Musim panas sudah tiba, semua siswa-siswi tampak antusias sekali karena besok mereka semua akan melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan alam, pedesaan dan juga pegunungan. Mereka semua akan menghabiskan waktu liburannya di pedesaan terpencil yang letaknya di atas gunung. Di antara mereka semua tidak ada suara penolakan karena wali kelasnya memilih tempat terpencil di atas gunung, mereka sangat antusias sekali menantikan saat ini tiba.
"Lo mau bawa apa nanti?" Tanya gadis berambut pirang.
"Gue bawa barang-barang yang suka dibawa sama anak camping sih. Kalo lo?" Gadis berambut sebahu menatap temannya sambil tertawa.
"Gue bawa ... sama sih hahaha ...." Kedua remaja ini bercanda gurau di depan kelas sambil membayangkan betapa menyenangkannya nanti hidup di alam bebas selama beberapa hari ke depan.
"Girls ... kalian berdua mau ikut?" Tanya salah satu siswa, siswa itu melepaskan kacamata yang ia gunakan kemudian ia letakkan di atas kepala sembari memamerkan senyuman tipisnya.
"Oh jelas ikut. Kapan lagi gue bisa ikut kegiatan kaya gitu di sekolah, kalau pun tetep gak dibolehin ikut, gue bakalan kabur dari rumah, gue gak akan izin sama mereka," ucap gadis berambut pirang.
"Kalo lo?" Siswa itu menunjuk ke arah teman gadis berambut pirang.
"Ikut, kalo gue gak ikut gue takut kalian berdua kewalahan bawa barang bawaan kalian," ucap teman gadis berambut pirang.
"Best partner!" Gadis berambut pirang mengacungkan jempol diikuti oleh laki-laki berkacamata. Keduanya mengacungkan jempolnya ke hadapan gadis berambut sebahu.
"Jangan lupa bayar ongkirnya." Gadis berambut sebahu masuk ke dalam kelas sambil tertawa terbahak-bahak.
"Heh! Lo gak boleh gitu lah. Kita kan temen, masa iya harus pake ongkir!" Teriak laki-laki berkacamata. Laki-laki itu masuk ke dalam kelas.
"Ada jasa ada harga," ucap gadis berambut sebahu.
"Malu-maluin gue aja lo, udah nyuruh cewe bawa barang lo ... eh, lo gak mau ngasih ongkir sama dia!" Teman gadis berambut sebahu menjitak kepala laki-laki itu dua kali.
"Oke-oke pake ongkir. Tapi, jangan mahal." Laki-laki itu duduk di dekat gadis berambut sebahu.
"Belum berangkat udah bahas siapa yang mau bawa barang bawaan kalian. Kalian berdua gak usah takut barang bawaan kalian gak ada yang bawain. Tenang, masih ada tuh orang-orang yang suka sama kalian berdua, kan mereka suka mau tuh di suruh-suruh sama kalian, suruh aja mereka." Gadis berambut sebahu bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?" Tanya gadis berambut pirang.
"Liat cowok ganteng," ucap gadis berambut sebahu tanpa menoleh ke arah belakang.
Bruk
"Hati-hati dong ah!"
"Ceroboh." Gadis berambut sebahu hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat Kakak kelasnya tak sengaja menabrak teman sekelasnya, teman gadis berambut sebahu meringis kesakitan.
"Ini lagi, gak lecet juga." Ia kembali menggelengkan kepalanya.
Yang satu cari perhatian mumpung ditabrak Kakak kelas terganteng di sekolah-nya, yang satu lagi suka grasak-grusuk kalo lari, haduh ....
"Bantuin, Kak. Bukan di liatin," ucap gadis berambut sebahu.
"Lo gapapa?" Tanya Kakak kelas.
"Oke, bentar lagi pasti minta di gendong ke UKS," gumam gadis berambut sebahu.
Sudah menjadi hal yang lumrah jika ada siswi yang tak sengaja ditabrak oleh Kakak kelas, mereka semua selalu melakukan hal yang sama jika tak sengaja ditabrak oleh Kakak kelasnya sampai-sampai gadis berambut sebahu ini sudah hatam dengan semua kegiatan tersebut.
Bruk
"Aish! Sial! Kenapa gue juga kena!" Gadis berambut sebahu tersungkur di lantai. Tubuh mungilnya terhantam tubuh tinggi besar yang kini tengah menimpa tubuh mungilnya.
"Sorry," sesal laki-laki itu.
"Awas! Berat badan lo!" Gadis berambut sebahu terus berusaha melepaskan diri dari tubuh laki-laki ini.
"Sorry." Laki-laki itu bangkit kemudian membantu gadis berambut sebahu berdiri.
"Lo gapapa?" Tanyanya pada gadis berambut sebahu.
"Gak!" Ketus gadis berambut sebahu.
Gadis berambut sebahu pergi meninggalkan laki-laki tinggi ini di lorong kelas.
"Lutut lo berdarah," ucap laki-laki itu.
Laki-laki itu bisa melihat dengan jelas kalau lutut gadis yang ia tabrak berdarah, kedua lututnya berdarah karena membentur pagar besi.
"Bukannya sekalian bawa tas nya biar langsung pulang. Si Lulu ih, kebiasaan kalo mau pulang suka gak dibawa tas nya." Gadis berambut pirang keluar dari dalam kelas.
"Ehh ... hai, Kak ...." Gadis berambut pirang mulai melancarkan aksinya saat tak sengaja berpapasan dengan laki-laki yang bertabrakan dengan Lulu–temannya.
"Kenapa lo masih diem di depan kelas." Laki-laki berkacamata datang menghampiri gadis berambut pirang.
"Kak, tangan Kakak kenapa?" Cemas gadis berambut pirang, ia tak sengaja melihat tangan Kakak kelas-nya ini penuh dengan darah.
"Gue gapapa," ucap laki-laki itu sambil menghapus darah yang ada di tangannya.
"Eh, ko? Ko aneh, ko bisa gak ada luka di tangan?" Kaget gadis berambut pirang.
Laki-laki itu pergi meninggalkan gadis berambut pirang dan temannya di lorong kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gagak
FantasyDemi kehidupan yang lebih baik, Raja Iblis rela merubah dirinya sendiri menjadi seekor burung gagak, ia rela berubah wujud agar dirinya terhindar dari fitnah Para Dewa, Dewa langit menyangka Raja Iblis adalah Raja pembawa sial, ia selalu membuat ker...