CHAPTER 3: THE WORLD OF THE GOLDEN ERA OF PIRATES

11 1 0
                                    

Saat ditaksi Hekima memeriksa handphonenya yang tadi sengaja dia setting jadi silent mode. Ternyata ada empat pesan masuk, tiga pesan dari temannya Hikaru dan satu pesan dari Ibunya.

Hekima membuka pesan dari Ibunya terlebih dahulu, disitu Ibunya menanyakan jika apakah Hekima dan Isamu sudah sampai hotel dengan selamat, dan memberitahu jika dua hari kemudian Ibunya akan menyusul ke Okinawa.

Kemudian, Hekima membuka pesan-pesan dari Hikaru, temannya menanyakan bagaimana keadaan dirinya juga menanyakan kapan Hekima akan kembali ke Hotel, pesan kedua Hikaru masih menanyakan kapan Hekima akan kembali ke Hotel karena dia khawatir jika hari hampir menuju tengah malam, dan pesan terakhir Hikaru memberitahukan Hekima agar segera kembali ke Hotel, dia sudah menitipkan kunci kamar Hekima ke resepsionis hotel.

Setelah membaca pesan-pesan tersebut Hekima hanya bisa mendesah dan tidak punya keinginan untuk membalas semua pesan-pesan tadi, dia segera menutup hapenya dan menaruhnya disaku jaketnya. Hekima merasa sangat capek dan lelah, rasanya ingin sekali dia langsung merebahkan tubuhnya kekasur dan segera tidur.

Matanya sudah terasa berat dan hampir berkali-kali tertidur di dalam taksi, tapi Hekima berusaha terbangun karena dia menunggu balasan pesan Isamu dan dia tidak ingin sampai melewatkan pesan adiknya tersebut.

Hekima sangat berharap jika ada Ibunya disini bersamanya sehingga dia bisa membujuk adiknya yang keras kepala itu. Tapi sayang sekali Ibunya baru datang dua hari kemudian karena masa cuti kerjanya disetujui oleh atasannya hanya empat hari saja.

Hekima masih merasa jengkel dengan adiknya, masa adiknya begitu polos dan bodohnya percaya dengan kata-kata orang asing dan bersikukuh berniat menolong orang asing tersebut.

Hekima benar-benar tidak menyangka jika liburannya akan berawal dengan kejadian yang aneh seperti ini, menolong orang asing aneh yang terdampar dipantai dan terasa sangat ganjil jika orang asing tersebut mengaku dan terlihat sangat mirip dengan tokoh fiksi di manga atau anime.

Lagipula, sepertinya kau tanpa sadar sudah mempercayai jika lelaki tua ini Silver Rayleigh dan kau memulai mempercayai kata-katanya...

Kata-kata Isamu tersebut masih terngiang-ngiang dipikirannya, entah kenapa Hekima merasa instingnya mengatakan jika memang laki-laki tua itu adalah Silver Rayleigh yang asli, tapi nalarnya berusaha menyangkalnya dan menganggap hal itu sangatlah tidak mungkin karena tokoh fiksi tidak akan mungkin muncul di dunia nyata.

Jangan-jangan saat ini dia sedang bermimpi, pikir Hekima lalu mencubit pipinya, tapi dia bisa langsung bisa merasakan sakit dipipinya.

Hekima mendesah lagi, sekarang dia mulai merasa bersalah karena telah meninggalkan adiknya sendirian di rumah sakit bersama orang asing itu.

Bagaimana jika ada hal-hal yang buruk yang terjadi dengan adiknya, dia tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri.

"Hotel Blue Sea, sebentar lagi akan sampai." ujar supir taksi memberitahukan tiba-tiba.

"Mm.....ngomong-ngomong setelah saya turun, bisakah anda kembali ke rumah sakit yang tadi? Karena adikku masih disana dan aku ingin dia dijemput." pinta Hekima.

"Tentu saja bisa.." kata supir taksi.

"Saya akan langsung membayar sekalian dengan biaya antar jemput adikku."

"Baiklah, tidak masalah." supir taksi tersebut langsung menyanggupi permintaan Hekima.

Setelah turun dari taksi, lalu Hekima membayar ongkos taksi dan meminta lagi dengan sopan kepada supir taksi tersebut agar segera menjemputnya adiknya.

Taksi yang telah ditumpangi Hekima kembali memutar menuju rumah sakit tadi, dan lalu Hekima langsung mengirimkan sms kepada Isamu, menyuruh adiknya pulang dengan menggunakan taksi tadi.

Saving Monkey D. LuffyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang