Shania Gracia
(1807)"Dalam kondisi yang tidak bisa dikatakan baik. Seorang wanita berjalan sempoyongan dijalanan sepi kota disalah satu negara latin. Rambut yang acak acakan, serta pakaian yang robek dibagian dadanya, sehingga memperlihatkan sebagian belahan miliknya, juga bagian pinggangnya, membuat wanita itu semakin buruk saja. Jika kalian mengira itu adalah gelandangan, itu salah besar. Karena wanita itu lebih hina dibanding seorang gelandangan."
"Dia adalah Shania Gracia, wanita remaja yang tidak bisa terlepas dari sebuah perjanjian bajingan. Setiap tengah malam, tangis keluar dari matanya yang mungkin sebentar lagi akan mengering, karena terlampau seringnya dia menangis. Tapi... Jika dia punya kesedihan yang teramat sangat. Disisi lain pasti ada sebuah kebahagiaan. Dan benar, seorang Gracia juga punya itu." Shani membaca kalimatnya dengan telaten.
"Ini mungkin terdengar gila. Gracia bisa memasang muka yang sangat berbeda jika bertemu dengan orang satu ini. Wajah berseri dan menampilkan gigi gingsulnya. Seperti tidak terjadi apa apa dihidupnya, padahal bebannya teramat berat. 'boa noite querida' ucap orang itu selagi tangannya sibuk memberi kenyamanan pada rambut Gracia, juga pelukan hangat tentunya. Seperti kelelahan, Gracia memang terlebih dahulu tertidur. 'kamu pasti lelah... terimakasih. hebat banget kamu tadi, sampai sampai orang orang ngiranya, aku lagi diperkosa hahaha' gumam orang itu, tanpa menghentikan usapannya pada rambut gracia"
"Umur Gracia saat itu masih 17 tahun. Tapi ya, penampilannya sangatlah dewasa. Dengan kata lain adalah sebuah keterpaksaan. Sebenarnya tidak ada yang bisa disalahkan dalam kasusnya ini. Jika harus ada yang disalahkan mungkin itu adalah takdir"
"Wanita cantik itu bercermin dan memberi sebuah pemerah dibibir. 'aku berangkat dulu. Bye sayang' ucap Gracia, setelah memberi kecupan singkat dibibir pada seseorang yang masih betah diatas ranjang. 'kamu terlalu awal gre. Sini dulu' rengek manusia itu, menarik Gracia untuk terduduk dikasur. 'nanti kalau telat aku dimarahi sayang. Ya? Nanti aku bakalan pulang cepat. Janji' bujuk Gracia. Namun manusia manja didepannya masih saja manyun dan merajuk. Gracia yang melihat pemandangan itu jadi berat hati untuk meninggalkan wanita cantik itu, akhirnya dia menuruti kemauan si wanita untuk menemaninya sebentar saja"
"Disinilah tempat Gracia bekerja. Di sebuah club nomor satu di Brazil abad itu. Baru saja dirinya sampai disana setelah perjalanan yang tidak terlalu jauh. Matanya sudah ditatap sinis oleh si madam. Gracia langsung menunduk kala dua anak buah madam mulai menghampirinya."
"Jangan terlalu sadis kak. Aku belum siap" teriak fiony sembari menutup telinganya rapat rapat dengan tangan. Shanipun berhenti membaca karena suara keras fiony.
"Cepio? Kenapa sih?" Tanya sang kekasih, melihat heran ke arah fio.
"Ceritanya baru beberapa paragraf sayang. Tapi aku mencium bau bau penyiksaan dari awal cerita" jelas fiony pada sang kekasih.
"Kamu kan sering melakukan penyiksaan. Kenapa takut?"
"U-ups, I iya ya?" Sadarnya, setelah diingat ingat benar juga "tapi kan kita melakukan itu ke orang yang tidak kita kenal. Bedaaa..." Fiony membela diri. Freya memutar bola matanya, kebiasaan lemot fiony mulai keluar. Mungkin dirinya harus sabar sabar lebih.
Cerita pun dilanjut oleh si pembaca "pengawal madam itu menyeret gracia dengan paksa. Lantaran dirinya datang tidak tepat waktu. Wanita itu datang 5 menit lebih lambat dari seharusnya 'tolong, aku benar benar ada urusan tadi, madam aku serius. Madam tolong' Gracia memohon agar madam percaya padanya. Madam sama sekali tidak menunjukan rasa kasihan sedikit pun, dia lebih memilih melanjutkan permainan judinya bersama sang atasan alias si pemilik club."
"Seperti baru melihat mangsa empuk yang segar. Pria berusia 35 tahun bernama Gitara Ricardo sipemilik club mengulum senyum secara tidak sadar, matanya tidak lepas dari wanita cantik yang baru saja ditarik paksa oleh anak buah madam. 'apakah dia baru?' tanya sosok pria yang belum memudarkan senyumnya sejak kedatangan Gracia. 'dia... Lumayan lama disini. Aku dapatkan dia dari Louis Tommy' jawab madam sembari meneguk air memabukkan yang berada digenggamannya. 'si bajingan itu?' tanya Gitara terkejut, karena mendengar nama itu lagi setelah sekian lama. Madam mengangguk sebagai jawaban 'kamu sangat sibuk Gitara. Padahal sudah sekitar 5 bulan dia kerja disini' Gitara mengangguk angguk, begitu dia menerima sebuah informasi. Sebentar terlihat Gitara sedang mengingat ingat sesuatu, seperti ada yang ingin dia tanyakan 'dia? Dari Louis Tommy?' Gitara memastikan bahwa dia tidak salah dengar, madam kembali mengangguk. 'dia?...' Gitara bahkan belum menyelesaikan kalimatnya, tapi madam sudah mengangguk menjawab pria yang sedikit mabuk ini. 'yahh, dia anaknya. Louis menjual dia padaku. Hanya dia harta yang tersisa katanya. Tapi sebenarnya wanita itu saja belum cukup untuk melunasi hutang hutang Louis yang sangat banyak, kinerjanya tidak begitu memuaskan. Jadi... sebagai ganti, dia akan bekerja disini selamanya' jelas madam, tanpa menghentikan permainan judinya."
03:45
"Sama seperti malam sebelumnya. Wanita dengan dandanan yang berantakan pulang dengan minim tenaga. Dia bahkan membuka pintu dengan menghentakkan pintu itu tanpa dia sadari. Goresan luka juga bertambah banyak disudut mulutnya, juga terdapat lebam lebam di pipinya. Gracia langsung bergegas mau ke kamar mandi setelah melewati ruang tengah. 'kamu ingkar janji gracia' tiba tiba suara lembut khas bangun tidur terdengar dipendengaran gracia. Membuat Gracia menghentikan langkahnya. 'm-maaf' lirihnya menyesal dan tertunduk. Dia mendekat kearah sang kekasih perlahan, meyakinkan kekasihnya bahwa pulang larut seperti ini bukanlah kemauan dia. Sering terjadi kendala seperti ini dan itu bukan niat Gracia"
"Sang kekasih mulai diperlihatkan wajah gracia yang penuh dengan goresan luka saat gracia berjongkok didepannya. Melihat hal itu tentunya melukai hati. Tangannya mulai terulur membelai luka gracia, mata kekasih gracia pun meneteskan air mata. 'kamu gapapa?' tanyanya, sembari membelai luka itu. Dibalas hanya dengan senyuman oleh gracia 'aku gapapa... Aku masih disini, masih bisa pulang' jawab Gracia. Mendengar ucapan lembut yang seolah tak ada beban itu. Kekasih gracia langsung memeluk erat dirinya, dibumbui tangisan hebat yang sepertinya dia tahan dari tadi 'harusnya aku tidak egois... Aku malah memikirkan janjimu yang mana kamu bilang tidak akan pulang terlambat. Aku minta maaf. Kamu terluka seperti ini pasti karena aku kan? Maafkan aku. Aku cinta kamu' tangisnya pecah. Gracia ikut memeluk kekasihnya. Merasakan betapa tulusnya dia menyatakan penyesalan dan kemudian meminta maaf."
"Hari demi hari telah berlalu. Dengan penderitaan yang sama, sama menyedihkannya dengan hari kemarin dan kemarinnya lagi. Gracia hanya bisa mengikuti alur kisahnya yang disetir oleh madam dan atasannya.
Akan berusaha up setiap Minggu ♥️
Tapi sebelumnya. Ada beberapa pesan nih...
* Up-nya dikit2. Jadi nanti
kalo part Gracia nyampe 5
part ya mohon maaf☺️* Banyak yang aku rubah
tahunnya (1900 ke 1800an
atau kebawahnya). Soalnya
kalo dipikir-pikir tahun
1900an terlalu modern buat
latar cerita ini.* Virus pandemic (part fiony)
juga udah dirubah hehehe.* Biar gak Mumet, dibaca
ulang gpp 🙂* Bodo amat deh kalo
bahasanya mix modern 😭
lupa Mulu sama latar
waktunyaSampai jumpa Minggu depan✋
KAMU SEDANG MEMBACA
Sinistrous Memoirs
Teen FictionRahasia dibalik keluarga nenek. kelamnya masa lalu antara cucu dan anak anaknya. "It's real?"