Hujan tak henti hentinya jatuh, seluruh jalanan menjadi basah karena nya. Ada seseorang yang menemani.
Orang itu terduduk di dalam sebuah cafe, melihat hujan dari dalam jendela sembari menyesap minumannya.
"Hujan ngga berhenti ya dari tadi" Ia bergumam.
Dari dalam ia melihat ada seseorang yang berlari menuju cafe, bajunya terlihat basah. Mungkin dia berlari karena kehujanan?
Setelah menatapnya lumayan lama, ia pun tersadar. Oh tuhan! dia memiliki banyak memar disekitar tubuhnya, apa ia berkelahi?.
Setelah bergulat dengan pikirannya, ia pun memutuskan untuk menghampiri pemuda itu "Pakai saja jaket saya, untuk sementara tidak apa apa".
Lalu pemuda tadi berucap "Terimakasih".
Hening. Tidak ada satu kata pun yang terucap dari bibir mereka setelah itu.
Tidak ingin terjebak dalam keheningan ini, ia bertanya "Maaf jika lancang, mengapa kau memiliki banyak memar disekitar tubuhmu?".
Pemuda itu terdiam sebentar, sebelum akhirnya menjawab "Berkelahi."
Ia terdiam, sebelum menyadari bahwa ia harus segera pulang. Namun ia tidak membawa ponselnya.
Dengan pelan ia berucap "Apa kau membawa ponsel? Saya ingin menelpon seseorang".
Pemuda itupun mengeluarkan ponselnya dari kantong celananya "Pakai saja".
Ia pun bergegas menelpon, setelah itu ia mengembalikan ponselnya.
Lalu ia bertanya lagi, "Jam berapa sekarang?".
Pemuda tadi melihat kearah jam tangannya dan menjawab,
"16.00"
TBC
Karena masih prolog jadi pendek dulu aja, otak mampet.
KAMU SEDANG MEMBACA
16.00 [RICKY X JIWOONG] HIATUS
Short StoryJatuh hati tidak bisa memilih. Tuhan memilihkan. Kita hanyalah korban. Kecewa adalah konsekuensi. Bahagia adalah anugerah. - Rcky Jika yang membuatmu bahagia adalah langit senja, biarlah aku yang menjadi langit senjamu. Jika yang membuatmu tangguh a...