ENO

3K 190 22
                                    

hey?

aku kembali dengan membawa sequel yang kalian minta.

Bilang terimakasih dulu sama aku 😪

Agak susah sih bikin ini, tapi ya bismillah aja dulu. Doain!

Buat yang baru baca, kenalin aku Vee, kalian jangan panggil aku Thor, aku cewek enggak laki.

Happy Reading

Bulan demi bulan sudah terlewati, pun detik jam yang terus berdetak seirama dengan matahari yang muncul kemudian menghilang berganti malam. Seorang cowok dengan handuk berwarna putih yang hanya menutupi aset berharga dirinya keluar dari kamar mandi.

Rambut yang basah hingga tetesan air kecil mengenai wajahnya bahkan mengalir mengenai hidung mancung bak perosotan, rahang tegas juga bibir tipis, kalung berbandul cincin terlihat kontras ditubuh atletis nya. Lengan berotot lengkap dengan tatto khusus berukiran rumit berbentuk huruf DX yang dililit naga serta singa.

Cowok itu mengasak rambut hingga air yang masih tersisa di rambutnya berjatuhan kembali, berjalan menuju balkon tanpa mau mengenakan pakaian. Dirinya lebih suka bertelanjang dada seperti ini ketika di rumah.

Punggung lebar penuh tatto bergambar simbol panah dan naga dengan ukiran rumit yang menghubungkan naga dengan simbol panah. Tatto yang harus dipunyai oleh keluarga Xiever, terutama seorang laki-laki. Tatto kebanggaan yang diturunkan secara turun-temurun, anggota keluarga Xiever harus mempunyai tatto tersebut. Terkhusus perempuan, mereka hanya diberi tatto bergambar mawar dengan naga yang melilitnya.

Mata indah berwarna silver dengan pinggiran nya berwarna hitam itu asik menatap pandangan didepannya dari arah balkon. Cahaya matahari mulai terasa sedikit panas, yang menandakan jam sudah lebih dari pukul tujuh pagi. Tanpa menghiraukan nanti terlambat atau tidak, cowok tersebut tetap asik menikmati sebatang rokok yang sudah ia nyalakan satu menit lebih lima puluh tiga detik lalu.

Mata tajam itu terlihat menghunus kedepan, seakan menjadi laser bagi siapa saja yang menatapnya. Bergerak kesamping, obsidian silver bercampur hitam itu melirik beberapa bodyguard yang berjaga di Mansion.

Alisnya naik satu, mata indah itu melirik rokok yang terselip diantara jari telunjuk dan tengahnya yang hanya tinggal setengah. Setelah asik menikmati rokok yang candu untuknya, ia pun beranjak dari tempatnya berdiri setelah membuang rokok itu pada tempat sampah setelah mematikannya.

Kaki tersebut melangkah memasuki walk in closet, mengambil baju seragam lengkap dengan celana juga sepatu. Masuk kebagian laci yang berisi dasi, ia mengambil dasi sekolah. Memasangnya dengan menatap dirinya dicermin, sekaligus merapikan rambutnya yang terlihat acak-acakan.

Meraih tas yang berada di sofa, pemuda tersebut melangkah keluar menuju tempat makan.

°°°

Deruman motor Harley Davidson model terbaru yang berharga satu miliar lebih berhasil menarik perhatian siswa-siswi disana. Mereka menatap kagum penuh puja kepada pemuda tersebut. Melepas helm yang menangkring dikepala, tangan kekar penuh otot itu terjulur merapikan kembali rambutnya.

Menghampiri para sahabatnya yang ternyata sudah menunggu kedatangan dirinya. Ia pun bergabung bersama mereka.

"Lima menit lagi pasti enggak bakal diijinin masuk El." sambutan suara dari salah satu mereka yang berdiri paling pojok kepada Gabriel.

"Ujungnya pasti bakal ke Bu Yumna." sahut Orion sambil memakan moci yang ia bawa dari rumah. Ia memberengut kesal tak kala ada salah satu tangan yang mencomot moci miliknya.

"Asyu!" makinya kesal sambil mengacungkan jari tengah yang terdapat cincin dengan warna silver.

"Kuping gue bisa budeg kalo kaya gini terus." Rigel berdecak kesal karna kupingnya berasa seperti dihantam suara auman keras- seperti saat ini para adik kelas mereka menatap penuh minat kepada Gabriel yang faktanya sangat tampan, dan sayang untuk dilewatkan.

