2007 : PROLOG

257 24 7
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tahun 2007


"Elang Viyasha!"

Elang sudah akan berbelok pada tepian tangga agar ia tidak perlu terlambat hadir entah untuk yang keberapa kalinya bulan ini. Namun teriakan barusan sukses sekali membuat langkahnya yang terburu-buru itu seketika terhenti.

Celana seragamnya yang berwarna abu-abu sudah sedemikian lusuh, kemejanya yang putih pun sudah berubah warna, maka yang tertangkap basah oleh Elang berikutnya adalah lirikan sinis milik Jet, membuatnya lalu tersenyum total dibuat-buat tanpa merasa bersalah. Setelah ini tampaknya ia akan kembali dikatai biang lusuh.

Jet menyentak kasar sebuah proposal OSIS yang beberapa menit lalu ditolak Elang tepat di atas dada yang lalu membuat laki-laki itu meringis. Padahal ia sudah bersiap-siap menimpali ejekan Jet seperti biasa, namun tampaknya bukan itu yang akan mereka bahas sebentar lagi.

Ini adalah masalah sepele, menurut Elang. Namun Jet tidak berpendapat demikian. 

Apa yang dapat diharapkan dari seorang teman sejawat yang sibuk sekali pacaran padahal seharusnya rapat OSIS bersifat segera, bahkan Elang meminta semacam dispensasi Kepala Sekolah hanya untuk sebuah acara pelepasan Senior di mana dirinya termasuk di dalam jajaran Senior tersebut. Dengan kata lain, semua yang berkaitan dengan OSIS bukan lagi urusan mereka semenjak posisinya sudah digantikan oleh Jet tahun kemarin, dan posisi Jet sudah digantikan Junior mereka tahun ini.

Ia melakukan permohonan dispensasi itu demi Jet.

Iya. Demi Jet.

Jet bilang mungkin ini akan menjadi acara terakhir mereka sebagai panitia utama sebelum kelulusannya, permintaan Jet itu seolah-olah dirinya akan mati besok.

"Lo enggak bisa, Jet, jangan maksa."

"Kasih gue kesempatan..."

Elang menggelengkan kepalanya tegas. "Pertama, kondisi lo lagi enggak baik."

"Kondisi gue akan selalu enggak baik, Ash—" Mulut Jet mendadak bungkam ketika Elang balik memandanginya sinis.

"Kedua, gue pengen lulus dengan baik tanpa harus mendengar lo bolak-balik masuk UKS—"

"Oh, okay, sorry kalau gue nyusahin—"

"Denger dulu, gue lagi ngomong!"

Jet membuang arah wajahnya sembarang asal tak perlu memandangi kedua mata Elang yang mengerikan, juga raut wajahnya yang kian menyebalkan. Jet melipat kedua lengannya tinggi-tinggi. Untung saja sudah tidak banyak Siswa di sekeliling mereka. Kalau tidak, pertengkaran mereka kali ini akan kembali menjadi tontonan seperti biasa.

The Disease Called Love - Koo Junhoe & Kim JiwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang