Chapter 2

86 12 6
                                    

Ramen POV

Sekolah dimulai hari ini. Setelah menikmati lelucon Ramon dan menggowes sepeda akhirnya bisa tenang juga. Duduk terpisah dari kedua adikku yang hampir selevel kecenya kayak aku. Yah.. aku tidak suka mengakui kalo aku ganteng tapi gimana lagi baru seminggu sekolah aja surat-surat cinta udah banyak. Tetapi tentu saja nggak sebanyak Ramon yang suka caper ama orang-orang populer. Kalo aku lebih suka jadi anak kesayangan penjaga perpustakaan atau ibu-ibu kantin. Maklumlah kalo nggak baca buku di perpus aku suka bantu ibu-ibu kantin masak walau waktu SD aku sering diejek karena itu tapi aku bangga. Karena keahlianku itu aku bisa ikut 2 klub sekaligus, yaitu klub sastra dan memasak.

Dalam waktu seminggu aku dan saudara-saudaraku, Ramon dan Rimon udah terkenal aja. Ini karena Ramon yang sosialnya tinggi dan juga Rimon yang peduli kebersihan sehingga ia disetujui kepala sekolah untuk mendirikan klub "Recycle" (bisa dibilang klub kebersihan yang dibina langsung oleh Kepala Staff Kebersihan yaitu Pak Klimis yang super cupu dan aneh). Tapi yang bikin aku sebel adalah karena aku nggak berperan sama sekali dalam hal bikin populer. Aku pernah aja berpikir seandainya aku yang bikin terkenal dan aku bisa dapetin hati Juliet dan bukan Ramon,

Jujur aja aku suka sama pacar Ramon, Juliet. Ia teman sebangkuku, orangnya baik banget, imut, cantik dan lagi pengertian. Tapi sayangnya dia sayang banget sama Ramon. Tiap hari dia cerita tentang Ramon, sebenarnya hal itu bikin aku nyesek setengah mati. Rasanya pengen aku teriakin "Woi peka!! Gue suka sama lo! Dan lo malah milih adek gue yang serampangan setengah mati.". Cukup.. Jiah napa aku jadi alay. Lupakan.. Semua rahasia itu hanya aku bagi dengan adikku yang paling pengertian, Rimon. Dia nasehatin supaya aku ngasih tau ke Ramon, tapi mana mau lah Ramon care.. Jangan-jangan aku malah tambah nyesek lagi.

Bicara soal pacar aku punya pacar lhoo.. Jangan kira aku jones yang suka ama pacar orang. Pacarku bernama May. Orangnya nggak secantik Juliet. Walaupun sikapnya dingin, tapi dia teman lamaku dulu waktu aku masih tinggal dirumah ayah ibuku. Dia sebenarnya nggak suka kencan tapi malam ini aku mengajaknya, karena hari ini giliran masaknya Rimon yang paling nggak enak. Dari pada makan masakan adek yang gaje mending makan di restoran sama pacar, iya kan??

Malam ini, aku sudah siap dengan memakai kemeja hijau kotak-kotak keberuntunganku. Langsung aku pamit kepada adik-adikku.

"Ramon! Rimon! Kakak jalan-jalan dulu ya!" Seruku yang sudah siap di atas motor.

"Lah.. Kok kakak pergi sih yang bantu aku masak siapa?" Protes Rimon

"Bikin Ramyeon aja! Udah kakak siapin di meja pantry." Kataku

Setelah itu aku langsung berangkat menjemput May ke rumahnya.

***

Hi readers! Update kali ini agak membosankan karena belom sampe inti masalahnya OwO. Yuk lanjut baca ke Chapter 3! ^^

Salam Sendal Swallow

The Last HopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang