Setelah sholat subuh, Boboiboy dan Naurah kembali tidur hingga jam 8. Begitu mereka bangun kembali, rumah telah kosong. Tok Aba sudah pergi ke warungnya.
Karena keadaan rumah sudah kosong, Boboiboy dan Naurah menggunakan kesempatan ini untuk mencari tahu dan melatih kekuatan yang mereka dapatkan dari Ochobot tadi malam. Setelah sarapan, mereka pergi ke halaman belakang rumah karena tempat itu cukup tertutup.
Boboiboy mencoba mengeluarkan kekuatan elemen petirnya, namun beberapa kali tidak sesuai dengan harapan. Sedangkan Naurah sedang di scan oleh Ochobot untuk mencari tahu tentang kekuatannya.
"Apa kekuatanku, Ochobot?"
Power sphera itu tidak langsung menjawab. Bahkan ketika sedang melakukan scan, dia terlihat beberapa kali seperti tersengat listrik.
"Ada apa, Ochobot?"
"Ngg..., sebenarnya aku tidak yakin. Data tentang kekuatanmu terlihat rusak. Aku tidak bisa membaca datanya dengan jelas."
"Kenapa bisa begitu?"
"Entahlah. Kemarin malam Boboiboy tendang aku sampai kena kusen jendela, mungkin karena itu dataku jadi sedikit bermasalah."
"Pula?" gumam Naurah dengan sedih.
"Eh! Janganlah sedih, Naurah! A-aku belum selesai cakap lagi! Kuasa kau, kau boleh buat perisai pelindung!" seru Ochobot dengan panik.
"Perisai pelindung? Bagaimana aku membuatnya?"
"..., entahlah..."
Naurah menatap kedua tangannya. Ia membayangkan membuat dinding dengan mengangkat kedua tangannya ke depan. Namun, tidak ada yang terjadi.
"Tak jadi apapun," desah Naurah dengan kecewa.
"JAGA-JAGA NAURAH!!"
Teriakan dari kakak membuat Naurah tersentak menoleh ke depan. Beberapa kaleng kosong tempat bidikan latihan Boboiboy tadi melesat menuju arahnya. Hal itu sontak membuat Naurah teriak kaget dan mengangkat kedua tangannya ke depan wajah untuk melindungi diri.
Dia sudah menyiapkan diri untuk merasakan sakit terkena barang-barang yang terlempar itu. Namun, rasa sakit itu tidak kunjung datang.
Ia membuka mata dan menurunkan kedua tangannya secara perlahan, dan ia melihat sebuah dinding transparan merah berdiri kokoh melindunginya dan Ochobot dari kaleng-kaleng itu.
"Eh? Apa ini??" tanya Naurah, masih memperhatikan dinding transparan itu.
"Naurah, kau baik-baik saja?" seru Boboiboy yang berlari dengan panik ke arah mereka, "maaf, tadi aku pakai kekuatan anginku. Kaleng-kaleng itu jadi beterbangan."
"Kami oke."
Ochobot mulai melakukan scan kembali ke arah Naurah dan dinding itu. Walaupun datanya terlihat sedikit korup, ada beberapa hal yang masih dapat ia baca.
"Itu lah kekuatanmu, Naurah! Perisai pelindung!" seru Ochobot riang.
"EH? Betulkah?"
"Wah! Terbaiklah, Naurah!" puji Boboiboy yang dibalas cengiran malu-malu dari Naurah.
Dengan begitu, mereka mulai melatih kekuatan mereka sambil dipantau oleh Ochobot. Naurah mencoba membuat dinding pelindung berkali-kali dan sesekali Boboiboy menyerang dengan kuasanya untuk menguji kekuatan pelindung itu.
Selain itu, Ochobot juga memberitahu kepada Boboiboy bahwa dia memiliki satu teknik terkuat bawaan kekuatannya (setelah mendapatkan ancaman dari Boboiboy sebelumnya).
"Menurut data, kau bisa berpecah menjadi tiga!"
"Berpecah menjadi tiga?"
Naurah mendengar itu membayangkan kakaknya bisa membagi tubuhnya menjadi tiga bagian—kepala, badan, dan kaki. Membayangkan itu membuat Naurah merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Naurah: The Elemental Hero's Sister (Boboiboy Fanfiction)
Teen FictionIni adalah cerita tentang Boboiboy, pahlawan dengan kekuatan elemental, dari sudut pandang adik kembarnya, Naurah. Boboiboy dan Naurah pergi ke rumah kakek mereka, Tok Aba, di Pulau Rintis untuk menghabiskan masa libur sekolah. Mereka tidak menyangk...