Part 3

219 28 7
                                    

HAPPY READING 🐧











































Ashel menarik lengan Aldo dan berdiri tepat di hadapannya, lelaki itu hanya menatap kesal ke arah Ashel dan menaikkan satu alisnya.

"Apaan?"

"Please! Tarik ucapan kamu tadi" pinta Ashel.

" Setelah gue menang dari Lo baru kita cerai, gue juga nggak mau nikah sama Lo " Ujar Aldo

" Pernikahan itu bukan permainan, kamu nggak bisa berfikir bodoh seperti itu " Ujar Ashel.

"Shuttt." Aldo meletakkan jari telunjuknya tepat di bibir Ashel agar wanita itu tidak berisik lagi.

"Lo masih kelas dua SMA, bukan? Kenalin gue Aldo kelas tiga SMA." Aldo mengulurkan tangannya.

Ashel menepisnya dan langsung turun ke bawah karena merasa usahanya sia-sia, dia bingung sekali harus melakukan apalagi. Jika dia kabur, pasti tetap saja akan bisa ditemui oleh Bapaknya. Ashel mendengus kesal, dia berusaha menetralisir perasaannya dan berusaha menerima pernikahan ini.

"Kalau teman-teman gue tahu, pasti mereka mengira gue hamil diluar nikah makanya dinikahkan secepat ini" gerutunya.

"Kenapasih orang tua itu melakukan perjanjian nggak masuk akal itu"

Ashel mengambil ponselnya, perasaannya benar-benar kacau saat ini. Menikah di usia yang masih muda dan juga masih sekolah, Ashel mungkin tidak akan menolak jika dia sudah lulus sekolah tetapi kenyataannya orang tua itu maunya lebih cepat.

Malam yang indah, kegelapan itu terlihat tidak menakutkan karena para penghuni langit itu sedang memperlihatkan cahayanya yang indah. Tidak ada terdengar suara jangkrik disini, seperti saat Ashel masih di desa. Bahkan, Ashel tidak ada melihat tetangganya datang menyapa, disini seolah semua acuh dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Ashel menatap langit, dan hatinya terus berdoa untuk kebaikan dan kelancaran hidupnya setelah ini.

"Tuhan, bisakah takdir ini jangan diberikan padaku? Ini terlalu sulit aku terima" ujarnya.

Ashel tanpa sadar meneteskan air matanya, dia menatap jemarinya yang masih polos dan belum ada cincin yang tersematkan.

"Sebentar lagi kamu di isi sama cincin dari lelaki yang sangat asing bagiku" ujarnya dengan suara yang getir.

"Bahkan sifatnya saja aku tidak tahu, andaikan ini film Disney minta aja bantuan pangeran biar bisa kabur kalau nggak minta bantuan nenek sihir" gerutunya.

"Aww." Ashel memegang dahinya yang sakit akibat di sentil oleh Aldo

"Dasar anak kecil taunya dongeng mulu, jangan minta gue bacain Lo dongeng sebelum tidur ya! Kalau nggak mau gue bacain cerita jombie" ujar Aldo menatap lurus kedepan.

"Apasih, kamu ngapain disini?" tanya Ashel kesal.

"Lo dicariin! Acaranya sudah mau mulai, jangan buang-buang waktu gue!" ketus Aldo

"Kak Dudul ... Kamu nggak suka kan samaku? Kita batalin aja ya perjodohan ini, kita bisa sama-sama cari orang yang kita cintai." Ashel memegang tangan Aldo dan memohon padanya.

"Dudul siapa? Gue Aldo!" ketusnya.

"Biarin, aku maunya manggil kak Dudul!"

"Dasar ya Lo!"

"Apa? Makanya batalin dulu semua ini baru deh aku manggilnya bener" tawar Ashel

"Argh, sialan! Apa gue sejelek itu sampai Lo minta batalin?" tanyanya dengan emosi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Matchmaking in High School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang