[18/4/23]
B E R T E M U
;
Seorang gadis sedang berjalan santai sambil memakai earphone yang tidak mengeluarkan suara musik apapun menuju halte bus, sesekali ia melingik jam tangannya yang menunjukkan pukul setengah enam sore.
Sudah terlihat di ujung sana sunset yang berwarna oranye kemerah merahan. sebenarnya halte bus masih jauh dari sini dan kemungkinan besar hanya orang orang yang telaten yang mampu bertahan hingga halte bus. ya, memang sejauh itu.Dan perkenalkan nama gadis itu adalah Faleesha Bhanuresmi Gistara seorang pelukis yang gemar bermain biola, tahun lalu dia adalah Maba di universitas terkenal yang berada di Jogja.
Tin..
Seseorang memecahkan lamunan Faleesha dengan klakson mobil yang nyaring. Refleks Faleesha langsung menengok ke arah asal suara. Tak disangka-sangka oleh Faleesha sesosok muka yang amat sangat dia kenali. Sedang melongok dari balik jendela mobil, lalu tersenyum.
Faleesha tak menyangka bahwa pacar nya yang ia tahu sedang berada di Amerika. Sekarang tengah menatapnya sambil tersenyum manis dihadapannya. Pacar Faleesha pun langsung turun dari mobil, lalu merentangkan kedua tangannya sebagai simbol mengajak berpelukan dari kejauhan. Faleesha langsung berlari dan memeluk pacarnya dengan erat.
"Kangen," Bisik pacarnya.
"Kangeeen banget, banget, banget." Bisiknya sekali lagi.
"Kamu tau gak? Aku sayang banget sama kamu, Sha,"
Faleesha pun mendongak, "Bisa diem gak, mas? Saya lagi pelukan sama pacar saya. Jadi tolong pengertian," ujar Faleesha kepada pacarnya.
Mereka pun tertawa bersama. Selesai melepas rindu mereka pun beranjak menaiki mobil dan pergi. Di dalam perjalanan mereka berbincang-bincang santai tentang wishlist yang pernah tertunda dan banyak lagi.
"Aku punya suprise kamu," Ujar Haikal sembari menyetir.
"Apa?" Tanya Faleesha menoleh ke arah Haikal.
"Aku bakal menetap di sini," Jawab Haikal antusias.
"Sumpah? Kamu gak bohongkan?" Faleesha bertanya terkejut.
"Enggak sayang, beneran. Kita gak bakal LDR lagi," Haikal meyakinkan.
"Gimana kalo kita makan dulu? Udah lama kan kita gak makan bareng," ajak Haikal.
"Jangan. Kita langsung ke apart kamu aja, aku bantu beres-beres." Faleesha melarang.
"Biar aku aja yang beres-beres. Kita makan dulu aja, ya? Emang kamu gak laper?"
"Haikal!"
"Faleesha!" Ujar Haikal sembari tertawa kecil.
Faleesha menoleh ke arah Haikal dengan wajah pias, "Haikaaal!" Panggil Faleesha dengan suara yang naik satu oktaf.
"Kenapa sayang? Hm?" Tanya Haikal.
Ia tahu bahwa pacarnya tidak ingin pergi makan sekarang ini. Tapi, seru juga mengerjai pacarnya itu dengan pura-pura tidak peka.
"Iya, iya. Ayo kita beresin barang-barang aku dulu. Baru kita makan," Akhirnya Haikal setuju.
Mereka pun langsung menuju apartemen milik Haikal yang sudah lama tidak ditinggali. Sesampainya parkiran, mereka langsung menurunkan barang-barang lalu membawa semuanya masuk ke dalam gedung. Dan benar saja setelah mereka masuk ke dalam apartemen milik Haikal debu berterbangan di mana-mana walaupun barang-barang masih tetap berada di tempat mereka masing-masing. Faleesha mengibaskan tangannya sambil berjalan menuju jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Butterfly Effect
Teen FictionJika sudah disakiti berkali-kali tetapi masih memaklumi, bisakah itu dinormalisasi? Efek kupu-kupu (bahasa Inggris: butterfly effect) adalah istilah dalam teori kekacauan yang berhubungan dengan "ketergantungan yang peka terhadap kondisi awal", di m...