OWT

1.9K 158 29
                                    

Hai???

Kali ini aku up nih, maaf ya lama up nya, aku masih agak bingung mau lanjutin ini kaya gimana. Mungkin bakalan jarang up, aku bakalan up kalo udah ada bayangan.

Alur sih sebenarnya udah ada, tinggal nuangin di bab-bab nya aja yang masih bingung.

Gak papa, Insyaallah aku bakalan up, tapi enggak janji yaaa wkwkwkw


Happy reading and enjoyyy guys ♥️♥️

🐼🍭

"Lo nggak ada mau ngomong apa gitu El?" Orion bertanya kepada Gabriel ketika mereka sudah duduk di kursi kelas. Matanya melirik Kairo yang tengah menyenderkan punggungnya ke tembok, mereka kompak tersenyum menggoda ketika memiliki pemikiran yang sama.

Rigel yang melihatnya sedikit merasa takut. Takut jika kedua temannya itu berbelok ke arah pelangi. Iwyuhh, membayangkan saja membuat perutnya mual dan geli sendiri. Sungguh sangat menjijikkan.

Saat ini sudah memasuki jam pertama, tetapi guru yang seharusnya masuk sedang berhalangan hadir, beliau hanya memberi tugas melalui Ketua Kelas. Masih seperti murid pada umumnya, mereka pun tetap sama. Ada yang langsung mengerjakan, ada yang mengerjakannya nanti, dan ada yang enggak mengerjakan. Paling parahnya lagi, ada yang tidur, bermain game, berghibah dan tentunya pergi ke kantin.

Tak afdol rasanya bila tengah jam kosong tidak ke kantin. Rasanya seperti tidak pernah dikabari oleh Pacar satu tahun lamanya. Ya, sedikit lebay memang, tapi begitulah kenyataannya kira-kira.

"Enggak." jawab Gabriel singkat. Sibuk dengan handphonenya sendiri, setelah meletakkan tas nya ke kursi.

"Gue kira bakalan bilang begini,  sayang, akhirnya kamu dateng juga." Kairo berlagak seperti seorang laki-laki yang tengah melepaskan rindunya. Bahkan nada suaranya dibuat menjadi agak serak, tidak tidak, jangan berfikiran akan terdengar bagus, justru terdengar menyeramkan yang ada.

"Oh sayang, kamu semakin tampan saja." Orion menyahut ucapan Kairo, kedua orang itu lantas tertawa kencang sesaat setelah Orion membelai mesra pipi Kairo, keduanya merasa geli dengan apa yang mereka sendiri lakukan.

Oberon, Rigel memutar mata malas meladeni tingkah mereka berdua. Yang lainnya, acuh. Sudah bosan melihat kedua orang tersebut bertingkah.

"Ketika si mantan datang, disitulah aku merasa senang." Kairo berceletuk, ia menyilang kaki ala laki-laki ketika sudah duduk kembali. Tatapan menggoda ia arahkan kepada Gabriel yang dibalas timpukan buku yang tepat mengenai wajah Kairo. "Udah gue peluk, gue unyel-unyel it-"

"SIALAN!" bentaknya kaget.

Orion yang sedang duduk disebelahnya menahan tawa walaupun tidak bisa, berakhir tawa itu keluar begitu saja. "Kenapa enggak ditimpuk pake kursi El." Orion berkata disela-sela tawanya.

"Nanti kalo di timpuk pake kulsi, Kailo mati." Cadel, cowok Albino ini adalah seorang yang cadel. Enggak bisa bilang "R."

Ghazanvar menghela nafas, "Bocil, mending diem dulu." ujarnya yang dibalas dengusan sebal dari Arcturus, si bocil cadel jika kata Kairo dan Orion.

"Ahh ... Zanval ndak asik." Arcturus merajuk, ia berbalik membelakangi mereka. Sibuk berbicara dengan tembok yang kebetulan berada tepat dihadapannya. "Jahat, Tulus dikacangin. Tembok baik hati kan? Temenin Tulus ya?"

Oberon, diam mengamati sang kembaran yang gencar menggoda Gabriel bersama dengan kembaran palsunya, Kairo. Oberon mendecak kesal, "Ditabok El mampus lo." batinnya sambil tersenyum miring.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 20, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GabrielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang