Wiliam membelalakkan matanya kaget dengan ciuman dari Juwita yang begitu mendadak namun juga membuatnya begitu senang dan berbunga-bunga. Namun belum Wiliam membalasnya tiba-tiba Juwita sudah melumat bibirnya dengan cukup berani yang seketika membuat adrenalin Wiliam naik layaknya menaiki rollercoaster.
Wiliam tentu tak mau kalah dengan apa yang dilakukan Juwita padanya. Wiliam membalas lumatan Juwita, Wiliam tentu tak ingin kalah dari Juwita yang sudah memulai dan menunjukkan keagresifannya. Wiliam tak mau melewatkan kesempatan yang begitu jarang ia dapatkan ini.
Wiliam mulai melumat bibir Juwita lalu menghisapnya pelan, lalu mulai menjulurkan lidahnya dan menjelajahi mulut Juwita. Beradu dengan lidah Juwita yang terus bersilat dengannya. Saling hisam sembari bertukar saliva seolah sedang kehausan dan terdampar di gurun yang panas.
Nafas Juwita mulai tersengal seiring Wiliam yang mulai menindihnya seolah berkuasa seutuhnya atas tubuh Juwita yang lemah. Juwita meraba bahu dan punggung Wiliam dengan lembut, sembari perlahan melepaskan kancing kemeja Wiliam secara perlahan.
"Juwita, jangan pergi..." lirih Wiliam sambil menatap Juwita dengan pandangan sedih dan sayu juga nafas yang masih tersengal.
Juwita mengangguk sambil mengatur nafasnya dengan pandangan yang sama sayunya dengan Wiliam.
Wiliam kembali mencumbu bibir Juwita lalu menciumi pipi hingga telinganya, mengigit pelan daun telinga Juwita hingga ia memekik menahan geli. Jemari lentik Juwita masih melepaskan kemeja yang digunakan Wiliam. Wiliam juga tak mau kalah dan tinggal diam, ia mulai menciumi leher hingga ke dada Juwita lalu memberikan sebuah tanda kepemilikan disana.
Wiliam terus bergerak kebawah. Juwita membiarkan Wiliam yang ingin menjamah tubuhnya lebih lagi itu dengan pasrah. Bahkan hari ini Juwita sengaja menggunakan set bra g-string kali ini berjaga-jaga jika Wiliam menginginkannya, mengingat Wiliam yang selalu menginginkan keintiman dengannya. Tepat saja, sekarang Juwita mengenakannya dan ia bisa menunjukkan kemolekannya pada Wiliam.
"Juwita, aku ingin memilikimu. Aku ingin bercinta denganmu!" seru Wiliam yang sudah tak tahankan diri lagi dan langsung melepaskan celana dan atasannya yang sudah dibuka oleh Juwita.
Juwita mulai ragu dengan apa yang ia lakukan. Ia teringat pada ucapan ibunya untuk tidak menggoda Wiliam atau tergoda akan bujukan Wiliam. Namun disisi lain ada rasa egois yang menyelimutinya, ada hasrat dan keinginan untuk memiliki Wiliam seutuhnya. Seperti saran Camila dan Wiliam hari ini.
"Tuan, jika kita melakukannya kita akan menyesali ini semua," tahan Juwita berusaha menyadarkan Wiliam.
Wiliam menggeleng pelan. "Aku tidak akan menyesalinya, toh aku juga ingin membuatmu hamil. Aku menginginkanmu, aku mencintaimu. Tidak ada hal yang perlu di khawatirkan!" Wiliam berkeras sambil menelanjangi Juwita.
Juwita terdiam pasrah. Ia menginginkan Wiliam juga. Ia merasa sesekali berhak juga untuk egois dan memikirkan kebahagiaannya juga.
Seiring dengan pikirannya tersebut dan perasaannya yang sedang dimabuk asmara oleh Wiliam. Juwita membiarkan Wiliam menjamah tiap jengkal tubuhnya. Membiarkan Tuannya itu menjilati dan menumpahkan hasratnya yang sudah ditahan pada tubuh indahnya.
"Shhh...ahhh...Tuanhhh..."desah Juwita pelan ketika Wiliam.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Gundik Rahasia Tuan Muda [21+]
RomanceSetelah 10 tahun terpisah dengan Juwita, anak pelayan di rumahnya, akhirnya Wiliam di pertemukan lagi dengan Juwita. Teman pertama sekaligus cinta pertamanya yang akhirnya kembali masuk kedalam istana megah keluarga Phillips kembali. Perasaannya beg...