BAB II

4 2 0
                                    

Happy Reading!!!..

⊙◎⊙◎⊙

Amberlyn berdiri di samping tiang besar paviliun. Angin yang berhembus mengibarkan rambutnya. Dia bergeming menatap hamparan warna-warni bunga di taman. Daffodil yang serasa kemarin baru dirawatnya mulai bermekaran; kuning, putih, hingga kejinggaan seolah menari menyambut kunjungannya.

Di belakang, Felicity tengah meramu tehnya. Tangannya yang lain bergerak membetulkan posisi kacamatanya yang mulai menurun. Wanita itu terlihat berbeda dari sebelumnya. Kantung hitam terlihat muncul di bawah matanya dan rambut merahnya yang disanggul rapi tampak lepek dan sedikit kusam.

"Teh anda sudah siap, Yang Mulia."

Amber menoleh dan melihat Felicity yang telah siap dengan perjamuannya. Seduhan teh yang dibuat Felicity mengeluarkan aroma wangi yang khas. Amber melangkah dan seorang pelayan lain menarik kursinya. Dia meminum teh buatan Felicity dengan anggun seperti yang telah diajarkan oleh guru etiketnya.

Kehangatan dari teh yang merayap ke kerongkongannya membuat Amber menyadari betapa sejuknya hawa pagi ini. Dia memakai gaun torqouise sederhana yang sedikit terbuka di bagian atas, dan angin yang berhembus terasa sangat dingin menusuk tulang selangkanya.

Tiga hari setelah kesembuhannya, Amber mulai melakukan kegiatan sehari-harinya seperti biasa meskipun terbatas. Dia mulai bosan karena ruangan terasa sangat kosong meskipun banyak orang berlalu-lalang, hampir di setiap lorong dan sudut-sudut istana, yang ditemuinya hanya orang-orang sibuk seolah terburu-buru dikejar tugasnya.

"Terimakasih," ucap Amber. Gadis itu mengulas senyuman yang hampir tidak terlihat sedangkan Felicity menanggapinya dengan sebuah anggukan kecil.

"Kau tampak kurang sehat. Apa tugas dari ratu memberatkanmu?" Tanya Amber yang menyadari perubahan penampilan pengasuhnya itu. Dia yakin selama Felicity tidak bersamanya, Julliane mencurinya dan menyuruh wanita itu mengerjakan sesuatu yang bisa membuatnya lupa waktu.

"Tidak. Hanya saja hari besar tidak lama lagi akan dimulai. Sudah seharusnya bagi saya untuk bekerja ekstra."

"Yah, kau jangan lupa minum vitamin untuk menjaga kesehatanmu. Jangan sampai ketika perayaan itu tiba kau malah jatuh sakit."

"Terimakasih atas perhatiannya, Tuan Putri."

Amber membenarkan apa yang dikatakan Felicity. Sepertinya hanya dia seorang yang sangat senggang bahkan sampai masih bisa menikmati acara minum tehnya dengan santai. Sedangkan orang-orang lainnya sibuk dengan setumpuk pekerjaan yang harus diselesaikan. Jika tidak dalam masa pemulihan, dia juga akan sama sibuknya dengan mereka, sibuk memilih gaun dan penampilan seperti apa yang akan dia tunjukkan di acara nanti.

Definisi sibuknya memang berbeda dari yang lain, tetapi Amber tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai putri kerajaan. Namun ada satu hal yang membuat Amber selalu sibuk, sangat sibuk sampai-sampai pikirannya seolah tidak bisa berhenti untuk berputar. Untungnya hal itu tidak sampai membuatnya sakit dan terbaring kembali di kasur.

Drachenstein, Amber menggigil setiap nama kekaisaran itu disebut. Bukan karena luas daerah kekuasaannya atau betapa berpengaruhnya keberadaan tempat itu di benua, melainkan karena satu hal yang membuat Amber merinding sampai membuat lututnya bergetar terkulai lemas; hidup dan menetap di sana, begitu berpengaruh sampai tidak ada yang tidak tahu jika namanya disebut bahkan kepopulerannya hampir setara dengan sang kaisar sendiri.

Hal yang dia maksud adalah keluarga Giuliano. Mereka terkenal dan sangat disanjung, ahli dalam berbagai bisnis dan penyokong besar dalam militer kekaisaran. Luas wilayah kekuasaannya hampir setara dengan kerajaan Cressent. Banyak orang-orang besar yang terlahir dibawah pemerintahan keluarga itu, bahkan jenderal besar kekaisaran pun banyak didominasi keluarga Giuliano.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rose and TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang