[MARI FOLLOW SEBELUM BACA]
✨Bukan Novel Terjemahan✨
FANTASI STORY
🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang
Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis.
Para pemeran uta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sampai makan malam Tatiana mengurung diri didalam kamarnya, berpura-pura tidur jika ada pelayan yang masuk atau memanggil dirinya. Pikirannya sedang runyam, ia sedang bingung akan semua hal yang memutari kehidupannya. Tatiana sedang berbaring di atas ranjangnya memeluk diary milik Tatiana asli. Ada satu halaman yang belum ia baca, halaman yang sempat memiliki bekas robekan di atasnya namun tak dilanjutkan dan beberapa bekas titik tinta yang melebar seolah Tatiana asli tidak fokus saat menulis bagian tersebut.
Ia perlahan membalik satu persatu kertas di buku usang itu. Menatap lekat setiap kata yang tertangkap di matanya. Halaman dimana kematian Duke Horte sebelumnya saja sudah membuat dirinya bingung apalagi akan halaman yang belum ia baca hingga saat ini. Kali ini Tatiana memberanikan diri untuk membacanya. Halaman tersebut sama kusamnya dengan halaman yang lain namun bagian atasnya sedikit memiliki bercak merah seperti darah.
Malam ini benar-benar malam yang mengerikan. Aku merasa kalau tuan Duke akan mengalami sesuatu kejadian yang tidak bagus kedepannya nanti. Sepertinya beliau masih syok soal pernikahan Putra Mahkota dengan Lady Cellia, saya sedih melihat beliau menangis setiap malamnya. Sama seperti ia menangisi sang ibu yang mati tragis. Ayah, ibu, maafkan putri bodoh kalian ini aku ingin mengakui sesuatu. Anakmu ini sudah jatuh cinta sejak 10 tahun yang lalu, saat pertama kali anakmu menatap sepasang pupil mata Ruby itu. Tapi masih bisa ku selimuti perasaan tak pantas itu dengan dendam dan amarah namun kali ini tak lagi bisa kupendam ibu, melihatnya yang menangis seolah separuh jiwanya direnggut lagi setelah pernah terenggut sekali. Ayah, ibu. Apakah ini perasaan yang konyol? Salah? Aku juga tak paham dengan diriku ini, tak ada kalian yang mengajariku akan cinta lagi, tak ada lagi kasih saya dan kehangatan keluarga dari kalian lagi, aku tak paham soal itu, ayah. Yang aku paham hanya aku dan dia tumbuh tanpa sosok orang tua. Ayahnya masih hidup namun seperti orang mati sejam istrinya meninggal. Ayah, ibu. Aku dengar disini ada seorang penyihir yang hebat bahkan mampu menukar jiwa, aku rasa tak ada salahnya jika aku melakukan hal itu bukan? Melanjutkan pembalasan ini rasanya mustahil bagiku namun tak mungkin juga aku gagalkan hanya karena perasaan cinta yang tak jelas ini. Maafkan aku ayah, ibu mungkin ini pilihan yang berat, tapi ini demi jalan keluar yang semua orang harapkan. Aku-
Tak ada sambungan. Jantung Tatiana berdetak kencang seperti kuda lepas dari kandang, tatapannya mulai menanar dan hampir saja pingsan.
"A- apa? Penyihir yang dimaksud tadi adalah Rue Martin atau saudaranya?" Gumam wanita itu dengan tatapan tak sangka. Jika memang benar maka dirinya benar-benar telah direncanakan agar memasuki tubuh ini.
Tatiana menatap kedua telapak tangannya yang perlahan-lahan basah oleh air mata. "La- lalu apa yang terjadi pada tubuh asliku? Bagaimana dengan diriku yang ada disana?" Tatiana bertanya tanpa henti, ia tahu tak akan ada yang menjawabnya namun ia tetap bertanya seperti orang yang telah kehilangan akal sehat.
Wanita itu memegangi kepalanya, melihat kilas balik kehidupannya sesaat. Waktu dimana hujan turun dengan sangat lebat, puncak gedung yang terlihat dan kendaraan yang berlalu lalang di jalan raya.