01

71 3 0
                                    

Jam menunjukkan pukul 4 pagi (kurang beberapa menit). Matahari akan terbit tidak lama lagi. Hanya beberapa menit lagi sebelum si kembar tiba di Pulau Rintis, tempat tinggal kakeknya, Tok Aba.

"Tuan-tuan dan Nyonya-nyonya, sebentar lagi kita akan tiba di stasiun selanjutnya. Terima kasih telah memilih Kereta Yong Pi," ucap masinis, mengumumankan pada para penumpang termasuk Boboiboy dan Naurah.

"Akhirnya sudah hampir sampai! Tidak sabar aku ingin pergi ke karaoke. Aku harus latihan dulu!"

Naurah yang tadi asyik bercerita dengan Boboiboy, ternganga mendengar sang masinis bernyanyi dengan suara 'di bawah standar'. Sepertinya sang masinis terlalu senang hingga lupa mematikan mikrofonnya.

Boboiboy tertawa geli dengan kecerobohan sang masinis. Setelah puas tertawa, Boboiboy pergi ke gerbong depan tempat masinis itu berada untuk memberitahukan kesalahannya. Kasihan juga kalau para penumpang di kereta itu mendengar konser dadakan berkualitas rendah disaat mereka sudah lelah karena perjalanan jauh.

"Eh, nak? Apa yang kau lakukan disini?" terdengar suara masinis bertanya, membuat Naurah tertawa kecil.

Tidak butuh waktu yang lama, Naurah melihat Boboiboy keluar dari ruangan masinis dan duduk di sebelahnya bersamaan dengan suara masinis itu kembali terdengar dari pengeras suara.

"Mohon maaf atas kesalahan teknis tadi. Terima kasih dan... tolong jangan beritahu bos saya tentang masalah ini."

Boboiboy dan Naurah kembali tertawa mendengarnya.

"Terbaik! Kita harus menceritakan hal ini ke Tok Aba," usul Boboiboy ke Naurah.

"Iya. Tok Aba bukan bosnya, kan? Jadi tidak apa-apa kalau kita menceritakan ini ke Tok Aba."

Semakin banyak cerita yang ingin mereka sampaikan ke kakek mereka, semakin tidak sabar mereka untuk segera tiba di tempat tinggal kakek. Walaupun jam menunjukkan waktu dimana biasanya anak-anak masih tidur dengan lelap, si kembar itu tidak bisa menutup mata bahkan untuk beberapa menit karena merasa sangat bersemangat. Semakin dekat kereta ke tempat tujuan, semakin tidak sabar juga mereka.

Mereka tidak tahu, petualangan pertama mereka ini akan menjadi petualangan yang mengubah hidup mereka karena tidak lama lagi mereka akan kedatangan pengunjung yang tiba dari tempat yang sangat, sangat, sangat jauh.

.

.

.

.

Di Angkasa, sebuah tempat misterius tiada akhir, tempat yang sulit untuk digapai oleh makhluk hidup bumi.

Kapal angkasa muncul dari sebuah lingkaran portal. Bagaimana bisa hal itu terjadi? Itu adalah salah satu dari misteri di luar angkasa.

"Bos, kita sudah sampai di sektor terakhir." Di dalam kapal angkasa itu, terdengar suara hologram komputer mengumumkan pada pemiliknya.

"Bagus. Mulai pemindaian!" perintah sang 'Bos'.

"Pemindaian dimulai." Screen pada komputer mulai menunjukkan beberapa data tentang wilayah di sekitar mereka. "Data menunjukkan adanya energi besar di salah satu planet."

"Planet apa itu?"

"Planet Bumi."

"Planet Bumi, ya? Kita ke sana sekarang!"

.

.

.

Naurah: The Elemental Hero's Sister (Boboiboy Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang