⁽⁽ ⁰ HAPPY READING ⁰ ⁾⁾
"Bibi, bawakan sarapan secepatnya!" Tuan Park menyandar ke kursi makannya, menyalakan tabletnya dan tersenyum puas saat melihat peningkatan pesat perusahaannya
Salah satu anggota keluarga datang sambil menggandeng tas tangannya, mendudukkan dirinya di kursi ujung belakang, sambil menatap heran ke Papanya yang senyam senyum
Park Jiwoon menyipitkan matanya sambil melihat Papanya penuh selidik
Park Jun, selaku Papa beranak tiga itu sadar dan berbalik menatap aneh ke Jiwoon, dan mengangkat alisnya seolah sedang bertanya 'Apa?'
"Papaa.. gak selingkuh kan?" Jun memutar malas matanya, dan menunjukkan tabletnya yang menjadi alasan dirinya tersenyum seperti tadi
Jiwoon yang melihat tablet itu berdecak malas, dia pikir tebakannya benar, maka tugasnya adalah melapor pada
"Dimana adik, adikmu?" Tanya Jun, soalnya dua anaknya itu belum keliatan dari tadi
"Jihoon lagi berdiri didepan pintu sambil main hp kalo Si bontot kayaknya masih ngorok"
Jun nengok ke belakan dan liat anak tengahnya lagi asik ngetik di hpnya sambil tersenyum-senyum
"Jihoon jangan berdiri depan pintu aja, sini makan cepat nanti telat." Jihoon menengok ke Papanya sebentar kemudian jalan kearah meja makan
"Mana si manja?" Tanya Jihoon sambil meletakkan hpnya dan menunggu Bibi Han menyendokkan makanan untuknya
"Masih tidur kali" ujar Jiwoon singkat
Sementara dilantai tiga, tepatnya kamar Si Bungsu, keliatan seorang pria paruh baya berparas cantik, jalan dengan anggunnya menuju kamar si bungsu, panggil saja pria cantik ini Park Joshua
Di bukanya pintu kamar anaknya dan menggeleng-geleng saat melihat anaknya itu masih tidur dengan mulut mangap, kasurnya pun tak kalah berantakan, sudah seperti kapal pecah.
Nyonya Park menghela nafas lalu memijat pangkal hidungnya
"Songie bangun" Joshua mendekatkan dirinya kemudian menarik selimut yang melilit badan bongsor anaknya
"Bagun gak?!, Oh gak mau bangun?" Joshua mendengus karena anaknya keliatan samasekali tak merasa terganggu
Joshua mengulurkan tangannya untuk mengapit hidung anaknya sementara tangan satunya yang menganggur dia gunakan untuk menutup mulut mangap itu supaya tak bisa nafas
"HAAAHH!!" Berhasil, anaknya itu bangun bak orang kesetanan sambil meraup nafas banyak-banyak
"Beres-beres abis itu turun sayang, yang lain udah pada mau berangkat." Joshua berujar amat lembut jauh beda sama cara dia membangunkan Jay yang bar-bar
Joshua keluar dan memberi isyarat agar beberapa art diluar masuk dan membersihkan kamar anak bungsunya
Sementara si bungsu yang baru bangun diam sebentar, baru setelah itu dia berjalan ke kamar mandi untuk melaksanakan perintah Ibu negara, jika tak di turuti bisa-bisa Mamanya akan mengomel tuju hari sembilan malam
⁽⁽ ⁰ THE FOOL ⁰ ⁾⁾
"Papa berangkat ya, oh iya Jay jangan buat masalah selagi Papa kerja, ngerti boy?" Jay hanya mengangguk dan kembali memakan roti panggangnya
"Jiwoon sama Jihoon udah berangkat juga, kamu dirumah aja ya sayang" Joshua mengecup singkat kening anaknya laku keluar meninggalkan rumah dan Jay yang duduk didepan PS nya
Terlahir sebagai si bungsu keluarga Park membuat Jay tak perlu banting tulang dan kerja untuk menopang hidupnya,
Cukup duduk dan menurut, dia pasti akan mendapatkan apa saja yang dia mau.
"Ah gue bosan" Jay meletakkan stik PSnya keatas meja didepan sofa dan berdiri meninggalkan PSnya begitu saja
Sekarang ini pria tampan itu sedang gendarai mobilnya, niatnya sih jalan-jalan saja guna membuang rasa suntuknya
Fokusnya agak terbagi saat Hpnya bergeaer dan menampilkan kontak temannya
Jay berusaha meraih ponsel yang berada dikursi samping kemudi
Tapi naas, didepan sana keliatan anak kecil sedang menyebrang sendiri sambil megang balon
Jay tak memperhatikan dan masih sibuk mencari Hpnya, tak lama matanya menengok ke depan saat sadar orang-orang disekitarnya mulai berisik
Terlihat lah anak kecil itu yang sedang berdiri kaku di tengah jalan saat melihat mobilnya Jay yang agak mengebut
Dengan spontan Jay menginjak rem, bersamaan dengan munculnya satu pemuda yang lari dan langsung menarik anak kecil itu ke tepi jalan
Jay mengatur nafasnya dan berniat keluar dari mobil tapi justru salah fokus ke pemuda yang tadi menarik anak kecil itu
"OMG, kok cantik banget!?" Pekik Jay dari dalam mobil sambil menutup mulutnya lebay
Pemuda itu sendiri menatap tajam mobil Jay, seolah akan menelan bulat-bulat si sopir yang hampir nabarak anak kecil
Bahkan sama sekali tak keluar mobil untuk meminta maaf!?
"Orang kaya emang pada bangsat!." Gumam Jungwon
⁽⁽ ⁰ TO BE CONTINUED ⁰ ⁾⁾
Ckckck, Jay nih udah hampir kecelakaan masih aja salfok sama yang bening-bening, aga laen emang
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fool || Jaywon [On Going]
Fiksi Penggemar[UPDATE RABU & JUMAT] "Semua orang kaya sama aja, biadab semua." Jay, seorang anak bungsu dari keluarga konglomerat Ayahnya seorang pemilik perusahaan tersukses nomor 3 di Korea Selatan, Sang Bunda sendiri adalah pemilik butik terkenal Namun semua i...