⁽⁽ ⁰ HAPPY READING ⁰ ⁾⁾
Jay memarkirkan mobilnya santai, sekarang dia sedang di depan mini market, berpikir bahwa mending membeli camilan saja ketimbang dia jalan tanpa tujuan, buang-buang bensin saja.
Walaupun dirumahnya sudah ada satu lemari full snack..
Jay masuk dengan tampang wajah songongnya yang membuat orang-orang menatap aneh dan geleng-geleng, ada ada saja
Jalan bak model dengan rak snack sebagai tujuan dan mengambil apa saja yang dia lihat
Jay terus berjalan menyusuri hampir satu mini market, bungkusan snack ini keliatan glowing karena terkena cahaya lampu
Langkah Jay berenti, saat matanya menangkap sesuatu yang lebih menarik didepannya, keliatan jauh lebih bersinar daripada bungkusan snack yang glowing kena cahaya lampu
Saking bersinarnya mata Jay sampai berbinar
"Cowok tadi.." Gumamnya seolah-olah sedang berbisik pada snack yang dia pegang
Jay jadi ingat saat cowok itu menatap marah ke mobilnya waktu dia hampir menabrak anak kecil, dan parahnya Jay bahkan tak turun untuk sekedar meminta maaf
Bukannya mau bersikap tak sopan, walaupun terkesan tak ada akhlak, Jay tuh cowok baik-baik
Dia cuma malu, mau ditaro mana muka Jay?, Dia hampir menabrak bocah cuma karena telepon iseng dari temennya, bagaimana kalo cowok itu nge cap dia bajingan, tak tau diri, sombong?
Jay tentu tak mau!
Bagaimana kalau dia tak bisa ketemu lagi sama cowok itu?, Bagaimana seandainya kalau dia di jauhi? Tak tau kenapa Jay sangat tertarik pada cowok itu!
Merasa terus diawasi, Jungwon menoleh kesamping sementara Jay yang sadar dengan sigap meraih kacamata hitamnya dan menarik maskernya yang tak tau mulai kapan dia bawa
Jungwon memincing, menatap curiga ke laki-laki yang berdiri tak jauh dari dia, sambil memegang empat bungkus snack besar
Jungwon cepat-cepat mengambil belanjaannya dan jalan ke kasir, sedikit takut
Jay sendiri panik, sial dia ketahuan natap cowok itu!
Jadinya buru-buru Jay mengambil lima bungkus sncak lagi dan lari kearah kasir juga
Berdiri dibelakang Jungwon yang sedang mengantri, Jungwon mengusap-usap lengannya merasa risau akan keadaan, ini dia gak mau di jahatin kan?
Tak mau suudzon, Jungwon coba untuk abai
Tak tau benar atau tidak, tapi laki-laki dibelakangnya agak menempel di punggungnya, Jungwon risih.
Balik badan dan menatap tajam ke Jay
"Maaf bisa tolong mundur dikit?, Saya ke jepit." Jungwon coba buat tetap sopan, bagimana pun orang dibelakangnya ini orang asing
SUMPAH!! Kalo saja sedang tak di tempat umum mungkin Jay sudah kayang sambil teriak-teriak!
Lo liat aja boss!, Nih cowok gemes banget astagaa!
Matanya kayak mau nangis karena risih sama Jay, caranya negor juga lucu banget!
Kini giliran Jungwon yang maju, dia meletakkan semua barang belanjaannya di meja kasir agar dapat di scan barcode sama si mba kasir
Jungwon mengeluarkan uang dengan nominal seratus ribu, banyak juga belanjaannya monolog Jay
"Atas nama Yang Jungwon, benar?" Ucap wanita di kasir itu, Jungwon tsenyum dan mengangguk lucu
Jay mengangguk kecil, namanya juga lucu banget, kenapa nih cowok satu gemes banget Tuhan!!
Sebuah kantong besar sekarang sudah berpindah ke tangan Jungwon, Jungwon senyum lagi dan keliatan lah lesung pipinya yang manis, merasa sudah tak ada lagi keperluan Jungwon jalan keluar dari mini market, oh jangan lupa dia menatap jengkel ke Jay sebelum benar-benar keluar dari mini market
Jay sendiri reflek mengepalkan tangannya dan bergumam
"Gemes banget anjir!!"
⁽⁽ ⁰ THE FOOL ⁰ ⁾⁾
"Jay pulang" Jay masuk ke rumah dengan tangannya yang menenteng kresek berisi banyak makanan ringan
Joshua yang duduk sambil menonton televisi menatap aneh ke Jay
"Dari mana sayang?" Tanyanya dia sambil menggeser tubuhnya agar Jay bisa duduk disampingnya
Jay langsung saja duduk sambil tangannya mulai membuka jajanan berupa cokelat dan snack yang baru dia beli tadi
"Manisnyaa!" Jay menutup matanya dramatis, bukan bermaksud meresapi rasa manis cokelat dimulutnya
Tapi untuk membayangkan wajah gemas Jungwon, makan cokelat sambil membayangkan Jungwon membuat rasa manis cokelatnya bertambah dua ribu kali lipat.
Joshua menatap tingkah aneh anak bungsunya dan mengernyit, memotong sedikit cokelat dari tangan Jay dan mencicipinya
Biasa aja, kenapa anaknya lebay banget?
"Mamaa" rengek Jay, ah Joshua tau apa yang mau diminta Jay saat sudah merengek seperti ini
"Hmm" dehemnya malas
"Jay kan sudah jadi anak baiikk" ucap Jay bertele-tele
"Gak ada adik Jay." Ucap Joshua capek
Entah sudah berapa ribu kali Jay minta itu
Dia selalu memaksa ingin punya adik, katanya sih begini
"Pasti seruu kalau Jay punya adik!!, Bakal ada anak lucu diantara muka-muka sangar kalian!."
"Sebel tau gak dirumah gak ada yang gemes gemes!, Jay suntuk tau Jay kan pengen nguyel nguyel pipi bakpao!"
Kayak gitu..
"Ih enggaa, Jay ga minta adik!" Jay menggeleng dengan cepat
"Mamaa, tadi Jay liat cowok, gemess bangett, cara dia ngomong, cara dia ngangguk, cara dia senyum, cara dia marah, cara dia negur semuanya gemesss!"
Joshua memincing, merasa menemukan alasan atas reaksi berlebihan Jay terhadap satu batang cokelat yang seharusnya biasa saja
"Eeii kamu kayaknya lagi kasmaran nih?" Goda Joshua
"Oh astaga Songienya Mama udah gede, udah tau cinta-cintaan" Joshua memeluk gemss tubuh anak bungsunya
"Kalo udah pdkt nya jangan lupa kenalin ke mama ya?" Jay mengangguk semangat
"Jay yakin, bakal dapetin dia!" Ucapnya penuh tekad, dan menggebu-gebu
Dulunya cita-cita Jay cuma ingin punya adek, tapi lupakan itu!
Sekarang yang Jay mau cuma Jungwon, Yang Jungwon.
⁽⁽ ⁰ TO BE CONTINUED ⁰ ⁾⁾
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fool || Jaywon [On Going]
Fanfic[UPDATE RABU & JUMAT] "Semua orang kaya sama aja, biadab semua." Jay, seorang anak bungsu dari keluarga konglomerat Ayahnya seorang pemilik perusahaan tersukses nomor 3 di Korea Selatan, Sang Bunda sendiri adalah pemilik butik terkenal Namun semua i...