Memasuki minggu ketiga setelah kenaikan kelas, tentu para anak SMP yang akan memasuki jenjang lebih tinggi memilih SMA seperti Landerland untuk menemani tiga tahun mereka. Walaupun faktanya mereka memilih Landerland karna ingin melihat Gabriel yang memiliki wajah tampan dan mata langka.

Sangat jarang manusia yang memiliki mata silver dengan warna hitam yang mengelilinginya. Mata Gabriel sangat mempesona untuk dilihat. Bahkan, orang yang menatapnya sekali, ingin rasanya menatap kembali.

"Gue tau gue ganteng njing, tapi enggak usah kaya gini juga lah bangsat, budeg lama-lama." Kairo mengumpat kala suara mereka bertambah besar, sudah seperti bertemu artis rasanya.

"Lebay banget, kaya enggak pernah liat orang ganteng." Rigel kembali memcibir. Si mulut pedas ini tak segan-segan mengeluarkan apa saja yang ada dibenaknya walaupun itu terlalu sakit untuk didengar.

"El, besok besok coba pake topeng aja deh, bial enggak histelis kaya gitu meleka nya." Arcturus berkata dengan nada cadelnya.

Ghazanvar menimpali, "Enggak guna pake topeng, El merem aja tetap ganteng. Ketutup topeng pun mereka jelas tau itu El. Enggak guna, buang-buang tenaga sama uang." Jelasnya.

Aziel melirik kearah atas, "Lo mending neduh sana." suruhnya kepada Arcturus.

"Nggak papa, enggak panas banget." balasnya penuh semangat.

Gabriel berdecak mendengar itu semua, tidak para sahabatnya, tidak adik kelas bahkan guru muda pun terus berbicara sampai berteriak keras. Gabriel rasanya ingin menyumpal mulut mereka satu persatu pakai gergaji.

Ketika akan berlalu pergi, kedelapan cowok itu seketika terhenti saat melihat gerbang Landerland kembali terbuka setelah ditutup satu detik yang lalu.

Mobil Rolls-Royce Boat Tail berwarna hitam terlihat menawan memasuki Landerland, membuat semua mata yang memandang mengerutkan dahi, mobil siapa? Pasalnya, sangat jarang ada siswa mau siswi Landerland yang membawa mobil jenis ini.

Tentu rasa penasaran mereka semakin menguat tak kala pintu mobil mayoritas hitam terbuka, kaki jenjang berbalut sepatu boots warna hitam terlihat disusul dengan munculnya seorang cewek dari mobil tersebut.

"Gilaaaaaa, Rolls-Royce anjir, inceran gueee!!!" Orion berteriak histeris menatap mobil incarannya ada didepan mata. "BERON!! LIAT MOBIL INCERAN GUE!!!" Ia berteriak memanggil nama kembarannya, menunjukkan betapa senangnya dia.

Obsidian berwarna coklat itu mengkerut menatap sosok cewek yang berdiri disamping mobil. Mata Orion terbelalak lebar ketika tau siapa cewek tersebut. "Gilaaaa, mimpi apa gue semalem?!" kagetnya.

Gabriel beserta keenam sahabatnya terdiam melihat cewek tersebut membuka kacamata hitam yang menutupi mata. Kairo, Rigel, dan Arcturus ikut terbelalak kaget, mulut mereka mengangga lebar terkejut dengan apa yang mereka liat.

Gabriel, Ghazanvar, Aziel dan Oberon hanya terdiam tanpa mau bersuara. Mereka pun juga tak kalah kagetnya, tetapi bisa mengendalikan raut wajah mereka.

Mata berwarna biru itu menyapu keseluruhan bangunan megah nan besar Landerland, ia tersenyum tipis. Sekolah incarannya. Hingga, mata itu tak sengaja menatap obsidian berwarna silver dengan hitam disekelilingnya.

Orion menatap keduanya secara bergantian, "Gilaaa, ini ceritanya lagi reuni mantan gitu?!"

🐼🐼


enggk ada prolog yaa, langsung part 1. Bingung mau buat prolog kaya gimana. Mungkin prolognya nyusul(?)

ih kok gitu sih?

ya terserah aku, yang bikin cerita aku, yang bikin alur aku. Kalian kan tinggal baca aja 😀

Ini aku enggak janji bakalan bisa up terus apa enggak tpi ya aku usahain lah, kalo ada alur yang nyantol di otak nanti aku up.

byeee

-Vee

mau tau mata El gak???

GabrielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang