[MARI FOLLOW SEBELUM BACA]
✨Bukan Novel Terjemahan✨
FANTASI STORY
🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang
Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis.
Para pemeran uta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jena sampai ke kediaman Duke Horte begitu di jemput oleh Valina. Wanita itu tampak berdiri sambil menatap sinis ke arah bangunan bertingkat yang dimiliki oleh Duke Horte. Kebencian dan amarahnya tampak masih belum reda walaupun kejadian naas yang membunuh semua anggota keluarga sudah berlalu bertahun-tahun.
Valina langsung mengantarkan Jena ke kamar Tatiana, di sepanjang jalan ia masih sempat bingung kenapa sang lady tiba-tiba memintanya datang ke kediaman Duke Horte ini. Jena memerhatikan setiap sudut jalan yang ia lewati, menatap dingin para pelayan yang berbisik saat dirinya lewat.
"Kita sudah sampai," ucap Valina.
Mereka berdua berdiri di depan sebuah pintu kamar, Valina mengetuk pintu tersebut sebanyak tiga kali sebelum membukanya.
"Madam Ella sudah sampai nyonya," Valina masuk ke dalam kamar sembari menuntun Jena.
Di sebelah lain kamar terlihat Belle yang masih sibuk mengurusi tungku perapian, Tatiana bergegas untuk bangkit dari tidurnya dan menatap ke arah Jena.
Matanya melebar saat melihat waja Tatiana yang pucat dan tampak lemah,"ap-"
"Senang anda mau datang menemui saya Madan," potong Tatiana sebelum Jena membuka mulut.
Jena tersentak, ia barusaja terbawa emosi saat melihat keadaan Tatiana yang tampak tak baik-baik saja, ia berdeham. "Tentu saja yang meminta saya datang adalah anda Duchess."
Tatiana tersenyum simpul, setidaknya ia senang kalau Jena bisa membaca keadaan saat ini. Kalau dia sampai mengamuk tak jelas di kamar saat masih ada Belle dan Valina maka bisa saja rencana utusan kerajaan Lotrus itu gagal begitu saja.
"Belle, Valina," panggil Tatiana. .
Kedua pelayan tersebut menyahut serempak, "ya nyonya?"
"Aku ingin bicara berdua dengan Madam Ella, bisakah kalian menyiapkan sesuatu untuknya," ujar Tatiana dengan tatapan lemah.
Valina terlihat tak senang akan hal itu namun Belle terlebih dahulu mengiyakan permintaan Tatiana. Ia membungkuk dan berjalan meninggalkan kamar Tatiana sambil diikuti Valina yang terlihat tak senang.
Kini hanya ada Jena dan Tatiana di dalam kamar tersebut, Jena bergegas mendekati Tatiana dengan berlinang air mata.
"Lady, apa yang terjadi pada anda?" Tanya Jena dengan air mata mengalir di pipinya.
Tatiana tersenyum tipis, "ada sedikit kecelakaan saat aku kembali dari undangan ratu," jawab Tatiana sembari memperbaiki posisi duduknya.
"Apakah karena Duke Horte itu?" Tuduh Jena.
Tatiana bergeleng, "tentu saja bukan, ada seorang pelayan yang sepertinya tak senang akan diriku di kediaman ini," kata Tatiana yang langsung membuat jena naik darah.
Ia berbalik, "saya akan segera menebas kepalanya," ucap wanita itu dengan dendam.
"Jena tenanglah," Tatiana menahan wanita itu sebelum ia benar-benar berniat membuat masalah di kediaman Duke Horte, "lagipula Hans sudah menghukumnya," timbalnya menyakinkan Jena.