01 | Viral.

30 1 0
                                    

HAI HAI!!
UDAH SIAP BUAT BACA CHAPTER PERTAMA?!?!
OKEDEEEHH, SEBELUM ITU V O T E DULU!

JANGAN JADI HANTU YAA, BUNG 👻

***

SELAMAT MEMBACA, BUNG . .

     "Saya berjanji akan tetap dan selalu mencintaimu sampai maut memisahkan kita. Saya Austin Sergio berkata, tidak akan pernah ada kata cerai di antara kita. Tidak akan ada kata lelah untuk mencintaimu, saya akan tetap mencintaimu Jihan Fahira sampai kita diberikan momongan oleh yang maha kuasa."

"Saya berjanji akan tetap dan selalu mencintaimu sampai maut memisahkan kita. Saya Jihan Fahira berkata, tidak akan pernah ada kata cerai di antara kita. Tidak akan ada kata lelah untuk mencintaimu, saya akan tetap mencintaimu Austin Sergio sampai kita diberikan momongan oleh yang maha kuasa."

Bohong! Semua yang mereka katakan itu bohong. Mencintai? Bulshit mereka tidak saling mencintai, maksud ku Austin. Austin tidak mencintai Jihan, tetapi perhatiannya tetap diberikan kepada sang istri membuat Jihan semakin jatuh terlalu dalam. Tapi siapa sangka sampai sekarang hubungan mereka memang tidak bercerai. Suami-istri hanya status bagi Austin, tapi tidak dengan Jihan. Jihan sudah terlanjur mencintai dan mengagumi sosok Austin.

"Kak, ini teh nya." Kata Jihan sambil meletakkan teh hangat yang dibuatkannya khusus untuk sang suami tercinta.

Jihan's pov.

Aku meletakkan teh nya lalu dibahas deheman oleh suamiku, tanpa permisi aku langsung duduk di sampingnya dan melihat laptop Austin yang isinya aku tidak mengerti.

Sebenarnya Austin ini dokter hewan atau bos di kantor sih? Kenapa ini sangat berbeda dengan dokter hewan yang ku kenal, ini seperti pekerjaan kantoran.

"Kak, diminum dong. Nanti dingin jadi gak enak." Kataku saat melihat teh yang kubuat dengan cinta tak tersentuh sedikitpun, Austin hanya diam masih fokus ke layar di depannya. Aku menghela nafas lalu melirik jam dinding, sudah pukul sepuluh malam, aku sangat mengantuk tapi demi suami tercinta aku akan menahan rasa kantuk ini, padahal besok upacara huh.

Aku menguap kecil sambil menutup mulutku yang terbuka, mata Austin tetap melihat ke depan tapi suaranya terdengar sedang berbicara kepadaku.

"Tidur, saya masih belum selesai." Kata Austin sambil mengetik di keyboard laptopnya dengan lincah.

"Sebenarnya dia bicara sama Jihan atau laptop sih?" Batinku sebal menatap Austin yang sibuk sekali dengan laptopnya, seakan dunia milik si benda mati.

Tanpa berpikir, aku langsung menyenderkan kepalaku ke bahu tegas suamiku, dia tidak membantah atau melarangku untuk bersender disini, dia malah mengelus rambut ku dengan lembut dan berkata kembali.

"Tidurlah, Jihan. Kamu udah kelihatan mengantuk. Besok upacara, kan?" Tanya Austin dengan nada rendah dan beratnya, aku masih memaksa mataku agar tidak tertutup, aku menjawab pertanyaan Austin dengan anggukan.

Seketika aku membuka lebar kedua mataku dan menegakkan kembali tubuhku seperti semula, aku langsung berlari ke kamar dan membawa laptop ku yang berwarna pink ke tempat yang diduduki oleh Austin dan diriku tadi. Austin menatapku dengan aneh.

"Kenapa?" Tanya Austin dengan wajah bingung, mengalihkan sebentar perhatiannya ke arahku yang sedang mengotak-atik laptop kesayangan ku yang ber-wallpaper Jeno dengan eye smile khas nya.

"Jihan lupa!" Kataku sambil membuka aplikasi yang aku sukai, Instagram. Sekarang Jeno sedang live di akun pribadinya dengan kaus rumahan, memang sekarang adalah ulang tahun pacarku.

Gue, Nikah Sama Dokter?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang