"Aku tidak tahu mengapa, tapi semenjak 3 bocah tolol itu datang, semua rencanaku gagal. Entah apa yang mereka lakukan aku harus menyingkirkan mereka"
***
Ramon POV
Pagi-pagi buta gini nggak asyik kalo nggak nggangu orang. Sebenarnya aku nggak niat bangun pagi tetapi sialnya jam weker terkutuk adikku yang paling rajin (siapa lagi kalo bukan Rimon) sudah membangunkan orang serumah sepagi ini. Tapi tetap saja kakakku tercinta tidak akan pernah mau bangun cuma gara-gara jam busuk adik yang bangun pagi cuma buat nyapu dan nyiram taneman (kuakui kalo tidak ada adikku rumahku bisa nggak kebanyak kotornya). Kupakai seragam sekolah, lalu diam-diam aku masuk ke kamar Ramen dan menyetel jamnya menjadi jam 06.30. Langsung aku teriak-teriak histeris. "Rameeen!! Kok nggak bangun sih udah jam setengah tujuh neh!! Adek lo yang paling bawel udah ribut minta sarapan!!" Seruku tepat di telinganya. Ia hanya mengerang lalu tidur lagi. Aku kesal sendiri karena tampaknya leluconku fail, lalu aku berkata "Ya udah aku sekolah dulu sama Rimon. Makan sana tuh bantal!".
Tampaknya setelah aku pergi ia langsung liat jam dan kudengar suara gaduh yang biasa ia timbulkan waktu tergesa-gesa. Langsung saja aku melanjutkan rencana. Ganti baju dan pura-pura tidur lagi. Mungkin setelah beberapa scene seru yang tidak aku lihat, akhirnya terdengar pintu kamarku terbuka, lalu terdengar suara Rimon berkata " Si Kebo masih molor tuh. Mungkin aja tadi kamu dikerjain ama kuntilanak". Dasar bocah tak tau diuntung, tega banget bilang aku kebo, tapi entah kenapa aku malah ingin ketawa. Tiba-tiba kurasakan benda keras dan bau mendarat di kepalaku (katakan saja sepatu). Spontan saja aku berteriak "WADAAAW!! Oii!! Salah gue apa??". Tetapi aku melihat Rimon cekikikan dan Ramen tampak puas setelah balas dendam ke aku yang baik budi bahasa, rendah hati, pintar, dan lagi pula rajin menabung ini. Tampaknya semua tau ini ulahku.. Sial..
Setelah melakukan ritual pagiku yang sakral (mandi, sarapan dan cuci piring) langsung saja aku menggowes sepedaku yang paling keren seperumahan bersama kedua saudaraku yang so pasti nggak kalah keren sama sepedaku. Kemana? Jangan tanya deh.. Kemana lagi kalo bukan ke neraka siswa yang biasa dipanggil sekolah. Hari ini adalah hari pertama aku sekolah yah sejak orang tuaku meninggal aku pindah ke sini.. Sini mana?? Dan kali ini jangan tanya.. Gedungnya ternyata lebih besar dari yang aku bayangkan dan kamar mandinya bersih tanpa cela. Wah, tampaknya kakekku emang jago milihin sekolah! Langsung kami pergi ke ruang kepala sekolah karena kami nggak tau kami di kelas apa.
Keberuntungan berpihak pada kami. Kami bertiga sekelas di kelas yang katanya unggulan. Saat kumasuki kelas kulihat tatapan anak-anak heran yang tampaknya high class ini. Tatapan aneh seperti, ini kenapa tiga tuyul rendahan masuk ke kelas VVIP tanpa cela yang amat high class ini. Tampaknya aku terlalu berlebihan. Mereka tidak terlalu buruk dan masih punya sedikit selera humor sehingga masih bisa ketawa saat Rimon menceritakan lelucon murahannya kepada mereka. Dan bagusnya mereka mudah bergaul tidak sampai seminggu aku sudah populer dan punya pacar paling cantik satu sekolah (yah ginilah nasib orang kece dari lahir).
***
Hai, pembaca! Makasih udah baca^^. Maaf kalo gaje.. Maklumlah penulisnya masih newbie.. Kalo ada kekurangan, komment kritik dan saran. Kalo suka please bantuin support dengan cara vote '-'. Masih mau baca?? Ayo read chapter selanjutnya!
Salam, Sendal_Swallow
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Hope
RandomRamon, Ramen, dan Rimon, 3 saudara kembar yang barusan masuk ke sekolah Jenius High School. Awalnya mereka mengira kalau sekolah kali ini akan aman, tentram, dan damai. Tetapi perlahan-lahan masalah datang silih berganti. Akankah mereka bisa mengata...