. Dirinya yang salah karena tak menjaga Sakura dengan baik.

"Aku minta maaf, Sasuke-senpai. Aku benar-benar tidak tahu kalau Tayuya akan berbuat sejauh ini." Karin menundukkan kepalanya, merasa tak enak pada pemuda yang pernah menjadi tambatan hatinya dulu.

Sasuke menghela napas pelan, "Tidak, kau tidak bersalah. Naruto benar, aku terlalu pengecut sehingga semua hal ini terjadi pada kekasihku. Terima kasih kalian karena sudah berusaha menjaga Sakura." Sebelah tangan Sasuke terulur mengusap pucuk kepala Karin, kemudian beralih menepuk bahu Naruto.

"Aku akan kembali ke ruangan Sakura. Kalian bisa pulang, terima kasih atas bantuannya."

Sasuke mendudukkan diri di kursi sebelah ranjang. Maniknya memperhatikan wajah Sakura dengan seksama. Gadis itu tak kunjung sadarkan diri sejak dua jam yang lalu. Sasuke bergerak pelan menyentuh tangan yang diinfus, menggenggamnya erat dengan usapan-usapan lembut. Andai saja Sakura mengetahui hal itu, ia pasti akan melompat kegirangan.

"Sakura.." gumamnya lirih.

🍅🌸

Derekan pintu mengusik tidur lelap Sasuke. Perlahan ia menegakkan tubuhnya, meregangkan otot-otot yang terasa kaku karena tidur dalam posisi duduk semalaman. Nyawanya seakan belum terkumpul sepenuhnya, pemuda itu tidak menyadari kosongnya ranjang di hadapannya. Sejenak ia terdiam, sampai akhirnya menyadari bahwa sang kekasih tak terlihat oleh matanya.

Sasuke menoleh ke sana kemari, mencari keberadaan Sakura di sekeliling ruangan. Pandangannya tertuju pada pintu ruangan yang terbuka.

"Ke mana dia?" Sasuke bangkit dari posisinya untuk mencari Sakura.

"Nona Haruno, kau harus kembali ke kamarmu!" ujar seorang perawat.

Sasuke menoleh, mendapati gadisnya tengah berdiri linglung di tengah ruang tunggu. Wajahnya yang diperban di beberapa bagian mengundang tatapan setiap orang yang ada di sana.

Sepasang tangan yang menyentuh lengannya menginterupsi Sakura. Lamunannya terpecah, gadis itu menoleh dan menatap Sasuke dalam diam.

"Kau masih harus beristirahat," ujar Sasuke.

"Sasuke-kun." Suara Sakura begitu lembut, hampir tak terdengar oleh Sasuke.

"Hn?"

"Aku mau pulang," ujar Sakura lemah.

"Tapi kau belum pulih---"

Sebelum Sasuke menyelesaikan kalimatnya, Sakura sudah lebih dulu memotong ucapannya, "Aku mau pulang," tegasnya.

Sasuke mendengus pelan, pada akhirnya pemuda itu menuruti keinginan kekasihnya. Tak menunggu lama, Sasuke segera mengurus biaya administrasi atas nama Sakura yang tersisa, dan meninggalkan tempat itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cold Boyfriend • ON GOINGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang