[MARI FOLLOW SEBELUM BACA]
✨Bukan Novel Terjemahan✨
FANTASI STORY
🙏Typo sebanyak dosa Malin Kundang
Akhir yang bahagia kedua pasang kekasih yang selama ini menjalani hubungan mereka dengan penuh rintangan akhirnya berakhir manis.
Para pemeran uta...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Setelah mendengar penjelasan dari Hans, bahwasanya Vainas menemani Tatiana selama sang dokter mengecek kondisi tubuhnya yang mendadak memburuk. Tatiana sungguh yang habis pikir pria seperti Vainas mau membuang waktunya pada wanita yang bukan Cellia.
Ini sungguh aneh, batin Tatiana.
Valina menyuapi bubur sedikit demi sedikit, setidaknya Tatiana sudah mampu duduk setelah memakan bubur tersebut. Belle langsung merapikan dan mengganti selimut yang digunakan Tatiana yang terkena sedikit noda bubur.
"Valina," panggil Tatiana dengan suata lunak.
"Ya nyonya?"
"Bisakah kau pergi ke butik Ella? Aku ingin bicara dengan Madan Jena," pinta Tatiana, saat ini akan sangat berguna jika ia menghabiskan waktu dengan orang-orang yang akan memperjelas dirinya di dunia tersebut.
Valina tampak bingung, "baik nyonya," jawabnya walaupun masih ingin bertanya.
Valina beranjak pergi meninggalkan kamar Tatiana, meninggalkan sang pemilik kamar dengan pelayan pribadinya yang lain. Belle tampak sibuk mengurus tungku perapian agar tetap menyala, sedangkan Tatiana kembali berbaring walau perutnya terasa kembung.
Barusaja Tatiana menghela nafas panjang setelah berbaring pintu kamarnya terdengar di ketuk oleh seseorang. Belle bergegas bangkit dan berjalan menuju pintu tersebut.
Pintu perlahan terbuka memperlihatkan Vainas yang datang dengan baju tidurnya.
"Tuan besar," Belle membungkuk membuat Tatiana terkejut.
Tunggu! Jangan bilang- batinnya.
Belle membukakan pintu lebih lebar, membiarkan Vainas masuk ke dalam kamar, Tatiana bergegas bangkit dari ranjang walau kepalanya terasa berdenyut.
"Berbaring lah," ucap Vainas seraya mendekat ke arahnya.
"Tapi."
"Berbaringlah," ulangnya, kini Vainas berdiri tepat di dekat ranjang Tatiana yang hanya beberapa inci.
Tatiana tetap berbaring, menatap kearah pria tersebut dengan tatapan penuh tanda tanya.
Apa yang dilakukannya kemari? Apa dia mau mengusirku karena membuat masalah? Pikir Tatiana.
Vainas menatap lekat Tatiana yang merasa akan di cekik saat itu juga, "sepertinya kau sudah lebih baik," kata Vainas dengan nada datar.
Tatiana mengangguk, "ya tuan Duke, saya sudah merasa baikan," jawabnya walaupun kepalanya kembali serasa akan akan pecah.
Vainas ikut mengangguk dan melipat kedua tangannya di depan, Tatiana menelan ludahnya saat menyadari kalau kancing atas kemeja putih yang dikenakan Vainas dibiarkan terbuka begitu saja, memperlihatkan otot dada yang sangat menggoda para wanita.
Kalau kau mau pamer sebaiknya lakukan lain kali saja! Astaga bisa gila aku, Batin Tatiana sembari menutupi kedua matanya.
"Jangan terlalu memaksakan tubuhmu, banyaklaj beristirahat," ujar Vainas lalu membalikkan badannya.