PROLOG

3.3K 298 146
                                    


Assalamualaikum
Annyeong, kachan bawa judul baru.

Cek ombak dulu, ya.
Update rutinnya nanti setelah Mas Saga kelar. Bentar lagi Sambung Rasa to the end.

EPIPHANY dalam kamus diartikan sebagai Pencerahan.

Atmadja_Series1 - EPHEMERALAtmadja_Series2 - SAMBUNG RASA Atmadja_Series3 - EPIPHANY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Atmadja_Series1 - EPHEMERAL
Atmadja_Series2 - SAMBUNG RASA
Atmadja_Series3 - EPIPHANY

Cerita ini bakal jadi penutup kisah anak-anak keluarga Atmadja. Pastikan kamu baca seri 1 dan 2 dulu, karena sedikit banyak saling berhubungan, biar enggak bingung.

Happy baca
.
.
.

"Maaf, aku enggak yakin, Bay!" Kalimat itu sudah diucapkan setidaknya tiga kali oleh gadis cantik dalam balutan dress one shoulder berwarna marun di tengah acara makan malam bertema fine dining.

Elbayu hanya mengatakan ingin membawa Mika untuk mengenal lebih dekat keluarganya. Terutama mamanya. Tetapi reaksi gadis itu sungguh di luar dugaan Elbayu.

"Kamu jangan maksa aku, dong, Bay!" ucap sang gadis lagi. Ada tendensi dalam nada bicaranya.

Lawan bicara si gadis di seberang meja yang memakai setelan resmi berupa jas berwarna marun dipadu kemeja abu-abu sedikit terbelalak mendengarnya. Kepalanya menggeleng-geleng tidak ingin mempercayai reaksi kekasihnya barusan.

Suasana restoran berkonsep fine dining di area kota Surabaya ini terkesan tenang. Meja-meja bundar dengan deretan kursi bersandaran tinggi mengitarinya, ditambah lampu gantung artistik dan lilin dalam wadah klasik pada setiap meja menambah suasana syaduh nan romantis. Para pramusaji wara-wiri menghampiri satu persatu meja tamu untuk mencatat pesanan atau mengantarkan menu yang telah siap.

Elbayu tampil beda dalam balutan pakaian formal, sesuai dengan konsep yang diusung rumah makan yang berkesan mewah dan eksklusif ini. Lelaki tiga puluh satu tahun itu bahkan telah mereservasi meja untuk dinner spesial dari dua hari lalu. Sengaja memilih tempat se-esklusif ini untuk mendapatkan privasi dan lebih intim, agar wacananya nanti berjalan mulus tanpa hambatan.

Dari satu set menu fine dining, dua diantaranya telah menghampiri meja Elbayu dan pasangannya. Appetizer sebagai pembuka sebelum menu utama dihidangkan nanti. Canape bertoping taburan tuna itu belum terjamah tangan Elbayu, lelaki itu sibuk mendengarkan semua ungkapan perempuan cantik di seberangnya dengan takdzim dan seksama.

"Kenapa kamu bilang gitu, Mika?" Reaksi Elbayu kemudian. Berusaha tetap kalem dan lembut saat bertanya balik pada Mika.

Perempuan yang dipanggil Mika itu menggeleng dua kali. Wajahnya menunduk tanpa berniat menatap balik mata Elbayu.

"Bay, kamu paham enggak, sih? Terlalu banyak perbedaan di antara kita. Aku belum bisa ngelakuin semua yang kamu sebutkan. Aku belum siap, Bayu!" Mika menggersah. Wajahnya menyirat tak nyaman. "Kamu nyuruh aku berhenti kerja setelah nikah?" Dia tertawa kering dengan kedua mata menatap intens pada Elbayu. "Maaf aku enggak bisa, aku masih ingin berkarir!" Putus Mika tidak ingin diinterupsi. Gadis itu membuang napas kasar, lantas kembali berujar.

EPIPHANY [ Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang