2.29

337 56 28
                                    

Selamat membaca!

.

.

.

.

.

"Pesanlah sepuasmu, aku yang akan membayar kali ini," ucap Xiao Sa sembari mengacungkan kartu milik Lin Yi yang pada akhirnya terpaksa harus dia rampas. Dia tampak bersemangat mengajak Hero makan di tempat mewah, tanpa ingin buru-buru mengungkap maksud tersembunyi yang sudah dia pikirkan secara matang.

Hero cukup berpengalaman dalam hal percintaan sehingga Xiao Sa merasa tidak perlu ragu untuk meminta bantuan. Untuk saat ini, dia bertingkah seperti rubah putih dengan mata merah penuh kelicikan. Terus menerus memberikan kebaikan hati pada pihak lain agar pihak tersebut merasa tidak berdaya untuk menolak. Dia menyodorkan buku menu yang belum tersentuh oleh Hero yang masih dilanda kebingungan. Merasa bingung sebab Xiao Sa yang selalu menolak ajakannya pergi bersama di luar kampus, entah kenapa sekarang lelaki manis itu menawarkan diri dan mengatakan bahwa dia akan mentraktir. Hero yang berpikir dirinya memiliki kesempatan emas pun tidak berniat menolak sama sekali, hanya saja itu tampak sangat aneh.

"Ambil ini." Paksa Xiao Sa, berharap Hero segera mengambil alih buku menu yang disodorkan. Namun, lelaki itu menjelma menjadi batu. Tidak memiliki indra apa pun pada tubuh, dia seperti tidak paham perkataan orang.

Xiao Sa yang diliputi sedikit kekesalan pun tidak dapat menahan diri lebih lama. Dia bukanlah tipikal orang yang penuh kesabaran sehingga dengan seenak jidat bertindak sembarangan. Menyodorkan buku menu tepat di depan mata Hero, membuat wajah lelaki itu menjadi tidak terlihat. Di akhir aksi tersebut, dia sengaja menggenggam tangan pihak lain dan mengusapnya secara lembut, lalu berkata dengan nada yang lembut juga, "Pesan apa saja yang kamu mau."

Ketika Hero mengangguk patuh dan mulai meneliti setiap nama makanan yang tersampir di buku menu, genggaman tangan mereka terpisah. Ekspresi wajah baik Xiao Sa berangsur-angsur menjadi buruk. Tidak selamanya dia bisa memasang topeng kebaikan, ada kalanya dia harus mengistirahatkan sejenak wajah dari ekspresi pura-pura.

Helaan napas lelah menyebar di udara, tetapi berusaha dikeluarkan tanpa suara. Bola mata Xiao Sa berputar ke atas, menandakan bahwa dia telah mencapai batas kesabaran. Tanpa sengaja pandangan lurus menuju ke arah depan, menerobos dinding kaca yang menampilkan sosok familier. Dia mengusap matanya berulang kali, berpikir bahwa pandangan menjadi buram hingga menunjukkan bayangan yang tidak nyata. Namun, apa yang dilihat masih terus terlihat meski kejernihan mata semakin dirasa.

Seharusnya sosok itu memiliki penampilan yang rapi seperti sedia kala. Rambut disisir rapi, selalu menunjukkan ekspresi datar, pakaian tidak memiliki satu pun bagian yang lusuh, seluruh kancing kemeja dikaitkan, dan dasi diikat dengan sempurna. Kenapa penampilannya saat ini jauh berbeda dari penampilan di awal pertemuan mereka? Tampak lusuh dan kacau, apakah Ye Mi baru saja membebaskan diri dari badai mengamuk? Apa yang terjadi?

Ekor mata Xiao Sa bergerak gelisah ketika netranya dan netra milik Ye Mi bertemu tatap. Sudah berkali-kali dia berusaha mengalihkan pandangan, tetapi pihak lain melakukan hal berlawanan. Manik mata tajam itu selalu mengarah pada diri Xiao Sa dan semakin lama tatapan akan semakin menusuk, seperti bilah pisau yang akan memotong tubuhnya kecil-kecil. Dia tidak tahan jika terus menerus ditatap tajam sedemikian rupa, seakan-akan dia tengah melakukan kesalahan yang sangat sulit untuk dimaafkan. Agar dapat membebaskan diri dari situasi menegangkan, Xiao Sa berpamitan kepada Hero untuk pergi ke kamar mandi.

Xiao Sa tidak pernah menginjakkan kaki di kamar mandi. Dia memang berjalan menuju ke tempat itu, tetapi membelokkan langkah ke arah pintu keluar yang berada di belakang restoran. Berlari mengitari restoran yang memiliki ukuran tidak kecil. Napasnya menipis meski udara terus menerus bertabrakan dengan kulit. Merasakan paru-paru terhimpit, dia merasa lelah akibat berlari terlalu kencang. Ketika berada di tempat tujuan, dia menyentuh kerah kemeja Ye Mi dan menariknya untuk bersembunyi di sisi lain restoran. Dia tidak bisa membiarkan Ye Mi dan Hero bertemu. Entah apa alasan di balik semua itu, Xiao Sa tidak tahu, yang jelas dia benar-benar merasa tidak nyaman untuk mempertemukan mereka. Pasti akan ada kejadian besar yang menimpa jika kedua lelaki itu berada dalam radius dekat.

THE GLOOM S.2 (YIZHAN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang