Kucoba tetep lanjut cerita ini walau bingung lanjutinnya ;)
Jangan lupa like + komen.***
Langkah Dira terhenti ketika menyadari jika Arumi saat ini tidak sendiri. Ada sosok lain di sampingnya. Sosok yang duduk di tempat yang Dira tinggalkan sebelumnya. Dua orang itu terlihat akrab.
"Dir!" panggil Arumi dengan senyumnya yang merekah. Perempuan itu melambaikan kedua tangan ke arah Dira. Sosok di sebelah Arumi pun menoleh. Se sosok laki-laki. Sosok itu begitu asing bagi Dira. Ia tak mengenalinya.
Dira berjalan mendekat. Dengan dua buah es degan di tangannya. Ketika sampai, ia menyerahkan satu di tangan kanannya pada Arumi dengan pandangan yang masih menilik sosok asing itu.
"Em, karena temen lo uda datang, gue cabut deh," ujar laki-laki itu seraya bangkit.
"Loh, katanya lo ngumpet dari seseorang. Dia uda pergi emang?" tanya Arumi penasaran.
Jeremy mengedarkan pandangannya kemudian menjawab, "Kayaknya sih uda pergi. See you Arumi. Semoga kita bisa ketemu lagi."
Ada semburat merah yang menghiasi wajah Arumi. Dan Dira sangat mengerti makna dari senyum simpul yang terlukis di bibir perempuan itu.
"Siapa?" tanya Dira seraya duduk.
"Gak tau," sahut Arumi menggeleng pelan.
"Lo nggak kenal?"
"Nggak."
Dira mengerjap menatap Arumi tak percaya. Sadar jika tengah diperhatikan, Arumi membalas menatap Dira dengan wajah polosnya.
"Kenapa?"
"Lo nggak kenal sama dia, lo nggak tau dia siapa, rumahnya dimana, tapi lo bisa ngomong akrab sama dia?"
Arumi tertawa dan menepuk ringan lengan Dira.
"Ya emang kenapa sih Dir? Emang aneh ya kalau akrab sama orang baru?"
"Nggak. Nggak aneh. Tapi kalau itu elo, ya aneh banget."
"Dih," cibir Arumi.
"Lain kali jangan begitu Rum."
Dira mulai menikmati es degan miliknya. Arumi kembali menatap sahabatnya.
"Gitu gimana?"
"Ngomong sama orang asing. Jangan diladeni kalau ada orang random yang ngajakin lo ngomong. Apalagi duduk deketan gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak FRIENDZONE
Fiksi PenggemarPernah gak sih suka sama seseorang tapi cuma di anggep bestie? Itu yang dirasain Dira sekarang. Naksir Arumi, sahabatnya sendiri dan cuma bisa jadi temen curhat aja. Bukan Dira gak ada usaha. Dia sering tuh nunjukin perasaannya. Cuma emang dasar A...