Elbayu menggeliat pelan. Matanya perlahan terbuka saat merasakan silau oleh sinar lampu yang menimpa retinanya. Dia belum sepenuhnya sadar dengan keadaan sekitar. Masih berusaha mengumpulkan nyawa seraya meraba-raba ke sisi sebelahnya. Lelaki bertubuh atletis itu seketika tergagap bangun saat salah satu tangannya menyentuh sesuatu yang dirasa janggal. Irisnya menyisir sekitar dan berhenti tepat di samping, memperhatikan punggung mulus yang terekspose pemandangan akibat selimut yang dipakai sedikit melorot.
Elbayu lantas menggeleng, tidak percaya dengan hal ganjil yang tersaji. Laki-laki itu lantas menepuk-nepuk kepalanya sendiri, berharap semua hanya mimpi dan dia akan cepat tersadar, tapi, sejurus umpatan menggema di dalam hati, saat menyadari tindakannya yang sangat ceroboh serta melewati batas.
"Enggak mungkin ...," ucapnya berulangkali masih enggan percaya.
Ingatan Elbayu refleks terbang menjelajah kejadian semalam sebelum dia berada di ruangan 4×4 meter persegi ini.
Usai dinner yang gagal total.
Apartemen Jonathan. Tempat yang melintas pertama kali di benak Elbayu adalah hunian teman dekatnya tersebut. Usai misi melamar Mikha berakhir dengan penolakan perempuan itu, Elbayu tidak lantas mengendari mobilnya menuju rumah, tapi membelokkan tujuan ke tempat Jonathan.Wajah kuyu dan langkah lemah, cukup menggambarkan jika pertemuan yang telah dirancang oleh laki-laki 31 tahun itu berakhir dengan kegagalan, dan Jonathan Prawira Lazuardi yang polahnya sebelas dua belas dengan Elbayu gampang sekali menebak jika teman baiknya itu tengah menghadapi situasi rumit. Elbayu kembali merasai patah hati.
Satu tepukan melayang di bahu Elbayu dari Jonathan sebagai dukungan sesama laki-laki dewasa.
"Lo masih mending, belum sejauh gue sama Jani." Malah adu nasib. Cara Jonathan mentransfer afirmasi pada Elbayu. "Gue udah tunangan sama Jani, udah fitting baju segala macam, tapi semuanya gagal total. Jani ninggalin gue." Sambung Jonathan mengingatkan Elbayu pada peristiwa getir yang pernah dirasakan temannya itu.
Elbayu membuang napas berat. Hanya melirik pada Jo, tanpa mau repot membalas ucapan temannya. Beda kasus. Dilihat dari sisi mana pun, Jo memang salah dan pantas menuai kegetiran akibat ulahnya sendiri. Jika dulu Jonathan ditinggalkan Jani - mantan tunangannya, itu sangat wajar menurut Elbayu. Jo, ketahuan memiliki putra dengan selebgram lokal dan menyembunyikan semuanya dari Janitra. Temannya itu tidak jujur pada Jani jika dia pernah terlibat hubungan dengan gadis lain, bahkan sampai di luar batas adat ketimuran.
"Gue paham perasaan Lo, Bay! Mungkin ini yang terbaik buat Lo dan Mikha." Tandas Jonathan, menguatkan.
Elbayu mengangguk pasrah. Apa lagi memang yang bisa dia lakukan selain pasrah menerima kenyataan jika hubungan spesialnya bersama Mikhayla telah kandas?
Nangis-nangis meratap dan minta balikan pada Mikha? Ah! Elbayu bukan abege kemarin sore yang baru merasakan jatuh cinta. Hal norak semacam itu tidak akan dia lakukan. Melihat Mikha melenggang pergi tanpa dosa saja Elbayu memilih bungkam daripada susah-susah harus mengejar mantannya tersebut.
"Gue buka table ntar malam, Lo harus ikut Bay, Lo butuh hiburan." Jonathan berkata lagi seraya menatap Elbayu dengan seksama. "Terserah deh, Lo mau ngapain di sana nanti, yang penting ikut aja dulu. Kalau pun Lo enggak ikutan minum atau turun, minimal duduk-duduk aja cari angin segar." Lagi, Jonathan mengultimatum. Elbayu masih bergeming mendengarnya.
Sudah bukan rahasia lagi di kalangan pebisnis atau rekan sejawat Elbayu jika hiburan malam adalah destinasi yang wajib dikunjungi setiap weekend. Terutama bagi mereka yang pikirannya sedang ruwet didera lelah oleh aktivitas pekerjaan, atau seperti mengalami hal menyakitkan seperti Elbayu saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
EPIPHANY [ Completed]
Romance#Atmadja_Series_3 EPIPHANY - Sebuah Pencerahan. 🏆#3 dalam Fiksi Umum [09-Dec-23] ___ Ketika Elbayu telah sepenuhnya melabuhkan hati, hal di luar dugaan justru menyambangi. Mika, perempuan penggenggam hati Elbayu, tiba-tiba memutus sepihak hubungan...