Hari ini, Shotaro mengunjungi apartemennya setelah ia dan Junkyu sudah lama tak mengunjungi nya. sejak kejadian itu, Shotaro belum sanggup melangkahkan kakinya menuju tempat ini.
Shotaro menekan pin di pintu dan menutupnya. apartemen mereka cukup rapi. mungkin Shotaro hanya perlu menyapu dan mengepel karena lantai sangat berdebu.
Shotaro ingin menenangkan dirinya. sial, itu membuat dirinya stress dan terkadang tak tidur beberapa hari hanya karena memikirkan hal yang sama.
Shotaro mulai mengambil sapu. lalu ia memulai dari kamarnya dulu. saat dibuka, kamarnya rapih rapih saja. tetapi Shotaro akan menyapu lantainya. saat sedang menyapu lantai, matanya memicing melihat sesuatu yang ada di kolong kasur. penasaran, lelaki Osaki itu mengambilnya dan mengamati sebuah kalung berbandul beruang.
"kalung ini.." gumam Shotaro sambil berusaha mengingat ingat. seketika ia meringis dan memegangi kepalanya dengan kesakitan. "akh!..akhh..!"
"T-taro-ya..akhh..s-sakitt.."
"tahan..enak..ahh.."
"berhenti..hikss.."
"Shit!" umpatnya ketika sekelibat bayangan dengan wajah Junkyu mampir di kepalanya. sial! kenapa wajah Junkyu yang mampir? apa iya dia menyetubuhi kakaknya?!
astaga, Junkyu itu kakaknya lho!
Junkyu, kakak sedarahnya!
"ya tuhan!..apa yang sudah kulakukan..". lirih Shotaro dengan air mata menggenang dan membasahi pipinya. sambil menggenggam kalung itu dengan erat.
🌻🌻🌻
sepulangnya dari apartemen, Shotaro melajukan mobilnya menuju rumah mereka. ketika ia memasuki rumah, betapa terkejutnya ia melihat mobil orangtuanya terparkir di depan rumah. astaga! Shotaro merinding. ia masih belum siap bertemu Junkyu, apalagi kedua orangtuanya.
dan lebih mengejutkannya lagi ketika ia melihat kedua orangtuanya sedang memarahi Junkyu yang terduduk di sofa sambil memegang ujung pakaiannya. segera ia menghampirinya. "ada apa ini?" tanya Shotaro khawatir.
"hiks..Junkyu hamil..hikss..tapi dia masih enggan memberitahu siapa pelakunya..hikss..". tangis mama. Shotaro terdiam di tempatnya.
h-hamil?
astaga...masalah lainnya pun mulai muncul.
sang papa hanya menghembuskan nafas melihat putra sulungnya yang tak kunjung memberi jawaban mengenai ayah si bayi. "Junkyu, kau membuat kami kecewa. tapi kami akan lebih kecewa kalau kau tak memberitahu siapa ayah bayi itu. papa mohon, besok kau harus beritahu papa siapa ayah bayi itu!"
"Papa dan mama mau istirahat. kami capek. kalian juga istirahat." lanjut papa sambil berjalan menggandeng istrinya menuju lantai atas.
Shotaro menatap Junkyu. Junkyu yang ditatap begitu langsung saja menangis. segera Shotaro memeluknya.
"hikss..huaa..hekss..hekss..huaa.." Junkyu sangat sensitif sekarang. Shotaro yang peka segera menggendongnya ke atas. lalu membaringkannya di kasur kamar Junkyu.
"Hikss..ehek..hekss..huaa.." Shotaro terus memeluknya sambil berbaring di samping Junkyu. ia memutuskan untuk masuk ke dalam kaus yang dikenakan si kakak dan mengusap perutnya agar tenang.
"shhtt..tenanglah.."
"hiks...Taro..hikss.."
Shotaro mendekapnya sambil mengusap rambut belakang Junkyu. Junkyu membalas pelukan Shotaro sambil menyamankan diri pada pelukan si calon ayah. jujur, ia jadi lebih tenang sekarang.
"hukss..Taro.."
"Shhtt..sudah cukup nangisnya." Shotaro mengusap air mata Junkyu dengan ibu jarinya.
Shotaro terus melakukan aktifitasnya yang sekarang. sampai Junkyu merasa tenang.
sambil itu, ia memikirkan kejadian kejadian. otaknya ia paksa untuk berputar pada sebuah kejadian.
"ahh..T-Taro..c-cukup..ahh!"
"Junkyu..ahh..enak.."
"hikss..enak..ahhh.."
"ahhh..enak..oh god.."
"huh!"
"Taro? kenapa?" tanya Junkyu yang sudah mulai tenang. sedangkan jantung Shotaro berdetak lebih kencang karena ia kaget akan ingatan yang mampir barusan.
ia menatap Junkyu yang memasang raut wajah bingung. astaga...Kenapa kau menggemaskan sekali Junkyu?!
"Junkyu, kau ingat sesuatu di hari ulang tahunku?" tanya Shotaro. Junkyu terkejut dan memasang wajah tak mengerti. ia takut kalau di curigai begini. "s-sesuatu apa?"
"Seperti mabuk setelah minum soju misalnya?"
"T-Taro-"
"Apa kau ingat kita pernah bersetubuh setelah mabuk?"
air mata Junkyu menetes lagi. "t-taro- hikss.."
"Junkyu, aku menemukan kalung beruangmu dikamarku. kupikir kamu orang yang ku tiduri, mengingat hanya kita berdua di apartemen pada saat itu. apalagi aku bangun dalam keadaan telanjang, kyu". Shotaro mengeluarkan sebuah kalung berbandul beruang dari sakunya. Junkyu ingin mengambilnya. "kalungku-"
"jawab dulu! kau hamil sekarang. itu anakku atau orang lain?" Shotaro menyembunyikan kalungnya di dalam kepalan tangannya untuk sebentar. menggagalkan niat Junkyu ingin mengambilnya.
"Hikss..tentu saja ini anakmu!..hikss..aku tak pernah tidur dengan orang lain selain kau..hikss.." tangis Junkyu pecah kembali.
"Lantas kenapa tak mengaku? kau tau? aku uring uringan diluar dan hampir gila memikirkan itu semua, Kyu! dan ini adalah sebuah fakfa yang gila mengingat kita sedarah!" telunjuk Shotaro menunjuk ke arah Junkyu. sungguh, ia benar benar marah dan kecewa sekarang. pada dirinya maupun Junkyu.
"Iya! kita sedarah! sengaja ku sembunyikan karena aku yakin kau akan jijik mendengarnya!"
"Apa maksudmu?! kau-"
"Apa ini?! hentikan Osaki Shotaro!"
Mereka terkejut, nampak di ambang pintu jika tuan Osaki sedang berdiri dengan amarahnya.
tuan Osaki menghampiri kedua putranya. telunjuknya mengarah pada Shotaro. "kau! papa mendengar semuanya! bagaimana bisa kau melakukan ini hah?! sangat tidak terpuji! menghamili kakakmu, papa...ya tuhan-astaga..papa benar benar tak sanggup- aghh!" Papa memegangi dadanya yang tiba tiba terasa sangat sakit. kedua putranya menghampirinya. "papa!" pekik mereka.
"Astaga! papa!" Mama menghampiri mereka dan menangis. "Taro, cepat panggilkan dokter!"
"baik mama." Shotaro segera mengambil ponsel untuk menghubungi dokter keluarga mereka.
sambil itu, Junkyu memeluk sang papa dengan tangis. "hikss..papa..hikss.."
🌻🌻🌻