"Penduduk Bumi, aku adalah Adudu dari planet Ata Tatiga."
Sebuah saluran TV menyiarkan acara tentang alien.
"Serahkan seluruh cokelat kalian! Kalau tidak, kalian akan menghadapi kehancu—"
Gopal terkejut ketika saluran TV itu berubah. Di sampingnya, terlihat Boboiboy dengan bosan memijit tombol panah di remot itu berkali-kali.
"Hey! Kenapa kau ganti?" tanya Gopal. Padahal dia baru saja ingin menonton film tentang alien tadi.
"Ceritanya tidak seru," jawab Boboiboy singkat.
"Darimana kau tahu? Kau kan belum menontonya."
Boboiboy mengabaikan Gopal sambil terus mencari acara yang bagus. Sayang sekali, tidak ada acara yang menarik bagi Boboiboy. Kalau bukan berita, pasti sinetron picisan.
Pada akhirnya ia kembali ke saluran yang memutarkan film tentang alien hijau berkepala kotak sebelumnya. Bersama adik dan teman-teman barunya, mereka menonton acara TV itu sampai selesai.
"Citernya pelik la," komentar Naurah setelah selesai menonton, tidak terlalu paham dengan film yang diputar tadi.
Mereka tidak tahu bahwa alien yang ada di tv itu bukan sekedar pelakon saja.
.
.
.
.
Di dalam kapal angkasa milik si alien hijau, Adudu. Alien itu sedang mendengarkan data-data yang dilaporkan oleh komputer. Dia baru saja selesai memberikan pengumuman untuk para penduduk bumi agar mereka menyerahkan cokelat, sedangkan robot ungu miliknya mencari data-data tentang bumi dan penduduknya atas perintahnya.
"Maaf, Incik Boss. Sepertinya hanya sedikit penduduk bumi yang mendengarkan seluruh pengumuman Anda," lapor Komputer pada Adudu.
"Apa?! Kenapa bisa?"
"Sepertinya para penduduk bumi mengira pengumuman tadi adalah acara tv."
Adudu menggeram kesal mendengarnya. karena itu, Adudu menyuruh anak-anak buahnya untuk bersiap menyerang bumi. Ia juga akan mengaktifkan power sphera yang berhasil ia curi untuk membantunya menyerang penduduk bumi.
"Probe, cepat cari cokelat. Aku ingin mengaktifkan power sphera itu."
"Loh, kenapa aku?"
"Karena kau berwarna ungu." Setelah mendapatkan info dari robot itu bahwa penduduk bumi memakan makhluk hijau sepertinya, mana sudi dia keluar dari kapal angkasanya.
"Haduh, kenapa aku berwarna ungu, sih," lirih Probe, namun tetap mulai terbang keluar melaksanakan perintah tuannya.
.
.
.
.
Hari sudah sore. Warung minuman cokelat Tok Aba sudah mulai sepi. Karena ada keperluan mendadak dan keadaan warung yang sudah cukup sepi, Tok Aba mempercayakan warungnya pada cucu-cucunya untuk dijaga.
"Boboiboy, Naurah, kalian jaga warung, ya. Atok ada urusan sebentar."
"Hah? Kitorang mana reti?"
"Iya. Kalau nanti ada pelanggan, bagaimana?" Boboiboy dan Naurah protes.
"Halah, orang saja, kan? Bukan Alien. Sudah, kalian jaga saja sebentar. Baik-baik, ya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Naurah: The Elemental Hero's Sister (Boboiboy Fanfiction)
Teen FictionIni adalah cerita tentang Boboiboy, pahlawan dengan kekuatan elemental, dari sudut pandang adik kembarnya, Naurah. Boboiboy dan Naurah pergi ke rumah kakek mereka, Tok Aba, di Pulau Rintis untuk menghabiskan masa libur sekolah. Mereka tidak menyangk...